Suasana makan malam ini begitu hening. Dengan suara dentingan alat makan dan piring kaca yang saling beradu.Nueng menyantap makan malamnya dengan tenang. Diseberang sana Palm juga sama sepertinya, sedang makan tanpa suara. Disamping Palm, ada Maggie yang makan bersama laki-laki itu.
"Selamat untuk pertunangan kalian, Palm dan Maggie. Semoga kalian akan selalu bersama." Tuan Pipop menatap Palm dan Maggie bersamaan.
"Terimakasih, Paman." Maggie menundukkan wajahnya malu. Sedangkan Palm hanya tersenyum ramah.
Nueng merasakan ada sebuah tangan kecil yang menyentuh lengannya. Sontak laki-laki itu menoleh pada Kate yang ada disampingnya.
"Aku tidak suka ayamnya, aku merasa ingin muntah ketika mencium baunya. Bisakah kau mengantarku kembali ke kamar?" Pinta Kate sembari menutup mulutnya.
"Baiklah." Nueng meletakkan sendoknya dan berdiri, membuat seluruh atensi kini menatap kearahnya.
"Aku akan mengantarkan Kate ke kamar, dia sepertinya sedang tidak enak badan."
"Rawat dia, Nueng."
"Iya, Pa." Nueng mengangguk kecil.
Kate berjalan dibantu oleh Nueng yang memapahnya, gadis itu menutup mulutnya ketika mencium bau ayam yang membuatnya ingin muntah terus.
Sesampainya di kamar, Kate menghembuskan nafasnya lega. Bau tidak sedap itu kini tidak tercium lagi oleh hidungnya.
"Sepertinya kau sakit, ingin ku panggilkan dokter?" Nueng menyelimuti Kate hingga sebatas dada. Kemudian mengecek suhu tubuh gadis itu yang cukup hangat.
"Tidak, aku hanya ingin tidur dan sembuh setelahnya."
Nueng mengangguk mengiyakan, "Aku akan menyuruh Maid untuk membuatkan mu teh hangat."
Belum sempat Nueng pergi, Kate sudah mencekal tangannya membuat Nueng mau tak mau berbalik.
"Ada apa?"
"Aku takut...," cicit Kate pelan sembari memegang tangan Nueng.
Nueng menelan ludahnya, ia sebenarnya juga sedikit takut. Bagaimana jika ketakutannya selama ini terjadi? Karena kesalahannya tiga Minggu yang lalu, bagaimana jika itu membuatnya dalam masalah?
Apalagi ia dan Palm baru saja menjalani hubungan yang baik, ia tidak ingin hubungan yang sudah ia perjuangkan selama bertahun-tahun itu hancur begitu saja karena kecerobohannya.
"Jangan takut, itu belum tentu benar."
"Tapi Nueng...sudah tiga minggu, bagaimana ini?"
"Tidak perlu khawatir, percaya lah padaku."
.
.
.
."Tuan!" Panggil Palm melihat Nueng yang turun dari lantai atas.
"Ya?"
"Saya membawakan teh untuk Nona Kate, saya dengar dari Maggie bahwa Nona Kate sedang tidak enak badan."
Nueng menatap secangkir teh hangat yang dibawa dengan nampan itu.
"Kau sendiri yang membuatnya?"
"Iya, Tuan."
Nueng mengangguk paham, lalu berjalan mendahului Palm dengan isyarat menyuruh Palm untuk mengikutinya dari belakang.
Laki-laki berparas tampan itu berjalan menuju kolam belakang rumah. Disana terdapat dua kursi bersantai dengan meja kecil ditengahnya, juga payung yang didesain seperti yang ada di pantai.
Nueng ingat tempat ini, beberapa Minggu yang lalu ketika ia duduk disini bersama Kate.
"Berikan padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss And Bodyguard [PondPhuwin]
Fanfiction"Sekarang aku mundur, Palm. Aku menyerah, aku tidak akan mengejarmu lagi setelah ini."