BAB 1

477 43 44
                                    

    Siapa yang tidak kenal bonten ? Kecuali saya...wkwkwk canda...ya bica ra soal bonten apa yang kalian pikir kan ? Bau darah ? Sudah biasa... bau narkoba...ah sudah tahu lah bau kriminal pastinya dan juga ganteng (terutama babang haitani ran wkwk wk).

Takemichi 22 tahun, seorang pebisnis cafe tampak cemas tentang berita bon ten beberapa hari ini, mana daerah ting galnya sudah sering terjadi kasus pem bunuhan misterius.

"Apa lebih baik ku tutup toko awal saja inupi...aku cemas kalau kau pulang ma lam...." Takemichi bingung.

Inupi, salah satu karyawan yang beker ja magang di sana sebagai salah satu mahasiswa tampak memperhatikan pemilik cafe yang kini resah.

"Tuan takemichi...fikirkan baik-baik... cafe ini sering sekali jadi tongkrongan favorit semua kalangan kalau malam hari, jika anda mau menutupnya anda akan mengalami rugi besar..." inupi cemas.

"Kalau masalah untung rugi tidak masa lah...tapi kau sebagai anak magang aku khawatir..." takemichi sedih.

"Anda jangan khawatir...saya baik-baik saja..tolong jangan berfikir sempit, demi kebaikan semua fikirkan baik- baik saya bisa menjaga diri saya..." inupi tersenyum.

Takemichi hanya menghela nafas, iapun tampaknya bimbang dengan kondisi ini, di saat itu juga hari sema kin menjadi sore dan pengunjung cafe kini malah semakin ramai pembeli.

Pindah ke tempat lain,
Saat ini anggota bonten bernama haitani ran tertawa lepas mendapati sudah menghabisi musuhnya, begitu juga dengan adiknya.

"Woi sanzu...mau di apakan ini..." rindou kesal.

"Biasa...mau di apakan saja boleh lah...asal sisa badannya di jual perintah boss..." sanzu bersenandung senang sambil memotong dan menguliti badan manusia.

"Ck...kenapa si di pasangi sama sanzu mulu...bosan tahu..." ran mulai menghidupkan rokoknya.

Di kala itu ia tampak terkejut menda pati pria tersenyum bersama temannya kini tengah pulang, ran sendiri tampak salah tingkah dan bersembunyi diam-diam.

"Ah...dia lagi...dia selalu manis dan cantik... meskipun aku di pasangkan dengan si gila psikopat (ente juga sama sadar oi) setidaknya melihatmu pulang dengan senyuman...aku sudah baha gia.." ran tampak memandang takemichi.

"Oi...ni-chan apa..." rindou memanggil dan di sumpah mulutnya oleh ran.

"Sttt...diam jika kau bersuara aku akan membunuhmu..." ran kesal.

Rindou melirik orang yang kini di pandang ran, ia baru menyadari selama ini biasanya kakaknya mudah bosan melakukan misi di tempat sama, namun ia sedikit tertegun melihat pria yang pergi bersama temannya.

"Oh...jadi selama ini kau selalu hobi ke sini karena ada gebetanmu..." rindou bt.

"Maksudmu ?" Ran kesal.

"Heh ni-chan...aku tahu kelakuanmu bagaimana...kau kan playboy dan gampang sekali bosanan....pantas saja kau tidak mau di tukar dengan Mochi..." rindou terkekeh.

Ran sendiri tampak salah tingkah dan menjewer telinga rindou karena malu.

"Sa..sakit...ni-san...sakit..." rindou meringis.

"Beraninya kau bilang begitu pada kakakmu...awas saja kau..." ran kesal.

"Hoi ada apa ini..." sanzu tampak menggotong pelastik isi potongan tubuh manusia.

"Biasa...ada merpati jatuh cinta.." rindou mengejek.

"Hah maksudnya ?" Sanzu.

"Kakaku ini sedang naksir seseorang... makanya dia tidak pernah mau ganti tempat membunuh...pantas saja..." rindou.

MY CINDERELLA (HAITANI RAN X TAKEMICHI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang