.
.
.***
Sampainya Naruto dan kawan-kawan di Iwagakure ketika hari sudah menjelang larut malam. Ketiganya sampai di gedung Tsuchikage, mereka langsung diarahkan untuk segera beristirahat.
Naruto mendapat satu ruangan dengan Sai, sedang Sakura mendapat ruangan sendiri. Merebahkan diri di ranjang yang lumayan besar namun ada dua ranjang di dalam ruangan ini, mungkin ruangan ini memang difungsikan untuk para tamu yang berkunjung ke Iwagakure.
Naruto memejamkan matanya, rasanya tubuhnya ini sangat amat lelah. Bagaimana tidak? Mereka memangkas waktu istirahat dijalan karena misi ini butuh penanganan cepat. Tsuchikage tadi berkata, sangat membutuhkan bantuan mereka. Kejahatan kali ini sangat benar-benar rapi, tidak sama sekali meninggalkan jejak. Naruto beranjak ingin membersihkan dirinya, matanya melirik pada Sai yang sudah terlelap. Tidak heran jika pria itu langsung terlelap Karena memang perjalanan yang tidak seperti menjalankan misi biasanya.
Air membasahi seluruh tubuhnya, rasa lelah tadi seperti ikut luruh bersama kotoran. Setelah beberapa saat membersihkan dirinya, Naruto keluar dari kamar mandi dengan masih mengusak rambutnya yang basah.
Melampirkan handuk ditempatnya, Naruto menuju balkon kamar. Rasanya ada yang menjanggal didalam hatinya. Resah.
"Hinata,"
Tidak seperti biasanya, mengapa hatinya begitu gundah ketika menjalankan misi. Mengapa pula pikirannya selalu tertuju pada kekasihnya di Konoha. Apa ini sisa efek dari ocehan para Shinobi Konoha malam itu? Tidak, dirinya harus percaya pada Hinata. Bukankah Hinata sendiri yang sudah menegaskan jika ia tidak akan berpaling? Bukankah dirinya pun sudah mengetahui seberapa besar rasa cinta kekasihnya?
Naruto merasakan semilir angin menusuk kulit namun tidak dihiraukannya. Ketika hendak akan masuk kedalam kamarnya, Naruto tak sengaja melihat seseorang yang mencurigakan. Pada akhirnya Naruto mengikuti orang tersebut. Dengan lincah Naruto meloncat dari balkon ke batang pohon. Bersembunyi diantara batang dan daun.
Seseorang ini menengok ke kanan dan ke kiri seakan sedang memastikan tidak ada yang melihat perbuatannya. Pria asing ini mengeluarkan sebilah kunai, dengan lihainya menggoreskan sesuatu pada batang pohon.
"Apa pria itu menggambar sebuah simbol?" Monolog Naruto, semakin menajamkan lagi penglihatannya. Naruto yakin orang ini termasuk dari kelompok yang meresahkan desa ini. Cukup lama pria ini membuat simbol, semakin membuat Naruto penasaran saja. Ingin rasanya ia meringkus orang ini namun Naruto harus ingat dia tidak boleh gegabah.
Beberapa saat kemudian pria itu selesai dan pergi meninggalkan pohon. Naruto bergegas mendekati pohon itu untuk melihat apa yang pria itu tadi buat.
Alis Naruto mengeryit heran, mengapa pria asing itu membuat tanda simbol seperti ini? Simbol desanya, Konoha. Apa mungkin untuk memberi tanda keberadaan Shinobi Konoha berada disekitaran sini? Agar anggota kelompoknya yang lain bisa mengetahuinya? Tanpa Naruto sadari, sedari tadi ada seorang lagi yang juga mengikuti mereka. Kini orang itu tersenyum miring dan berlalu tanpa suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relation
Short StoryNaruto kira ketika menjalin hubungan asmara tidak ada hal yang akan mengganggu hubungannya bersama sang kekasih. Namun nyatanya semua hanya angan dipikirannya saja. Naruto baru menyadari bahwa cemburu itu rasanya melebihi orang yang sedang menahan b...