Prolog

302 26 5
                                    

Terbangun setelah merayakan kelulusan memang sebahagia itu. Namun jika dibarengi dengan hal yang tak terduga mungkin bercampur dengan amarah.

"Aisatt.. bukankah kemarin aku bersama temanku? Lalu sekarang apa?" bingung itu yang dirasakan Zaki.

"Hoamm.. apa yang membuatmu ribut di pagi hari?" Pria disampingnya bertanya.

"Shit.. siapa kau?"

"Kenapa kau terlihat terkejut bukankah kemarin kau yang melemparkan tubuhmu kepadaku?"

"Apa maksudmu? Aku tidak mengenalmu bajingan" Zaki marah memdengar ucapan pria itu.

"Oho.. apa one night stand perlu berkenalan sekarang? Bukankah rules ny seperti itu, setelah melayani lalu hilang seperti orang yang tidak pernah bertemu"

"Apa kau gila.. aku bukan seorang pekerja s*x asal kau tau" Zaki bersungut karena ucapan pria itu.

Ia segera bangkit dari tempat tidur untuk mengambil pakaiannya.

Sttt... Sakit, itu yang dirasakan Zaki saat mencoba melangkahkan kakinya menjauh dari pria itu.

"Mm.. apa aku perlu mengobati bagian belakangmu sebelum pergi?" Pria itu mengejek Zaki.

Zaki memberikan tatapan tajamnya lalu segera memakai pakaiannya dan pergi.

"Heii.. kau belum mengambil uangmu" kata pria itu saat Zaki sudah membuka kenop pintu.

"Aku bukan pelacur bajingaann.." setelah mengatakan itu Zaki pergi dengan membanting pintu.

Tidak lama setelah itu suara telepon berbunyi.

'halo tuan maaf menganggu pagimu'

'hmm katakan'

'mohon maaf tuan orang yang kemarin anda sewa untuk melayani anda kabur tuan. Saya sudah berusaha untuk mencarinya tapi tidak ketemu'

Deg

'biarkan dia pergi'

'baik tuan'

Telepon terputus.

"Jadi dia memang bukan pelac*r? Menarik.." senyumnya terbit saat mengingat wajah marah s*x partnernya tadi.

SanctuaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang