chapter 4

13 2 3
                                    

  Jimin setelah meeting dia langsung pulang karena dia juga ingin berduaan dengan annisa
"Permisi tuan"ucap Hyungsik stafnya Jimin
"Apalagi"ucap datarnya
"Anda nanti besok harus keindonesia"
"Mau ngapain sih"
"Anda besok ada jadwal syuting di Jakarta"
"Gak bisa ditunda kok dadakan"
"Ya seharusnya saya kasih tahu Anda Minggu kemarin namun saya sakit dan tidak bisa hubungi anda"
"Yasudah kamu urus jam berapanya saya pulang dulu"
"Baik tuan"

  Dan setelah Jimin pulang dia melihat Annisa yang sedang main dengan temannya karena ada reunian namun Annisa juga tak lupa kalau ada Jimin disana dan Annisa juga selalu berbincang dengannya walaupun ada temannya yang sibuk ngurusin masa kecil saat masih SMP
"Annisa aku pulang"ucap Jimin sambil membuang jasnya ke arah tempat sehingga kearah mukanya teman Annisa
"Sayang itu temanku"ucapnya sambil menunjukkan jarinya
"Apa?"ucapnya sambil melihat kearah jari yang ditunjukkan oleh Annisa
"Astaga sorry ya"ucapnya sambil berlari mengambil jasnya kembali
"Ya tidak apa kok tenang"ucap teman Annisa
"Oh ya sayang aku sudah siapkan makanan untuk kamu sama makan"ucapnya sambil mengusir makan dan Jimin pun yang tak terima dia membungkukkan badannya dan dia pun melihat wajah Annisa
"Kamu ngusir aku Annisa"ucapnya sambil memainkan rambutnya
"Iya bukan gitu jimin"ucapnya sambil takut
"Sudahlah aku pergi ke kamar daripada aku disini ganggu kamu"ucap Jimin sambil meninggalkan Annisa
"Jimin!!!"ucapnya sambil ingin menahankan tangan Jimin
"Eh annisa itu pacar lu ya"ucap temannya
"Iya Tia itu pacar gw"
"Bukannya dia ini adalah CEO terkenal itu dan sekaligus idol terkenal"ucap Tia sambil rambutnya kearah telinga
"Tentu dia seorang idol dan CEO"ucapnya sambil minum dan tiba saja ada maidnya ke arah dia
"Maaf nyonya itu Jimin ngambek bahkan tadi saja dia melemparkan barang berharganya"ucap maidnya sambil membisik
"Ya sudah biar nanti aku urus"
"Baik nyonya"dan saat mau balik tiba saja dia melihat temannya juga ya karena maidnya ini adalah temannya yang bekerja dirumah Jimin
"Kamu kan putri ya"ucapnya sambil menunjukkan jarinya
"Iya ih senang banget aku bisa ketemu kalian lagi"ucap wini sambil berpelukan
"Aku ada urusan jadi kalian berbincang saja dengan putri ya"ucapnya sambil meninggalkan mereka
"Baik"

  Dan saat Annisa kekamarnya dia melihat kekasihnya itu sedang mengamuk dan rambutnya saja beracakan bahkan Annisa pun dia tidak tega dengan barang berharganya dia pun membenarkannya lagi dengan rapi
"Kalau marah itu bisa tidak jangan kebarang apalagi melemparkan barang berharagamu ini pun sampai pecah"ucapnya sambil mengumpulkan kaca² yang pecah yaitu barang berharganya Jimin
"Aku tak peduli"ucapnya sambil melihat arah luar dibanding melihat dirinya karena dia takut menyakitinya karena kalau Jimin marah terus melihat orangnya pasti dia selalu menyakitinya bahkan menamparnya
"Sayang udah dong jangan marah"ucapnya sambil memeluk badannya Jimin dari belakang
"Aku tidak marah"ucapnya dengan datar
"Kalau tidak marah kenapa kamu melemparkan barangmu Jimin"ucapnya sambil melihat wajah Jimin
"ya karena aku tidak suka kalau kamu mengusirku saat ada temanmu karena jika aku ada teman pasti aku selalu mengenalkannya"jelasnya dengan wajah sedih
"Ututu maaf ya"ucapnya sambil memeluknya
"Jangan diulangi lagi okey"ucapnya sambil melingkar tangan jari manisnya
"Hmm janji"ucapnya sambil dipeluk oleh Jimin
"Cantik banget pacarku ini"ucapnya sambil memeluknya dari depan
"Ya karena aku pacarmu Jimin"ucapnya dengan datar
"Hahahaha lucu"

my boyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang