After 10 Years

312 28 0
                                    

[18+]

Hao dengan cepat berlari menuju kamar Hanbin setelah membaca majalah Dicon Volume 15 nya yang baru saja sampai siang tadi. Ia tergesa-gesa dan menelpon Taerae, roomate Hanbin, memastikan agar Taerae yang sedang menonton Televisi di ruang tengah agar tidak masuk ke kamar selama ada dirinya. Ia ingin menginterogasi Hanbin secara bebas berdua saja!!

"Sung Hanbin!! Jelaskan ini!!"

Hanbin yang baru saja sampai kamarnya setelah menyelesaikan aktivitas diluar terkejut karena kedatangan Hao secara tiba-tiba. Ia baru saja membuka bajunya yang penuh keringat namun malah dilabrak oleh Hao yang datang tanpa mengetuk pintu. Sekarang Hanbin bertelanjang dada, hanya memakai celana jeansnya yang belum sempat ia ganti di hadapan Hao.

Hao bersemu, tarik nafas, huft. Sebenarnya Hao pernah melihat Hanbin bertelanjang dada seperti ini tapi tetap saja ia belum terbiasa. Apalagi sekarang Hanbin rutin untuk membentuk tubuhnya. Otot bisep Hanbin sudah terbentuk dengan baik, pack pack di perutnya sudah mulai terlihat meski belum setegas atlet atlet diluar sana. Tapi keadaan Hanbin sekarang cukup membuat Hao ingin menggigit otot-otot itu. Sangat sexy.

"Kenapa ge?" Hanbin mendekat kepada Hao yang sepertinya dalam mood tidak bagus.

"INI!! Apa ini???" Hao menunjuk ke sebuah gambar yang ia ketahuai Hanbin lah yang menggambar itu dalam majalah Dicon Volume 15. Gambar itu menceritakan tentang harapan Hanbin  di 10 tahun mendatang.

"Itu harapanku sayang" balas Hanbin dengan senyuman.

"Harapanmu?? Kau menggambar dirimu berhadapan dengan orang lain dimana bibirmu monyong seperti ini? Harapanmu berciuman?" Hao emosi. "Katakan, siapa yang kau bayangkan disini? Siapa wanita ini? Kau berselingkuh Hanbin?" Hao berkacak pinggang sambil melotot tajam ke Hanbin.

Hanbin gemas sekali melihat kekasihnya seperti itu. Dengan gerakan cepat, ia menggendong Hao lalu menjatuhkannya ke tempat tidur. Ia lalu menempatkan dirinya disamping Hao dan memeluk kekasihnya itu dengan kuat. "Aduh gemas sekali kekasihku" Hanbin tidak main-main dalam melilit Hao dengan seluruh kaki tangannya.

"Lepas" Hao mencoba memberontak dalam pelukan Hanbin. "Jawab pertanyaanku Sung Hanbin"

"Ini syuting drama hyung" Hanbin mengambil alih majalah yang Hao pegang. Ia menuntun tangannya sendiri ke arah gambar itu dan menjelaskannya perlahan. "Yang bibirnya maju ini pemerannya, yang ini kemejanya. Yang bilang 'Okay, cut' ini bapak sutradaranya. Hao Hao paham?"

"Tapi kenapa harus berciuman?"

"Itu contoh adegan saja sayang, mudah digambar"

"Ini siapa dengan siapan?" tanya Hao lagi.

"Siapa saja terserah, aku berharap berperan dalam drama. Tidak masalah menjadi siapa saja"

"Tapi kalau nanti adegannya ada adegan berciuman, kau akan melakukannya?"

Hanbin bangkit lalu menarik Hao hingga Hao duduk di pangkuannya, ia menatap Hao lembut "Profesi kita apa sayang?"

"Idol"

"Benar. Apa tugas Idol?"

"Membuat orang lain tersenyum?"

"Benar lagi. Kalau kita sedang sedih dan tidak ingin tersenyum bagaimana?"

"Kita harus tetap tersenyum di depan kamera meskipun tidak ingin. Itu profesionalitas, kita harus berpura-pura"

"Pintar sekali kesayanganku ini" Hanbin menarik Hao ke dalam pelukannya hingga Hao tenggelam di dada telanjangnya. Ia mengusap pelan punggung Hao. "Kalau suatu hari nanti aku dipaksa mencium seseorang di depan kamera, itu semua pura-pura. Itu profesionalitasku sebagai seorang penghibur. Aku harus melakukannya untuk kepentingan cerita walau sebenarnya aku tidak ingin"

"Kalau aku cemburu nanti bagaimana?"

"Sayang. Itu semua pura-pura. Yang mencium nanti karakter dramanya, bukan Sung Hanbin" Hanbin menarik Hao agar duduk tegap lagi dan menatapnya. "Karakter di drama itu akan mencium orang di drama seperti ini"

Hanbin mendekatkan bibirnya ke bibir Hao. Ia menggerakkan bibirnya sedikit dan menutup mulutnya rapat-rapat. Hanya bibirnya yang bersentuhan sedikit-sedikit ke bibir Hao tanpa berniat untuk mendorong bibir itu atau mengulum bibir itu. Tidak ada saliva yang menetes, bibir Hanbin terasa jauh walau bersentuhan. Ciuman itu sangat hambar.

Hanbin menarik wajahnya dan kembali menatap Hao. "Kalau mencium kekasih cantikku, seperti ini"

Hanbin kembali mendekatkan wajahnya dan menutup matanya. Ia menyentuh bibir Hao dan menekan bibir itu dengan bibirnya secara lembut. Dengan perlahan Hanbin mengulum bibir itu secara bergantian. Atas dan bawahnya semuanya Hanbin  kulum bergantian. Beberapa saat setelah membasahi atas bawah bibir itu, lidah Hanbin mengetuk.

"Eungh.." Hao melenguh saat lidah Hanbin mencapai mulutnya. Tempo ciuman Hanbin lembut, tidak berantakan meskipun lidah Hanbin menguasai mulutnya. Hao mulai menikmati ini, ia meremas rambut belakang Hanbin untuk menyalurkan perasaannya. Sedangkan Hanbin masih setia mengusap punggung Hao.

Ciuman itu tidak berlangsung lama karena Hao mendorong pelan Hanbin saat nafasnya sudah akan habis. Hanbin yang peka pun melepaskan Hao. Ia tersenyum melihat Hao yang meraup udara dengan rakus. Karena gemas, Hanbin memberikan kecupan kecil di bibir Hao yang bengkak.

"Sekarang hyung tahu bedanya?"

Hao mengangguk.

"Jangan meragukanku ya. Aku sangat mencintaimu, aku tidak akan berpaling apalagi sampai selingkuh. Aku bersumpah akan selalu mencintaimu meskipun mungkin 10 tahun lagi kita tidak ada di grup yang sama lagi" kata Hanbin.

Hao memeluk Hanbin hingga Hanbin terdorong ke atas tempat tidur. Ia menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Hanbin, menumpahkan seluruh berat tubuhnya ke tubuh kuat kekasihnya itu. "Aku tidak ingin berpisah. Apa ZEROBASEONE tidak bisa dibuat permanen saja?"

"Kuharap bisa" balas Hanbin sambil mengusap punggung Hao pelan. "Tapi kalaupun tidak, berjanji lah kita akan saling meluangkan waktu untuk bertemu nanti. Gegeku juga jangan nakal, ingat sudah punya kekasih jadi jangan tebar pesona kalau kerja di tempat yang baru nanti"

"Hanbin bau keringat" gumam Hao karena wajahnya total terbenam di dada telanjang Hanbin.

Hanbin terkekeh. "Aku belum mandi, ini sekarang mau mandi. Temani aku"

"Tidak mau. Dasar nakal!"

Hao langsung melepas Hanbin dan berlari keluar dari kamar Leader sekaligus kekasihnya itu. Dapat Hao dengar jika Hanbin tertawa mengejeknya dibelakang sana. Hao tidak peduli, ia hanya ingin lari sebelum terseret Hanbin untuk menemani laki-laki itu membersihkan tubuhnya.

END
.

.

.

Chunhee Hwang :
Kepikiran aja sama drabble ini karena gambar Hanbin 10 tahun kedepan di Dicon hehe

My Other Half (BinHao/Haobin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang