"A-ah... Ojou-sama, nghh..."
Ruangan itu di sinari oleh cahaya bulan purnama yang masuk melalui jendela yang dibuka lebar-lebar. Tidak perlu khawatir akan ada orang yang melihat, lagipula mereka berada di lantai teratas sebuah kastil di tengah hutan.
Seorang pemuda berbaring telanjang diatas kasur. Tubuhnya yang disinari cahaya bulan tampak berkilau karena keringat. Telinga, pipi dan lehernya merona merah dengan dada naik turun bernapas dengan cepat. Kedua tangannya mencengkeram seprai di sisi kepalanya dengan kuat. Bibirnya yang terbuka tidak bisa berhenti mengeluarkan suara-suara erotis hingga air liur mengalir ke pipinya.
"Nghh... Ojo-Aah!"
"Hari ini kamu sangat manis. Bukan begitu, Shin?" Seorang Tuan Putri mengelus pipi panas dan lembut pelayannya sambil tersenyum.
Mata sebiru langit itu menatap Tuan Putri berkaca-kaca. Tangan Tuan Putri turun dari pipi kemudian leher sampai ke dada. Sentuhan halus itu membuat tubuh si pelayan gemetar.
"Mmh..."
Secara naluri si pelayan menolehkan kepalanya kesamping saat Tuan Putri menjilat dan menggigit leher putihnya, membuat tanda kepemilikan. Jemari yang terampil memainkan puting merah muda yang berdiri tegak.
"Hah... Ah! Ojou-sama, nghh..."
Tuan Putri mengangkat kepalanya, tersenyum senang melihat pelayannya yang biasanya rapi menjadi berantakkan dengan bekas gigitan di leher, bahu dan dadanya. Sangat manis melihatnya menatap kearah dimana mereka bersatu dengan malu-malu. Tuan Putri kembali menurunkan kepalanya, berbisik dengan suara rendah tepat di telinga pelayannya,
"Panggil namaku, Shin."
Pelayannya mengerang, padahal sejak tadi dia terus mendesahkan nama 'Ojou-sama.' "Ojou...ngh, Ojou-sama."
Tidak senang dengan jawaban itu, Tuan Putri mencubit kasar puting yang menegang membuat pelayannya setengah berteriak. Rasanya sakit sampai membuat air matanya menetes tapi bagian bawahnya berdenyut kesenangan.
Tuan Putri berbisik sekali lagi, "Bukan nama itu, Shin,"
Kali ini Tuan Putri menjilat kemudian mengulum telinga pelayannya yang sensitif. Jari yang terampil memainkan puting yang sedikit bengkak sementara tangan Tuan Putri yang bebas menautkan jarinya ke jari pelayannya yang secara refleks menggenggam tangannya. Jemari ramping pelayannya terasa pas dalam genggamannya. Gerakan tubuh bagian bawah Tuan Putri semakin cepat membuat jari-jari kaki si pelayan menekuk nikmat dengan tubuh semakin gemetar.
"Ah! Aah! Nghh... Ahh, hh."
Begitu banyak rangsangan membuat kepala si pelayan sedikit pusing, dia tidak bisa menghentikan tubuhnya untuk bereaksi pada setiap sentuhan atau menahan suara erotis dari bibirnya. Meski begitu, pelayan yang terlatih ini sedang memikirkan perintah yang dikatakan Tuan Putri tadi.
"Ah! Azu-nggh... Azusa-sama... Aah,"
Tuan Putri tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum, bahkan dalam keadaan seperti ini pun pelayannya yang baik tetap menggunakan sufiks sopan untuk memanggil dirinya. Tuan Putri mencium dalam bibir pelayannya karena dia begitu manis.
Pelayannya menatapnya dengan mata berkaca-kaca dan wajah berantakkan oleh keringat, air mata juga air liur. Tuan Putri menggenggam erat tangan si pelayan sementara tangan satunya mengelus lembut rambut yang lembab karena keringat. Tuan Putri ingin melihat wajah pelayannya ketika dia mencapai puncak kenikmatan dan tentu saja dia paham betul apa yang perlu dilakukan.
"Aku mencintaimu, Shin."
Pelayannya menggeram, tubuhnya bergetar hebat, "Nghh, Sa-saya juga... Mhh, ah! Azusa... Azusa-sama...ngh, ah!"
"Aah!"
Di sebuah kastil di tengan hutan, bulan purnama bersinar dengan terang. Dalam keheningan malam dua insan melebur menjadi satu. Dalam kegelapan Tuan Putri mencium pelayannya dengan khidmat.
***
Ini adalah kisah permulaan perjalanan seorang Tuan Putri mencari jati diri dengan mencari orang yang percaya sepenuh hati padanya. Tentu saja Tuan Putri akan menemui banyak pria manis dalam perjalanannya. Mungkin manusia serigala atau pembunuh bayaran atau penyihir ratusan tahun atau bahkan incubus.
***
Kosakata :
Ojou-sama = Tuan Putri
Sama = Gelar ini digunakan untuk menyebut orang dengan tingkat yang lebih tinggi dari dirinya.Terima kasih sudah membaca :D
KAMU SEDANG MEMBACA
[Femdom] not that Useless Princess!?
Romance"Ojou-sama," Panggilan lembut dengan senyum manis. "Goshujin-sama!" Ceria dan bersemangat, kibasan ekornya sangat imut. "...Nee-san?" Agak kikuk sebenarnya dia ingin kepalanya dielus. "Oi, manusia." Terdengar menghina tapi telinga elf-nya sangat mer...