iv.

846 90 2
                                    

. . . Malam telah tiba. Semua anak sudah membersihkan diri dan berganti pakaian. Mereka semua lanjut melakukan aktivitas mereka. Kecuali [Name] yang sedang melamun.

Tiba-tiba, sersan Seo masuk dan mengalihkan pandangan mereka ke arahnya.

"Sersan Seo? Ada apa?" Yoojung bertanya. "Ada [Name]?" Dia membalas. [Name] yang merasa namanya disebut langsung bangun dari lamunannya dan menengok ke arah sersan Seo.

"Kenapa?" Tanya nya. "Letnan memanggilmu." Jawab sersan Seo. "Ah.. baiklah." Balas [Name].

Setelah itu sersan seo menutup pintu dan pergi

"[Name], ada apa?" Yoojung bertanya padanya. "Ngga ada apa-apa kok. Letnan emang nyuruh aku buat ke ruangannya." Balas [Name].

"Untuk apa?" Tanya Hana, "Tentu saja karena dia adalah kapten junior. Pasti dia mendapat perintah." Jawab Bora. "Benar juga." Balas Hana.

[Name] beranjak dari kasurnya dan berjalan menuju pintu, dia membuka pintunya dan berjalan menuju ruangan sang letnan.

- - - -

Hening. Satu kata itu menggambarkan bagaimana suasana saat ini. Saat [Name] sudah sampai di depan ruangan sang letnan, dia mengetuk pintu tapi tidak kunjung mendapat jawaban. Jadi dia langsung saja masuk dan tidak ada orang disana. Dia memutuskan untuk duduk di kursi sambil menunggu sang letnan kembali.

- - -

"Yah, sshibal! Berkumpul, berkumpul!" Seru Ilha yang tiba tiba menyerbu asrama lelaki. Yang lainnya mulai bertanya-tanya dan berkumpul di sampingnya.

Yang lainnya mulai menyaksikan sebuah video di mana para para tentara menembaki hewan-hewan yang ada di kebun binatang. Para penonton mulai heboh. "Yah, sshibal... bukannya ini palsu?" Tanya Wootaek.

"Ya pasti." Balas Ilha, "Kenapa tentara membunuh hewan?" Hee-rak menambahkan.

"Ini benar-benar palsu."

"Tidak." Deokjoong menyangkal dengan menyilangkan lengannya, "Aku pernah melihat ini." Lanjutnya. Remaja itu naik ke atas meja dan mulai duduk di atasnya. "Salah satu hal yang dilakukan pemerintah sebelum perang terjadi.." dia memulai, "—adalah menyingkirkan hewan di kebun binatang."

Yang lainnya mulai mendengarkan Deokjoong dengan serius, "Harimau! Singa! Gajah! Mereka membunuh hewan-hewan ganas itu."

"Wae?" Chiyeol bertanya.

Deokjoong segera menoleh padanya, "Jika hewan kelaparan kabur, mereka akan memakan manusia. Itulah alasannya." Dia menjawab. Itu membuat para lelaki mulai berpikir dan ber-oh dengan tenang. "Lalu bagaimana dengan hewan yang tidak ganas?" Tanya Taeman.

"Mereka.. akan dibiarkan kelaparan dan mati." Jawab Deokjoong dengan sederhana.

Wootaek menyambar bungkus camilan yang ada di tangan Deokjoong, "Kelaparan sampai mati, bodoh." Katanya. "Hei, biarkanku makan keripiknya.." Deokjoong memohon. Namun sebelum yang lainnya bisa mengatakan apapun, Youngshin menepuk bahu Deokjoong "Jika perkataan Deokjoong benar.. itu artinya perang sudah di mulai."

Deokjoong menjilat jarinya sebelum menyilangkan kedua lengannya, "Mungkin itu benar.. entah itu sudah dimulai, atau segera dimulai." Katanya, yang membuat seisi ruangan terdiam.

"Tidak mungkin. Deokjoong, siapa yang memberitahumu?" Tanya Taeman, "Hah?" Deokjoong menoleh padanya. "Dari mana kamu mendengarnya?" Dia mengulang pertanyaannya. "Eeh— Parade Senapan Mesin. Film animasi." Kata Deokjoong dengan anggukan,

Taeman mendecakkan lidahnya. Yang lainnya juga mulai menggelengkan kepala mereka dengan tidak percaya karena sudah memercayai Deokjoong. Mereka mulai pergi dari meja lalu kemudian berbalik untuk memukuli remaja malang itu, "Deokjoong, yah kissekiya!" Seru Taeman.

𝗠𝗘𝗠𝗢𝗥𝗜𝗘𝗦 ┊ ᴅᴀs x ғ!ʀᴇᴀᴅᴇʀ (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang