BRAKK.!!
"Eh setan ngent*d"
"Gimana ceritanya setan bisa ngent*d?" Tanya Liz dengan muka polos nan lugu.
"Namanya kaget anj", Jinni peksmail.
"Lo kenapa Yih?datang datang nendang pintu segala" Yuna membuka suaranya.
"Gak, tadi ada cowok otaknya sudah miring. Ganteng sih tapi bikin naik pitam" Hiyyih mendengus kemudian duduk di kursinya.
Teman teman nya menatap Hiyyih heran.
"Sudahlah gausah dipikirkan", Sambung Karina.
"Hm" Hiyyih hanya menjawab dengan deheman.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Kringgg~
Bel berbunyi menandakan waktunya istirahat. Semua orang berhamburan keluar untuk memberi makan cacing yang ada di perut mereka.
Hiyyih and the geng keluar kelas dan menuju kantin. Mereka memilih duduk di meja paling pojok.
"Siapa yang pesan?" Tanya Xiaoting.
"Lo aja" Jawab mereka kompak.
"Gw lagi gw lagi" Xiaoting memasang muka masam.
"Sebagai yang tertua harus banyak berkorban, ya gak guys?", Tanya Yuna.
"Yoi"
"Yaudah buruan mau pesan apa?"
"Samain aja" Jawab mereka acuh tak acuh.
Xiaoting langsung rolling eyes. Kemudian pergi memesan makanan.
____________________________________________
"Halo boleh gabung?" Tanya seseorang.
Sontak mereka semua menoleh.
"Gak!"
Sebelum mereka menjawab Karina terlebih dahulu menjawab dengan ketus.
"Loh Rin? Tumben?? Biasanya lo langsung bolehin aja" Tanya Liz.
"Mereka boleh, oknum bernama Jaemin tak boleh" Karina rolling eyes.
Mereka semua geleng geleng kepala. Tak habis habisnya mereka tuh berantem.
"Jadi boleh gak nih?" Tanya Jihoon.
"Boleh" Jawab Liz dengan senyuman manis.
Lalu mereka pun duduk. Berbeda dengan Kai yang sudah duduk duluan di samping Hiyyih.
"Lo kenapa sih harus duduk disini?" Karina menatap Jaemin dengan tatapan melotot.
"Gak boleh?"
"Gak!"
"Udah sih weh kalian berdua ribut mulu" Yuna menengahi.
Karina mendengus kesal. Hiyyih yang melihat itu hanya geleng geleng. Dia tidak sadar sedari tadi dia diperhatiin oleh seseorang.
"Oh iya to, lo kan kepo nih sama adeknya Kai, tuh adeknya" Tunjuk Jeongwoo pake dagu.
Haruto menatap Hiyyih dengan tatapan sulit diartikan, Sedangkan yang ditatap melayangkan tatapan sinis.
Tak lama kemudian Xiaoting datang membawa pesanan teman temannya.
Setelah itu mereka makan dengan tenang. Berbeda dengan Haruto yang selalu menatap Hiyyih tanpa berniat menyentuh makanannya.
'Cantik'
'Gw akan pastiin lo bakal jadi milik gw'
"Woy to" Panggil Jihoon.
"Hm"
"Lo kenapa?"
"Gak" Haruto pun beranjak dari kursinya lalu pergi.
"Lah? Kok pergi?" Jihoon menatap dengan heran.
"Halah, palingan mau bolos" Heeseung menimpali lalu memakan ramennya kembali.
"Nih makanan kagak dimakan?" Tanya Jeongwoo.
"Udah biar ama gw aja ntar" Jawab Jinni.
"Dasar gentong" Ledek Yuna.
"Bodo" Jinni mencibir.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Kai, tunggu" Haruto mengejar Kai sedangkan yang dipanggil menoleh ke belakang.
"Kenapa?" Tanya Huening Kai dengan dahi yang berkedut.
"Gw boleh minta nomor adek lo gak?" Tanya Haruto seraya mengeluarkan ponselnya.
Kai dengan dramanya menutup mulutnya. "Lo serius?" Tanya Kai memastikan.
"Iyalah. Ngapain juga bohong" Jawab Haruto datar.
"Kena sawan lo? Bisa-bisanya minta nomor adek kampret gw segala. Suka lo sama dia?" Haruto merolling eyeskan matanya.
"Gw cuman minta nomornya doang elah, sekalian nambah kontak"
"Gak percaya gw. Pasti lu ada maksud apa-apa kan?" Ucap Kai suudzon.
"Sembarangan betul congor lu"
"Tapi emang betul sih" sambungnya dalam hati."Yaudah catet", Setelah itu Haruto mengetikkan nomor Bahiyyih di ponsel mahal miliknya.
Setelah mencatat nomor Bahiyyih di ponsel miliknya Haruto pergi meninggalkan Kai begitu saja tanpa ada ucapan terimakasih. Kai yang melihat itu ingin sekali mensepak kepala Haruto seperti sepak bola tapi sayang dia masih ingin hidup.
" udah dikasih gak ada rasa terimakasih banget, sialan!"
To be continuous.