Keelokan Asmaraloka, Bandung. ✦ Segenap kenangan anindya t'lah ku ukir nan ku abadikan di praja Bandung, praja filantropi bagi kita berdua. Kan ku ukir jenama mu yang jelita seraya elok di sebuah abar-abar yang 'kan terisi kancap oleh lukisan warita kita, nan asma kita berdua: kedua insan yang tengah larut ke dalam asmaraloka. Segenap gelak tawa, ratapan, cumbu nan dahayu suah ku ringkas dengan apik di kota ini, nan tak akan lenyap hirap nan daim. Maka dari itu, walaupun ada miliaran bintang di bumantara, netraku akan selalu tertuju pada binar aksa mu yang anindya nan padmarini. Biarpunpun ada miliaran insan di bentala, aku 'kan tetap memilih mu. Andaikata ada yang bertanya-tanya "Pernahkah sekali saja terlintas dalam benak mu untuk pergi dari-nya?" Tentu saja, tidak.
-
senyuman yang indah menghiasi wajahmu yang elok itu. aku terpana hingga tak bisa merasa, nayanikamu memikat diriku 'tuk terus selalu bersamamu. aku bergeming, saat diriku mencoba menatap manik matamu dengan seksama serendipiti muncul tiba-tiba pada kalbu. manik padmarini yang selalu membuatku bahagia hingga ingin merasakan berahi dalam jangka waktu yang lama. di Bandung ini afsun yang dahulu terlihat aksa, sekarang tidak lagi. kau menemuiku tanpa adanya fiat antara kita berdua, namun aku bahagia perasaan gamang yang selalu menghantuiku seketika hilang. Bandung menjadi saksi bisu dari perjuanganmu, haechan. harsa akan hidup di bentala masuk dalam enoiaku. satya dari egnima ini 'tlah terungkap, yaitu kita berdua. jeremba yang selalu kau berikan kepadaku membuatku tak ingin berpisah darimu. Bandung yang kiwari ini, berbeda dari awal pertemuan kita. waktu dan latar memang berbeda namum, raga dan perasaan kita masih sama.