BAB 03 - Semestaku

113 10 5
                                    

***
.
.
.

Aku benar-benar lupa.

Tubuhku tidak bisa ku gerakkan bahkan hanya untuk bergeser satu senti. Dan orang itu sudah keluar dari kolam renang membuat air bercucuran dan menetes ke lantai.

Dia melangkah mendekatiku, dan setiap langkahnya meninggalkan jejak air yang nampak di lantai yang kering. Sekarang aku baru sadar bahwa si pirang ini hanya memakai celana renangnya yang pendek.

“Tunggu!” aku tiba-tiba bersuara.

Bisa kulihat bahwa dia berhenti dengan wajah bertanya-tanya, tapi sedetik kemudian dia kembali berjalan ke arahku.

Aku mundur, “berhenti di sana!”

“Kau— kau basah.”

Sial! mengapa aku kikuk?

Orang itu—Alucard—menatapku dengan wajah bingung. Lalu dia menatap dirinya dari atas sampai bawah kemudian kembali menatapku dengan cengiran khas nya.

“Maaf, aku akan ganti baju sebentar.” ucapnya lalu mengambil handuk yang ternyata terletak di meja di sampingku, setelahnya dia langsung melenggang pergi ke ruang ganti.

Aku menghela napas, sesaat aku baru menyadari bahwa sedari tadi aku menahan napasku.

Dan, sejak kapan jantungku berdetak sekencang ini?

Sial apapun itu, mengapa aku harus lupa bahwa Alucard adalah ketua Klub Renang? Jika aku ingat hal ini, maka aku dengan senang hati akan menolak permintaan tolong bahkan itu dari Ling sekalipun.

Beberapa menit berlalu, dan aku lihat Alucard keluar dari ruang ganti. Pakaiannya sudah kembali semula menggunakan seragam yang sama denganku, dia mendekat ke arahku sembari menggendong tasnya.

Entah itu firasatku atau memang dia selalu tersenyum seperti itu saat bertemu denganku?

Apapun itu, aku ingin cepat-cepat pulang!

“Ini.” Aku menyerahkan Map coklat yang ada di tanganku pada Alucard.

“Oh? Jadi kamu kesini hanya karena ini?” tanyanya entah kenapa wajahnya jadi lebih sedih.

Aku mengernyitkan dahi, “memangnya apa yang kau harapkan?”

Alucard mendengus, kulihat bibirnya sedikit dimajukan.

“Yah, aku berharap banyak padamu Grangy.”

Kedua alisku bertaut, mungkin aku tahu maksudnya.

“Terlepas dari itu, aku sangat senang karena kamu kesini apapun alasannya.”

Laki-laki di depanku menghentikan ucapannya sejenak, kemudian kembali mendekat ke arahku, dia mendekatkan wajahnya ke arahku. Mungkin lebih tepatnya dia ingin membisikkan sesuatu padaku.

“Tapi aku akan lebih lebih lebih senang sekali jika kamu kesini murni karena aku, hanya karena ingin bertemu denganku.”

Aku meremang ketika hembusan napas yang keluar dari mulutnya menerpa telingaku, belum lagi dengan suara beratnya. Aku mundur.

Ridiculous  |  AluNger ft. MLBB yaoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang