Putar lagu diatas agar semakin terasa atmosfer nya
Cake -Melanie Martinez- (Instrumental)
.
Setelah jam olahraga di kelasku selesai, dan jam istirahat telasekolahku mendadak heboh, lagi. Persis dengan kejadian saat Lisbeth ditemukan meninggal seminggu lalu.
"Mengapa orang-orang ini pada heboh sekali, ya? Ada apa?" Nadira sama bingungnya dengan aku sekarang. Kami berdua menatap cengo ke arah kelas 11 MIPA 2 yang ramai.
"Kenapa kelas 11 MIPA 2 ramai?" tanyaku pada seorang gadis yang kebetulan lewat di sampingku. Gadis dengan rambut bob itu menatap kami berdua sejenak, lalu berkata, "Nara menyerang wajah Miss Riana dengan cutter."
Hah?
Nara? Yang benar saja?!
Aku dan Nadira saling tatap. Wajah Nadira syok.
"Kurasa, Nara tidak mungkin melakukan itu. Kau tahu, kan, kalau dia tipikal orang pemalu?" aku mengangguk pelan.
Setelah Lisbeth, kini Nara yang menjadi sasarannya?
Rahasia apa yang diketahui oleh Lisbeth saat itu, dan apa yang terjadi pada Nara?
"SHA!"
Aku segera melihat ke arah sumber suara. Menatap teman sekelasku yang terengah-engah karena berlari.
"Kau dipanggil oleh Mr. Ren, dan ditunggu di ruangannya."
Ini kesempatanku untuk bertanya padanya apa yang sebenarnya terjadi. Sebelum pergi, aku mengisyaratkan Nadira bahwa aku tidak melakukan kesalahan apapun yang membuat aku dihukum.
Dan disinilah aku sekarang. Berdiri di depan ruangan Mr. Ren.
"Ayo, Sha. Tinggal tanyakan ada perlu apa, dan kau bisa sekalian tanyakan padanya apa yang terjadi." monolog ku.
Tok tok tok
Ada jeda selama beberapa detik sebelum suara berat Mr. Ren mengatakan,
"Masuk."
Aku menghembuskan napas sejenak, dan menyentuh kenop pintu, lantas membukanya perlahan. Memandang lamat-lamat seluruh ruangan Mr. Ren, aku baru tersadar, ruangan ini bernuansa dark blue yang jika berada lama-lama disini, makin terasa mencekam.
BLAM!
Pintu itu langsung tertutup dengan kencang. Membuatku berjengit kaget dan spontan menghadap ke belakang. Disitulah Mr. Ren berdiri. Dengan jaket cokelatnya, dengan rambut berantakannya, dan tanpa kacamata.
Tunggu, tanpa kacamata?
Ia menatapku dengan datar, sebelum mengalihkan pandangan ke bawah. Satu tangannya masuk ke dalam saku jaket, sementara tangan yang lain memegang sebuah gagang pedang yang tidak ada pedangnya sama sekali. Itu yang dipandangnya.
"Anda memanggilku, Mr? Ada apa?" sekuat tenaga aku menstabilkan suaraku agar tak terdengar gemetar. Jantungku bergemuruh di dalam sana, dan kakiku hampir kehilangan tenaga.
"Mengapa kau mengikutiku kesana?" tanyanya, tanpa sedikitpun memandangku. Ia lebih memerhatikan gagang pedang nya. Aku susah payah menelan saliva. Berada satu ruangan hanya berdua dengan Mr. Ren sangat tidak nyaman. Ia terus-terusan mengintimidasiku dengan aura nya.
"Aku mau mengembalikan sapu tanganmu yang terjatuh kemarin." Untung saja aku masih membawa sapu tangan abu-abu milik Mr. Ren di dalam saku almamater. Aku langsung menyerahkan benda itu pada Mr. Ren.
"Kau membuat kesalahan besar."
Apa maksud Mr. Ren? Kesalahan besar seperti apa? Apakah salah jika aku hanya ingin mengembalikan sapu tangannya yang terjatuh? Apakah salah aku mengikutinya ke basement?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blue
Mystery / Thriller⚠WARNING⚠ Slow Update . . . . "Hei! Jangan berada di sekolah sampai larut malam! Kecuali kau ingin berakhir seperti Lisbeth." "Memangnya kenapa?" "Kau tidak tahu? Lisbeth Navylla, senior kita di kelas 12 ditemukan mati gantung diri di kelasnya."...