Azusa sama sekali tidak mengerti mengapa dirinya yang hanya anak seorang selir harus diasingkan. Azusa lebih bingung saat memikirkan jalan pikiran Ayato, kakaknya yang menyebalkan saat membuat keputusan itu. Apa mungkin dengan keberadaan Azusa di istana utama membuat jalan Ayato untuk menjadi raja selanjutnya menjadi sulit? Tapi, yang seperti itu rasanya tidak mungkin.
Azusa senang sih, bisa hidup sendiri dengan bebas, selain itu Azusa juga mendapat uang dan persediaan makanan bulanan yang dikirim dari kerajaan utama. Bersama Shin yang siap melayaninya setiap saat yang perlu Azusa lakukan hanya berleha-leha dan menyuruh Shin melakukan ini atau itu, meskipun tanpa diperintahkan sekalipun Shin sudah melakukan segala pekerjaan dengan sendirinya, seperti yang diharapkan dari pelayan pribadinya. Azusa terkesan seperti raja pengangguran tidak tahu malu.
Azusa melirik Shin yang sedang makan es krim di sampingnya, perasaannya sedikit lucu saat Shin menjilat dengan gerakan yang terkesan erotis. Saat ini mereka berada di depan sebuah toko es krim di Distrik Perbelanjaan. Karena 'insiden' tadi pagi mereka baru tiba di Distrik Perbelanjaan lewat tengah hari, saat matahari Benar-benar berada diatas ubun-ubun. Shin yang kepanasan membuka jas serta dasinya.
Setelah membeli berbagai macam kebutuhan sehari-hari, Azusa menawarkan untuk membelikan sesuatu untuk Shin yang ternyata hanya ingin es krim. Ketika Azusa bertanya apa Shin menginginkan sesuatu yang lain.
Shin menjawab sambil tersenyum lebar, menampilkan giginya yang putih, "Es krim sudah cukup."
Azusa mengacak rambut Shin karena gemas yang membuat pelayannya tertawa dengan manis. Shin memang selalu ceria, tapi hari ini dia terlihat lebih bahagia dari biasanya, seolah ada bunga-bunga kecil di sekelilingnya. Senyum Shin yang setiap hari dilihat oleh Azusa terlihat lebih manis hari ini. Ketika Azusa memikirkan alasan dari suasana hati Shin yang begitu baik, pikirannya kembali pada kejadian kemarin malam.
***
Kemarin, Shin mengunjungi kamar Azusa dan meminta izin untuk tidur bersama Azusa dengan wajah gugup. Shin mengenakan kaos putih kebesaran yang memamerkan bahu dan lehernya yang mulus. Bukan satu dua kali mereka tidur bersama diranjang yang sama, hanya saja saat itu Azusa merasakan gejolak yang tidak biasa pada dirinya.
Azusa menarik tengkuk Shin kemudian mencium bibirnya, ciuman lembut berubah menjadi ciuman panas hingga Shin berbaring di kasur. Shin membiarkan Azusa membuka semua pakaiannya. Tubuh Shin hangat, lembut dan sangat harum.
Tubuh Shin gemetar saat disentuh, memerah saat dicium. Diiringi desahan erotis yang berubah semakin keras semakin pelayannya terangsang.
"Mmh... Hah,"
Ketika mereka bersatu untuk pertama kalinya Shin tidak pernah melepaskan pandangannya dari Azusa begitu juga sebaliknya. Rambut Shin berantakkan dengan air mata disudut matanya. Wajah, telinga dan lehernya sangat merah. Meski ekpresinya terlihat lelah dengan napas tersengal-sengal Shin tetap tersenyum. Senyum bahagia yang membuat Azusa tidak bisa mengalihkan pandangan dari pelayannya yang manis. Shin menjulurkan tangannya untuk memeluk leher Azusa kemudian berbisik dengan suara serak.
"Saya senang... Ojou-sama."
Shin memberikan keperjakaannya dengan sukarela dan tentu saja Azusa menerimanya dengan senang hati.
![](https://img.wattpad.com/cover/355240032-288-k975828.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Femdom] not that Useless Princess!?
Romance"Ojou-sama," Panggilan lembut dengan senyum manis. "Goshujin-sama!" Ceria dan bersemangat, kibasan ekornya sangat imut. "...Nee-san?" Agak kikuk sebenarnya dia ingin kepalanya dielus. "Oi, manusia." Terdengar menghina tapi telinga elf-nya sangat mer...