Viona membawa sebuah nampan berisi dengan semangkuk bubur dan segelas air minum di tangannya. Ia berjalan dari dapur menuju kamar kakaknya tergesa-gesa, lalu meletakkan nampan itu di atas meja dekat Hanna yang sedang berbaring.
" makanlah, aku sudah memberitahu bibi untuk memberimu makan siang saat aku bekerja "
" tidak perlu repot-repot, aku bisa menyiapkan makan muanku sendiri, pergilah !! " ucap Hanna sembari membenarkan posisi tidurnya
" kumohon jangan memaksakan dirimu sendiri, aku akan menggantikanmu nanti "
" kau serius? " sontak Hanna seketika terbangun dari tidurnya kemudian memeluk tubuh adiknya
" apa kau sudah sembuh sekarang ? " Viona mengerutkan dahinya karena melihat kakaknya yang tiba-tiba menjadi sangat sehat
Hanna melepas pelukannya, lalu memasang muka yang memelas kembali. Seketika rasa iba Viona terhadap kakaknya itu menghilang begitu saja.
" uhuk.. Uhukk.. apa kau tidak kasian padaku? jika aku tidak masuk kali ini mereka akan menggantikanku dengan orang lain "
" apa kakak tidak tau aku juga sibuk? sebentar lagi di perusahaanku akan mengadakan acara tahunan dan aku pasti akan mendapatkan pekerjaan yang lebih banyak kali ini "
Viona berdiri lalu mengancingkan kemejanya sembari berlari kecil menuju kamarnya.
" aku tau, tapi aku minta sekali ini saja, jika aku tidak mendapatkan uang dalam seminggu ini, kita pasti akan di usir oleh pemilik bangunan " ucap hanna sembari menghela nafasnya
Viona terdiam sejenak lalu melihat ke arah cermin yang ada di depannya, selama ini gaji kakaknya habis untuk membayar hutang dan membayar sewa rumahnya, sedangkan gaji Viona sendiri habis untuk makan dan kebutuhan sehari-hari mereka.
" jika saja kita tidak harus membayar hutang ayah, pasti kita sudah mempunyai rumah yang layak kan sekarang " imbuh Hanna dari dalam kamarnya.
" aku harus sampai sana jam enam kan? " Viona memasukan beberapa berkas dan ponsel ke dalam tas usangnya, lalu berlari mengambil sepatunya
" hmm alamatnya akan kukirim nanti, jadi jangan sampai terlambat " Hanna tersenyum sembari memasukan sesendok penuh bubur yang telah di siapkan Viona untuknya.
" aku mengerti " sahut Viona yang tengah mengenakan sepatu hitamnya yang telah berubah warna, lalu berlari keluar dengan terburu-buru tanpa berpamitan dengan Hanna
" apa kau tidak sarapan? hais anak itu benar-benar, kenapa dia selalu terburu-buru? " Hanna mengoceh dengan mulut yang penuh dengan bubur.
----------------
Sesampainya di kantor Viona duduk di tempatnya lalu menyalakan komputernya. Ia menghela nafas panjang lalu melihat sekelilingnya dan seperti biasa hanya ada dia di sana.
" haruskah aku minum kopi? " Ia berdiri dari bangkunya lalu berjalan menuju pantry. Ia meletakan sebuah cup ekspresso pada mesin coffe maker
Ia menunduk sembari mengamati mesin itu bekerja, hingga tiba-tiba seseorang menyentuh pinggangnya dari belakang yang sontak membuatnya begitu terkejut.
" tuan kau mengejutkanku "
" aku? Ah... Maafkan aku " jimmy tersenyum nakal kepadanya