2

20 4 3
                                    

Happy reading😘
sebelum baca budidayakan terlebih dulu like dan komenan selepasnya. lope yu🥰😘

_______

Dengan tubuh lunglai Haura keluar dari Rumah Makan.

Entah apa ciri khas Rumah makan ini bahkan mereka yang tidak sempat memesan makanan pun tetap diminta bayaran seberapa lama mereka berada di dalam. Jangankan makan, minum pun Haura tidak sempat. Kondisinya sudah sangat kacau hanya untuk sekedar memikirkan minuman.

Haura menewarang, lantas kembali terisak, "dasar cowok jahat!" umpatnya.

Kejam sekali Ryan terhadap Haura menelantarkan dirinya yang tidak tau sama sekali rute jalan di sekitar sini.

Ingin menghubungi Windi dan Aisyah takut mereka mempertanyakan hal  yang sebanarnya terjadi. Al hasil dengan sesegukan yang masih tersisa Haura memesan gojek online lokasi setempat.

Beberapa saat setelah Haura menunggu bak orang gembel di pinggir jalan, kang gojek menghampirinya.

"Mbak Hauratun Nisa yang memesan gojek online?" tanya kang gojek memastikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mbak Hauratun Nisa yang memesan gojek online?" tanya kang gojek memastikan.

"Iya bang," sahut Haura lemas. Memang perawakan kang gojek ini adalah abang-abang sebayanya yang masih berperan sebagai mahasiswa.

"Mau kemana Mbak?"

Haura terdiam sesaat, ia juga bingung hendak kemana. Pulang ke rumah juga akan menjadi malapetaka ke-2 untuk dirinya.

"Gak tau bang," Haura meratasi nasip sesaat. "Tempat rekomended yang ramai orang, ada ga bang?" tambahnya.

"Hemm,,, tempat yang ramai orang?" ia berpikir sejenak "gimana kalau saya antar ke taman hiburan kota saja Mbak? di sana ramai setiap saat," usul kang gojek yang tertera nama Afdal di akun miliknya.

"Boleh bang," Haura menyahut lesu.

Seperjalanan ke taman kota Haura cukup menyiksa kang gojek. Bagaimana tidak dia menjadikan punggung Afdal sebagai sandarannya secara penuh.

"Bang maaf ya, saya lemas banget lagi banyak masalah. Saya pinjam bahunya sebentar ya, udah nggak kuat."

Dengan perasaan tidak enak mau tidak mau Afdal hanya meng 'iya' kan ucapan Haura dan selepas itu dia cukup menyesal.

Bak film ftv gojekku adalah tempatku bersandar, Haura menangis sesegukan di bahu Afdal dengan helm bogo di kepala tanpa rasa bersalah. Sangat sulit untuk Afdal menyeimbangkan tubuh mengingat helm milik Haura terus-menerusan menyikut helmnya dan jangan tanyakan bagaimana kondisi punggung Afdal saat ini, bagian bahu basah secara keseluruhan.

"Ya ampun Mbak... saya tau Mbak punya masalah, semua orang juga punya masalah Mbak termasuk saya karena masalah saya sekarang adalah Mbak!" Ingin sekali Afdal berteriak demikian, namun ia hanya bisa membatin dalam.

BISMILLAH HALAL(15+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang