Arc 1.3 : Tuan Putri & Peliharaannya

219 25 12
                                    

Di dalam kereta kuda sewaan Azusa duduk bersedekap dengan Shin dan serigala kecil yang duduk di depannya. Hari sudah mulai gelap dan akan berbahaya jika berjalan kaki ke kastil tengah hutan. Saat ini, mereka sudah setengah jalan sebelum sampai ke kastil.

Sebelum pulang Azusa membawa serigala kecilnya ke klinik hybrid untuk diperiksa. Seperti sebelumnya si hybrid serigala bersikap agresif dan ketakutan saat dokter hendak memeriksanya, beruntung Shin segera menenangkannya dengan dengan memeluk sambil mengelus kepala si serigala dengan lembut. Pemeriksaan pun berjalan lancar dengan si hybrid serigala yang terus memeluk Shin. Memang tidak ada yang bisa menolak pesona malaikat Shin.

Menurut dokter usia serigala kecil ini sekitar tujuh belas atau delapan belas tahun. Hasil pemeriksaan menunjukkan jika si hybrid serigala dehidrasi dan kurang gizi, selain itu kedua kakinya lemas karena sudah lama tidak digunakan untuk berjalan, mengingat dirinya selalu dikurung di dalam kandang sempit. Suaranya menghilang karena syok yang dialaminya di masa lalu yang Azusa belum tahu apa penyebabnya.

Dokter sudah mengobati luka luar juga memberinya vitamin dan obat-obatan yang harus diminum dalam jangka waktu tertentu. Untuk kaki dan suaranya akan sembuh seiring berjalannya waktu. Kata dokter setelah suaranya kembali si hybrid serigala bisa diajari bahasa manusia untuk memudahkannya dalam berkomunikasi. Azusa mendengarkan penjelasan dokter sambil mengangguk-angguk setengah mengerti setengahnya mengantuk.

***

Hybrid kecil di depan Azusa terlihat begitu canggung, matanya yang bulat berwarna kuning keemasan menunjukkan ekspresi cemas yang jelas. Sesekali anak itu melihat keluar jendela kemudian menatap sekeliling kereta kuda atau melirik Azusa dan hal yang sama terulang kembali. Setiap kali kereta kuda berguncang karena jalan yang tidak rata telinga serigalanya langsung menghadap ke bawah dengan ketakutan. Kedua tangan kecil terus memeluk ekornya sendiri di depan dada, seolah hal itu bisa menenangkannya.

Azusa memperhatikan serigala yang hanya memakai kaos dekil untuk menutupi tubuhnya. Leher kurus yang memar sudah dilingkari perban begitu juga dengan kedua pergelangan tangannya. Pipi dan dagunya yang lecet pun sudah dipasangi plester dan luka lainnya juga sudah diobati.

Azusa kira pakaian si hybrid serigala terlalu tipis sehingga dia membuka dan memakaikan jubahnya ke tubuh kecil itu yang membuat serigalanya berjengit kaget dan mendongak menatap Azusa takut-takut. Setelah Azusa menjauh si hybrid serigala mendempetkan tubuh mungilnya pada Shin sambil terus memeluk ekornya dengan erat, telinga serigalanya menghadap ke belakang tanda waspada. Azusa pikir sikapnya lucu tapi kenapa dia malah menempel-nempel pada Shin dan bukan dirinya?

Mendengar keluh kesah Azusa, Shin tertawa, "Mungkin karena mata tajam Ojou-sama terlihat galak. Bagaimana kalau sambil tersenyum?"

Azusa mencoba tersenyum lebar. Shin mengangguk-angguk kemudian berkata dengan ekspresi serius, "Senyum Ojou-sama seperti sedang merencanakan sesuatu yang jahat."

Azusa ingin protes tapi jika Shin yang mengatakannya mungkin ucapannya itu ada benarnya. Kali ini Azusa tersenyum lebih kalem.

"Sekarang seperti penuh siasat busuk."

"Shin, sebenarnya kau mendukungku atau tidak?"

Shin tertawa sambil menutup mulutnya dengan anggun kemudian beralih kepada hybrid di sampingnya, "Ojou-sama bukan orang jahat, kamu tidak perlu takut padanya."

Si hybrid serigala mendongak menatap Shin sambil mengerjap lucu, mulutnya membuka dan menutup membentuk kata 'Goshujin-sama.' Shin mengangguk mengiyakan yang dibalas oleh anggukan lagi dari si serigala. Dalam hati Azusa bertanya-tanya, interaksi aneh apa yang terjadi di hadapannya. Meski terlihat akrab dengan Shin, si hybrid serigala masih tetap gelisah, kaki telanjangnya yang tidak menapak di lantai kereta bergerak-gerak gugup.

[Femdom] not that Useless Princess!? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang