Gerbang tinggi yang menjulang didepan Naruto mengembangkan senyum pria yang kini mendapat gelar pahlawan Shinobi usai pertarungannya melawan Otsutsuki Kaguya, Uchiha Madara dan para sekutunya. Pria yang sedari kecil selalu dibenci masyarakat desa daun ini sekarang tidak merasakan lagi apa itu kebencian. Kini dunia Shinobi telah damai meski masih ada para perampok dan penjarah barang nakal yang meresahkan warga. Namanya juga hidup kalau tidak ada yang rusuh ya bukan hidup melainkan halusinasi.Naruto semakin mengembangkan senyumnya setelah melihat gadis berparas ayu yang berdiri tidak jauh dari pohon rindang. Senyum manis yang menghiasi bibir gadis itu membuat rasa lelah Naruto menguap entah kemana berganti dengan hawa panas membara. Ah, ternyata ada yang tegang tapi tidak sedang ujian.
"Naruto-kun." Hinata memanggil sang kekasih meski pelan namun Naruto masih mampu menangkap suara sang gadis.
"Haduhhhh, suara lembut itu..."batin Naruto.
Sai yang melihat perubahan gelagat Naruto tersenyum aneh, "Naruto, kau tegang?" Tanya Sai langsung tanpa basa basi.
Terang saja pertanyaan Sai mampu membuat tubuh jangkung itu tersentak, serta wajah Naruto berubah pias, dan itu sangat Sai sukai. Wajah Naruto yang seperti ini lah yang masuk dalam jajaran wajah langka.
"Apa terlihat Sai?" dan dengan bodoh binti polos Naruto bertanya seperti itu pada Sai.
"Ya, sangat terlihat. Bagian mana yang tegang?"
"Ma-maksudmu apa?" Gagap Naruto ketika menjawab pertanyaan dari Sai.
"Maksudku dadamu tegang tidak? Atau bahasa kerennya adalah berdebar," jawab Sai.
Naruto menghela nafas lega, belum apa-apa pikiran Naruto sudah kotor. Mungkin ini efek dua Minggu lamanya tidak bertemu dengan sang kekasih.
"Bercandaaaa," sambung Sai lagi, "Apakah milik mu tegang? Saat melihat Hinata apa yang terlintas dalam benakmu itu Naruto?" Ucap Sai dengan senyuman aneh ciri khas miliknya. Sesekali matanya melirik pada sesuatu diantar paha Naruto.
"Sai....!" Pekik Naruto malu, bisa-bisanya Sak mengatakan hal seperti ini dengan sangat santai. Naruto rasa Sai sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.
Dan Sai tertawa dengan puas setelah mengejek rekan se-tim nya itu.
Sesampainya didepan Hinata, Naruto tersenyum canggung, ucapan Sai tadi rupanya berpengaruh bagi dirinya.
"Sialan sai"
"Okaeri, Naruto-kun," sapaan yang tidak pernah absen menyambutnya ketika pulang dari misi. Gadis ini selalu melakukannya semenjak mereka resmi menjadi sepasang kekasih.
"Hinata kau sendiri?" Tanya Naruto dengan meraih jemari tangan kanan Hinata. Hal kecil yang selalu Naruto lakukan jika bertemu dengan Hinata. Seakan menegaskan pada siapapun bahwa Hinata adalah miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relation
Short StoryNaruto kira ketika menjalin hubungan asmara tidak ada hal yang akan mengganggu hubungannya bersama sang kekasih. Namun nyatanya semua hanya angan dipikirannya saja. Naruto baru menyadari bahwa cemburu itu rasanya melebihi orang yang sedang menahan b...