Tiga

1.4K 146 42
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

***

Kesalahpahaman antara Naruto dan Hinata sudah terselesaikan. Kali ini masalah yang mendatangi mereka nyatanya tidak memudarkan rasa cinta keduanya, sebaliknya membuat mereka semakin percaya dengan cinta mereka masing-masing. Naruto kini tengah berjalan berdampingan dengan Hinata, menuju ke rumah Sakura dan toko Bunga Yamanaka. Tentu tujuan mereka untuk meminta maaf atas sikap Naruto kemarin. Dan Hinata setia menemani atau mungkin lebih tepatnya berjaga-jaga jika kekasih kuningnya ini akan mendapat serangan luar biasa dari Sakura.

"Kalian, ada apa?" Sakura heran dengan kedatangan dua sahabat baiknya. Ah, apa mereka akan mengantarkan undangan pernikahan? Alis sakura bertaut, tapi mengapa dia tidak tahu?

"Aku mengantarkan-,"

"Jadi benar kalian ingin mengantarkan undangan untukku?!" Pekik Sakura sebelum Hinata selesai menyelesaikan ucapannya, "Sejak kapan kalian mempersiapkan pernikahan kalian? Mengapa tidak memberitahuku?!" Cecar sakura tiada henti.

Naruto mengusap tengkuknya pelan, ia senang karena sakura mengira dirinya akan mengantarkan undangan pernikahan untuk sakura. Diam-diam Naruto mengaminkan tuduhan Sakura pada mereka.

"Tidak sakura-san, aku dan Naruto-kun datang kemari karena ingin mengantarkan Naruto-kun meminta maaf padamu atas kejadian kemarin," akhirnya tujuan sebenarnya terucap sudah oleh Hinata.

Sakura tertawa canggung, "A-ah, aku kira kalian mengantarkan undangan," malu sekali rasanya sakura. Jika dipikir lagi mana mungkin sahabat baiknya ini tidak melibatkan  dirinya dalam persiapan pernikahan kan?

"Nah, kau kemarin kenapa Naruto? Apa aku ada salah padamu?" Langsung pada intinya, Sakura sebenarnya juga penasaran mengapa Naruto bersikap diluar nalar seperti kemarin.

"Maaf Sakura-chan, aku hanya sedang tidak baik-baik saja," jawab Naruto.

"Kau sakit? Atau gagal misi?"

"Tidak, aku sedang cemburu,"

Hening. Tak lama tawa sakura pecah, ia tak menyangka jika Naruto bersikap seperti kemarin karena cemburu. Naruto menatap sakura kesal, dimananya yang lucu?

"Jadi kau marah-marah seperti kemarin karena cemburu? Memangnya siapa yang membuatmu cemburu sampai bersikap seperti itu?" Sakura tidak kepikiran sama sekali untuk alasan yang satu itu. Cemburu? Tidak Naruto sekali.

"Pada semua Shinobi di Konoha dan shinobi-shinobi lainnya," jawaban Naruto membuat sakura berhenti tertawa.

"Apa maksudmu?"

"Sudahlah, intinya aku meminta maaf atas kesalahanku kemarin," rasanya Naruto malu sekali. Kini ia sadar sikapnya kemarin adalah sikap paling konyol.

"Baiklah, aku memaklumi. Berarti kau sudah dengar ya, kalau kekasihmu yang cantik ini banyak yang mengagumi?"

RelationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang