part 2 - alana?

6 0 0
                                    


Selang beberapa detik berkat bantuan alana , langit berhasil sadar kembali

"Akhirnya kamu bangun juga" ujar Alana sambil tersenyum kepada langit

"Hmmm, makasih"

"Iyah sama sama , btw kamu langit kok ada di gudang?" Tanyak Alana keheranan melihat langit yang berada di gudang dan di penuhi luka

"Panjang cerita nya, dan kamu ngapain di gudang rumah ku?" Ujar langit sambil memegang dagu Alana

Alana yang ketakutan langsung mundur dari hadapan langit

"Ayah ku menjodohkan ku dengan seorang lelaki pewaris keluarga attharal , apakah itu kamu?" Tanyak Alana sambil kebingungan

"Kamu nanyak?"

Alana yang mendengar jawab itu langsung merasa kesal dan melempari langit dengan buku yang berada di samping Alana

"Plaakkk"
 
Sontak langit yang melihat kelakuan Alana malah tertawa bahagia

"Hhhhhhh sorry sorry" ucap langit sambil meminta maaf kepada Alana

"Jawab dulu apakah itu kamu?"

"Ya tentu"

"Tentu apa langit??"

" Tentu bukan aku"

Alana yang mendengar ucapan langit sontak merasa kebingungan dan memikirkan siapa yang akan di jodohkan dengan nya

"Langit please , tolong jawab siapa?" Ucap Alana sambil memohon kepada langit

"Kembaran ku , bintang"

Hah bintang , what sepertinya aku mengenali nya

" Iya kah?"

"Iya , dia pernah menabrak motor ku dengan mobil Ferari dengan plat BI 74 NG"

"Iya bnr itu plat mobil nya"

Sontak mendengar jawaban langit , Alana  langsung merasa kesal dengan bintang

"Langit apakah kamu ingin kabur dari sini?" Tanyak Alana sambil mendekatkan diri kepada langit

"Yah seperti nya"

"Tolong bawa aku bersama mu please" ujar Alana sambil memegang tangan langit

"Tidak itu akan membuatku dalam masalah"

"Apakah kamu tega meninggalkan ku bersama bintang yang jahat itu" ucap Alana sambil menangis

"Terserah"

"Kalau tidak gini ajah !! Tolong perkosa aku, jadi kalau aku udah gak perawan  aku gak bakal nikah sama bintang"  ujar Alana dengan bodoh nya

mendengar perkataan itu langit langsung pergi dari samping Alana

"Yaudah kamu boleh ikut aku"

"Bnr kah?"

"Bener"

Alana yang merasa bahagia pun langsung memeluk langit dari belakang, yang membuat keadaan mereka menjadi canggung

Malam pun tiba

Langit yang sudah memikirkan bagaimana dia bisa kabur dengan matang , langsung bisa keluar dari gudang bersama Alana

Rupanya langit melihat sebuah jalan keluar ketika melihat Alana masuk dari intelasi udara. Alana dan langit berhasil keluar namun mereka harus kembali bersembunyi saat melihat bintang dan bunda turun dari mobil

"Hufff pengen ku tonjok muka nya" ucap Alana dengan suara yang sangat kecil

"Diam Napa jangan berisik"

"Siap pak bos"

Bunda dan bintang pun sudah masuk kedalam rumah yang membuat langit dan alana bisa kabur dari rumah

Di jalan Alana ketawa bahagia karna bisa bebas dari perjodohan itu , namun berbeda dengan langit yang merasa terancam bila bersama Alana

"Alana , apakah kau membawa barang?" Ujar langit sambil melihat Alana dengan tatapan dingin

"Aku membawa handphone"

Sontak langit langsung mengambil handphone tersebut dan melemparnya ke jalanan

"Knp kamu menghancurkan hp ku Langit" ucap Alana sambil menarik telinga langit

"Jangan bodoh itu barang bisa membuat kita dalam bahaya"

"Ouh maaf" ucap Alana dengan penuh rasa bersalah

Tak terasa mereka telah jauh berjalan tanpa makan dan minum ,Alana merasa putus asa untuk berjalan lagi

"Langit aku udah capek"

Langit langsung berlutut dan menyuruh Alana naik ke pundak nya

"Naik cepat" ujar langit

Alana langsung naik ke pundak langit yang membuat Alana merasakan bahwa dirinya mulai menyukai langit ,, Alana yang kecapean mulai tertidur di pundak langit , tak selang beberapa menit langit masuk ke sebuah apartemen yang sangat mewah , langit langsung menidurkan Alana ke tempat tidur

Sedangkan langit langsung mandi dan mengobati luka luka di sekujur tubuhnya , selesai mengobati luka di tubuhnya langit langsung pergi ke kamarnya dan ternyata di apartemen tersebut langit hanya memiliki satu kamar yang kosong , langit yang tidak bisa tidur di lantai atau di sofa pun tidak punya pilihan lain selain tidur bersama Alana

Langit yang merasa canggung segera mengambil bantal guling dan menaruhnya di tengah sebagai batas di antara mereka berdua

Lanjut part 3

LangitWhere stories live. Discover now