Chapter 13 "Perpisahan"

41 1 0
                                    

Waktu berlalu begitu cepat, dan tiba saatnya bagi Mia, Rangga, Tika, dan Ahmad untuk berpisah. Mereka akan melanjutkan kehidupan mereka masing-masing dan melanjutkan perjalanan mereka ke masa depan. Meskipun sedih untuk berpisah, mereka tahu bahwa persahabatan mereka akan terus hidup dan mereka akan selalu mengingat momen-momen indah yang mereka bagikan bersama. Mereka berjanji untuk tetap saling terhubung dan berkunjung satu sama lain di masa depan. Meskipun masa depan mungkin tidak pasti, mereka merasa yakin bahwa persahabatan mereka akan terus kuat dan mengikat mereka bersama selamanya.

Saat mereka bersiap-siap untuk berpisah, Mia mengambil sebuah kertas dan pulpen dari dalam tasnya. Dia memberikan kertas itu pada Rangga dan berkata, "Tulislah apa pun yang ingin kamu sampaikan untuk kita semua di masa depan."

Rangga mengangguk, mengambil kertas dan pulpen dari Mia. Dia berpikir sejenak, menatap teman-temannya dengan penuh emosi. Kemudian, dia mulai menulis dengan cepat, menuliskan kata-kata yang berarti bagi mereka semua.

Setelah selesai menulis, Rangga menyerahkan kertas itu pada Tika. "Sekarang giliran kamu," ujarnya.

Tika tersenyum dan mulai menulis di kertas itu. Dia menulis tentang betapa berharganya persahabatan mereka dan berjanji untuk selalu menjaga hubungan mereka.

Ahmad mengambil giliran berikutnya dan menulis tentang betapa bangganya dia bisa menjadi bagian dari kelompok ini. Dia berjanji untuk terus memperjuangkan mimpi mereka masing-masing dan selalu mengingat momen-momen indah yang mereka bagikan bersama.

Mia menjadi yang terakhir menulis di kertas itu. Dia menuliskan tentang perjalanan mereka yang indah bersama dan betapa beruntungnya dia bisa bertemu dengan teman-teman yang luar biasa seperti mereka. Dia berjanji untuk selalu menjadi teman yang baik dan selalu tersedia untuk teman-temannya, di mana pun mereka berada di masa depan.

Setelah menyelesaikan tulisan mereka, mereka saling bertukar kertas dan membaca tulisan satu sama lain. Mereka tersenyum, merasakan betapa pentingnya persahabatan mereka dan berjanji untuk selalu saling mengingat satu sama lain, bahkan ketika mereka jauh terpisah. Mereka merasa sedih untuk berpisah, tapi mereka yakin bahwa persahabatan mereka akan tetap kuat selamanya.

Tika menatap teman-temannya dengan sedih dan berkata, "Aku merasa tidak sabar untuk memulai kehidupan baru, tapi rasanya sulit untuk meninggalkan teman-teman aku di sini."

"Kita semua merasakan hal yang sama, Tika," jawab Ahmad. "Tapi jangan khawatir, persahabatan kita akan selalu terjaga meskipun kita berada di tempat yang berbeda."

Rangga menambahkan, "Kita harus tetap berkomunikasi dan saling berkunjung. Jangan lupa, kita semua memiliki mimpi yang sama dan kita akan terus mendukung satu sama lain dalam mewujudkan mimpi tersebut."

Mia mengangguk setuju, "Kita akan selalu mengingat momen-momen indah yang kita bagikan bersama, dan itu akan selalu menjadi pengingat bagi kita untuk selalu menjaga persahabatan ini."

Mereka semua tersenyum satu sama lain dan memeluk erat sebelum berpisah. Meskipun sedih, mereka merasa bahagia karena mereka memiliki persahabatan yang kuat dan tak tergoyahkan. Mereka berjalan pergi dengan senyum di wajah mereka, tahu bahwa persahabatan mereka akan selalu ada dan terus hidup di masa depan.

Tika mengangguk-angguk, mencoba menahan tangis. "Terima kasih, kalian semua. Aku tidak akan pernah melupakan kalian."

Ahmad mengambil tangannya dan berkata, "Jangan pernah ragu untuk menghubungi kami kapan saja, Tika. Kami selalu di sini untukmu."

Mia menepuk pundak Tika dan berkata, "Kita semua akan merindukanmu, Tika. Tetaplah tersenyum dan selalu berjuang untuk meraih impianmu, ya."

Rangga tersenyum penuh arti. "Dan kita akan selalu di sini untuk merayakan kesuksesanmu, Tika. Jadi, jangan lupa untuk terus berjuang."

Tika tersenyum dengan air mata di matanya. "Aku tidak akan pernah melupakan kalian semua. Aku mencintai kalian."

Mereka semua memeluk Tika, merasakan betapa berharganya persahabatan mereka dan berjanji untuk tetap bersama selamanya, meskipun mereka berada di tempat yang berbeda. Akhirnya, mereka berpisah dengan penuh kasih sayang dan harapan untuk masa depan yang cerah.

Mereka melambaikan tangan satu sama lain saat Tika pergi ke terminal keberangkatan. Setelah Tika pergi, mereka duduk di bangku dan mengobrol tentang momen-momen indah yang mereka bagikan bersama dan membagikan harapan untuk masa depan.

Mia berkata, "Aku harap kita semua bisa bertemu lagi suatu saat nanti."

Ahmad mengangguk, "Aku yakin kita akan bertemu lagi, Mia. Dan pada saat itu, kita akan bisa merayakan kesuksesan kita bersama-sama."

Rangga tersenyum, "Kita akan menjadi teman selamanya, tidak peduli di mana kita berada. Persahabatan kita akan selalu terjaga dan tetap kuat."

Mereka semua mengangguk setuju, merasakan betapa pentingnya persahabatan mereka dan betapa berharganya momen-momen indah yang mereka habiskan bersama. Mereka tahu bahwa perpisahan tidak selalu berarti akhir, karena persahabatan mereka akan selalu ada untuk mereka di masa depan.

Sambil mengambil napas dalam-dalam, Mia berkata, "Sekarang, mari kita lakukan satu hal lagi sebelum kita berpisah. Mari kita ambil foto terakhir kita bersama-sama di sini."

Ahmad setuju, "Bagus ide, Mia. Kita akan selalu memiliki kenangan indah tentang saat-saat terakhir kita bersama-sama di tempat ini."

Rangga mencari kamera di tasnya, dan mereka semua berdiri dengan senyum di wajah mereka. Mereka berpose dengan latar belakang bandara yang sibuk, tapi hanya kebahagiaan mereka yang terlihat dalam foto tersebut.

Mia menunjukkan hasil jepretan tersebut, "Bagus sekali! Aku akan mengirim salinan foto ini ke kalian semua, sehingga kita bisa selalu mengingat momen-momen indah ini."

Mereka semua merasa terharu dan bersyukur atas persahabatan mereka yang luar biasa, dan berjanji untuk tetap berhubungan dan merayakan keberhasilan satu sama lain di masa depan. Dengan senyum di wajah mereka, mereka akhirnya berpisah dengan harapan dan kebahagiaan untuk masa depan.

Tika yang masih di dalam pesawat, merasa sedih ketika menyadari bahwa ia akan merindukan persahabatan mereka. Namun, ia tahu bahwa mereka akan selalu menjadi teman baik, meskipun mereka berada di belahan dunia yang berbeda.

Dengan hati yang penuh harapan, Tika berkata dalam hatinya, "Terima kasih, Tuhan, untuk memberiku teman-teman sebaik mereka. Aku berharap kita semua akan mencapai impian kita dan bertemu lagi suatu saat nanti."

Tika memandang ke luar jendela pesawat, dan dengan senyum di wajahnya, ia merasa yakin bahwa persahabatan mereka akan terus berlanjut dan berarti bagi mereka di masa depan.

Saat Tika sedang memandang ke luar jendela pesawat, seorang penumpang di sebelahnya menyapa, "Kamu baik-baik saja?"

Tika tersenyum kepadanya, "Ya, aku baik-baik saja. Aku hanya merasa sedih karena meninggalkan teman-temanku."

Penumpang itu menepuk bahunya, "Jangan khawatir, kamu akan bertemu dengan mereka lagi. Persahabatan sejati tidak akan pernah terputus, meskipun jarak memisahkan."

Tika merasa senang mendengar itu dan berterima kasih kepada penumpang tersebut. Ia merasa bahagia bahwa meskipun dia berpisah dengan teman-temannya, ada orang asing yang menghibur dirinya di saat yang sulit. Dan dengan hati yang penuh harapan, Tika memutuskan untuk meraih impian-impian besar di masa depan dan bersiap untuk bertemu kembali dengan teman-temannya.

 Dan dengan hati yang penuh harapan, Tika memutuskan untuk meraih impian-impian besar di masa depan dan bersiap untuk bertemu kembali dengan teman-temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keajaiban Persahabatan di Sekolah BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang