Pagi ini Jeongwoo benar benar sangat rewel. Giseok sudah banyak sekali memberinya mainan baru bahkan hal hal yang Jeongwoo sukai, dan semalaman juga serigala peliharaan Jeongwoo ini sangat berisik sampai membuat tetangga benar benar risih.
Biasanya, hal seperti ini terjadi ketika orang terdekat atau orang yang sangat dekat dengan Jeongwoo (siapapun itu) tandanya terjadi sesuatu dengan orang tersebut. Tapi Giseok tidak menduga kalau kabar tersebut ternyata adik perempuannya yang menjadi korban angin kemarin.
Awalnya Giseok tidak percaya, tapi sungguh. Sungguh adik perempuannya itu sangat dekat dengan Jeongwoo dan sang istri. Tapi sampai saat ini, Jeongwoo belum mengetahui kabar Hyesun sama sekali pasca kejadian dirinya seolah di hipnotis oleh Haruto bawa pergi dari tempat kejadian.
Bagi Giseok, Jeongwoo masih terlalu kecil untuk mengetahui semua hal tentangnya meski umurnya sudah 16 tahun. Giseok tau dulu dirinya pernah di ikat janji lewat mimpi oleh sosok wanita cantik yang ternyata itu adalah garis keturunan dari putranya.
Jeongwoo juga belum bisa mengontrol kekuatannya sendiri, belum tau mana kekuatan yang digunakan untuk kebaikan dan mana yang di gunakan untuk kejahatan.
Maka janji di dalam mimpi itu. Pada saat usia Jeongwoo menginjak 18 tahun, Jeongwoo berhak menguasai semua ilmu yang pernah sosok itu berikan saat Jeongwoo masih bayi.
Syaratnya. Jeongwoo harus pergi menggembala ke gunung Artegonwa untuk melakukan ritual yang bisa di bilang cukup jauh dari perkotaan. Awalnya Giseok menolak. Kenapa? Karena meskipun usia putranya menginjak 18 tahun, tetapi dirinya sebagai orang tua tetap tidak rela melepaskan putranya sangat jauh apalagi gunung tersebut terkenal sangat berbahaya.
Tapi jika janji itu di ingkari, maka putranya tak akan pernah selamat, Jeongwoo akan kembali di ambil oleh sang maha kuasa.
Saat ini, Jeongwoo berada di taman belakang bersama Giseok. Anak itu asik bermain ayunan sembari menggendong serigala di pangkuannya.
"Woppy kalau misalnya nanti Jeje sudah umur delapan belas, Jeje mau naik woppy biar Jeje bisa merasakan rasanya naik serigala!" Serunya bersemangat.
Giseok yang mendengar hal itu hanya bisa tersenyum getir.
Saat usiamu delapan belas tahun, kau harus menghadapi semuanya sendiri.
Tidak dapat membayangkan bagaimana jika suatu saat putranya berjuang sendirian. Giseok berharap putranya selalu pulang dengan keadaan sehat dan tanpa kurang satu apapun itu.
—Giseok melihat kanan kiri. Banyak sekali bunga bunga yang cantik dan semuanya berwarna putih. Tidak ada warna lain selain putih.
Tunggu! Tempat apa ini? Kenapa tempat ini seperti banyak kabut putih? Apakah ini surga? Hey! Berbicara apasih kau itu?
Giseok mencoba berjalan menelusuri jalanan yang ada di sana. Pandangannya tak berhenti melihat lihat sekitar. Namun saat ia terus berjalan, tidak sengaja kakinya menginjak sesuatu.
Giseok berhenti, ia melangkah mundur sedikit. Melihat sesuatu yang bersinar di tanah. Dengan perlahan, Giseok mengambil itu dan ternyata itu kalung yang sama persis dengan yang putranya pakai.
Sedetik kemudian, angin kencang bergemuruh, suara petir berada dimana mana. Kabut putih mulai tebal di campur cahaya putih.
Giseok menutup matanya sebentar agar kabut tersebut tidak terkena matanya. Namun saat mata itu kembali di buka, wanita cantik tersebut tersenyum. Ia mengambil kalung yang ada di tangan Giseok.
"Putramu memiliki garis keturunan dariku. Kami, bangsa selendang putih juga bangsa serigala putih."
"Pada saat usia putramu 5 tahun, aku akan mengirimkan satu anak serigala untuk putramu, dan aku yakin dia akan menyukainya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Line Of Descent
FantasyKelahiran bayi laki laki yang membuat sosok lelaki jangkung perawakan bak monster bangkit dari ritualnya. Sosok bayi yang memiliki garis keturunan dari ratu terkuat saat 750 tahun yang lalu. Bayi yang di incar oleh beberapa orang yang bukan manusia...