Catatan : 14 Hari adalah short story, terdiri dari 3644 kata.
***
Awalnya Biu ingin membawa Doffy ke kampung halamannya, tapi setelah dipertimbangkan lagi sepertinya itu bukanlah pilihan yang bijak. Ibunya Doffy meminta Biu untuk menunggu di stasiun berikutnya. Katanya dia akan datang. Itu yang dia tulis dalam buku yang diberikan kepada Biu.
Namun, sampai jam menunjukkan pukul tiga sore, si ibu tetaplah belum menunjukkan batang hidungnya. "Apa kau percaya padanya, Biu? Kurasa wanita itu hanya mengarang alasan untuk membuang anaknya, kalau benar-benar sayang, dia tidak mungkin menitipkan buah hatinya kepada orang asing," celetuk Bintang sembarangan, dia sudah bosan menunggu hal yang tidak pasti.
Biu bergeming, dia memilih untuk tidak mendebat Bintang. Matanya melirik ke arah Doffy yang tertidur di pangkuannya. Anak manis itu sepertinya kelelahan.
"Ck, aku tidak pernah bertemu dengan orang se-menyebalkan dirimu." Bintang berdecak kesal.
Seharusnya Biu membawa kaca yang sangat besar untuk Bintang, barangkali lelaki itu lupa melihat cerminan dirinya sendiri. Dia bahkan lebih menyebalkan.
"Bintang ... kau aneh. Kau seperti sedang menentang hatimu sendiri." Kalimat Biu membuat Bintang mengangkat alis, dia tidak mengerti. "Entahlah, aku juga tidak tahu, hanya saja itu yang kurasakan sejauh ini. Rasanya kau mirip dengan Bible yang pertama kali kutemui."
Bintang tiba-tiba saja menyunggingkan senyuman, lengkungan itu mungkin artinya kesenangan? Karena Bintang tertawa kecil setelah mendengarnya. "Terima kasih karena telah mengakui bahwa aku tampan seperti Bible."
Oh, karena itulah dia tertawa. Kali ini Biu yang berdecak tidak terima, mirip bukan dalam artian wajah ataupun rupanya. "Aish, kutarik kembali kata-kataku."
"Tidak bisa, Biu. Aku sudah mendengarnya." Demi melihat ekspresi penuh percaya dirinya itu, Biu terkekeh pelan. Keduanya tidak jadi berdebat, malah asyik tertawa.
Namun, pemberitahuan di stasiun menyela keakraban mereka. Suara itu menyiarkan bahwa ibunya Doffy ada di pos pelayanan. Akhirnya penantian kedua orang ini tidak sia-sia. Biu langsung menggendong Doffy. Bintang berlari ke arah datangnya suara.
Ketika melihat wanita yang dikenal, Biu berlari menghampirinya bersamaan dengan Doffy yang berteriak memanggil sang ibu.
Doffy turun, memeluk ibunya dengan erat, berteriak kecil karena merasa ditinggal dengan orang asing. Wanita itu berlutut, mengusap puncak kepala anaknya, "Maafkan Ibu ya, Doffy."
"Bibi dari mana saja?" Biu turut mendorong banyak pertanyaan, seperti apa yang wanita itu lakukan, kemana saja dia pergi, dan banyak hal lainnya.
Wanita itu hanya menjawab singkat dan tersenyum tipis, katanya banyak yang perlu diselesaikan, terlalu merepotkan jika membawa Doffy. Biu menghela napas, dia mengerti dan memberikan arahan penting kepada wanita itu agar tidak sembrono lagi untuk meninggalkan anaknya bersama orang lain.
Mereka berpisah setelah berbasa-basi sejenak, menenangkan Doffy yang sempat menangis ketika hendak berpisah dengan Biu. Perpisahan adalah hal yang paling menyakitkan.
***
Rintik air di jendela kereta api menghalangi pandangan Biu untuk melihat pemandangan di luar sana. Hujan tiba-tiba turun menjelang malam, menghapus senja yang Biu nantikan. Biu mengembuskan napas berat. Tadinya dia ingin memejamkan matanya, tapi tiba-tiba hidungnya mencium aroma makanan.
Biu menoleh ke arah yang berlainan, di sana Bintang baru saja kembali dengan dua cup mie instan. "Untukmu," ujarnya menyerahkan satu cup mie yang masih berasap. Biu mematung, dia tidak merasa memesan makanan kepada Bintang.
![](https://img.wattpad.com/cover/353954940-288-k984006.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
14 HARI [SHORT STORY-END]
AventuraSeorang idol tampan nan berbakat tiba-tiba lenyap dari ruang kerjanya beberapa hari sebelum acara jumpa penggemarnya digelar. Hari hilangnya sang idola menjadi hari paling kelam bagi Biu. Dia adalah salah satu dari jutaan penggemar yang menggila bag...