Happy reading.
.
.
.
.Malam yang sunyi menyisakan kenangan kelam dari masa lalu seorang gadis yang sedang memeluk lututnya dengan tubuh gemetar dan tangisan yang tidak berhenti.
Diluar hujan sedang membasahi bumi dengan deras dengan petir dan guntur yang saling bersahutan ditengah malam.
"Bunda.. bundaaa" gumam gadis tersebut dengan tubuhnya yang semakin gemetar.
Aninda Safitri seorang mahasiswa universitas di Yogyakarta, dia gadis biasa dengan beasiswa. Ayah dan ibunya telah meninggal dan kini ia hidup sendiri di kamar kos yang menjadi tempatnya meneduh.
Anin menutup telinganya dan terus memejamkan mata. Dirinya ketakutan dan rasa mual terus menggerogoti tubuhnya. Kematian ibunya yang mengenaskan diderasnya air hujan membuat dirinya trauma akan hujan.
Waktu berlalu dan hujan mulai reda, Anin membuka mata dan membeku. Dilihatnya ruangan yang mewah dengan barang-barang yang tidak ia kenali.
"Ini dimana.." gumamnya meneguk ludah gugup
Anin bangun dan berjalan menelusuri ruang kamar yang asing dimatanya. Sejak kapan kamar kosnya menjadi sangat luas dan penuh barang-barang mahal seperti ini.
"Apa aku tertidur semalam dan diculik?" tanyanya pada diri sendiri
Anin duduk di tepi kasur yang berhadapan langsung dengan jendela kamar. Pantulan dari kaca jendela membuat Anin diam tidak bergerak.
"I..itu siapa..?" Anin dengan perlahan menggerakkan tangannya dan pantulan itu juga mengikuti setiap gerakan yang dibuat Anin.
Anin berteriak sangat kuat karena terkejut dan bersembunyi dibalik selimbut. Kenapa semua jadi aneh begini dirinya kebingungan dan seperti orang linglung.
Memejamkan mata berharap keadaan kembali normal tapi ketukan dari pintu kamar membuat dirinya membuka mata.
"Apa itu ibu kos?" tanya Anin tersenyum kecil
Membuka selimut dan dia masih berada ditempat yang sama tapi ketukan dari luar pintu terasa nyata. Anin bangun lalu berjalan mendekat kearah pintu, menempelkan kepala di pintu dengan perasaan campur aduk.
"S-siapa?" tanya Anin memberanikan diri
"Ini saya non... bi rumi, non kenapa tadi teriak?" jawab bi rumi dengan pertanyaan diakhir ucapan
_bi rumi?_
Anin membuka pintu dan menatap wanita paruh baya dengan senyuman ramah yang menatapnya lembut. Siapa wanita ini itulah pikiran Anin.
Bi rumi terkejut saat Anin membuka pintu tapi saat melihat keadaan nonanya baik-baik saja membuatnya tenang dan bersyukur.
"Non mimpi buruk?" tanya bi Rumi mengelus pelan tangan Anin yang rasanya terasa hangat.
"Ini dimana bi?" tanya Anin tidak menjawab pertanyaan bi rumi.
Bi rumi berhenti dan menatap bingung Anin
"Ini dirumah non atuh.. dimana lagi""Bukan.. maksud aku kota atau negara dimana kita sekarang" ucap Anin menjelaskan pertanyaannya
Bi rumi terlihat diam tapi ayal menjawab pertanyaan dari nonanya ini " kita sekarang di Jakarta negara Indonesia"
"Jakarta?" gumam Anin kecil lalu termenung
Bukan hanya wajahnya yang sekarang berbeda tapi tempat tinggalnya juga berbeda. Ada apa sebenarnya ini sangat membingungkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis Or Figuran
RomanceAninda Safitri seorang mahasiswa universitas di Yogyakarta, dia gadis biasa dengan beasiswa. Ayah dan ibunya telah meninggal dan kini ia hidup sendiri di kamar kos yang menjadi tempatnya meneduh. - Kalau begitu, nama.. nama aku siapa?" tanya Anin...