SECRET ?

185 13 9
                                    

Dalton mengusap rambutnya yang basah dengan sebuah handuk kecil di tangannya. Matanya tak bisa berhenti teralihkan dari jendela besar di kamarnya yang memperlihatkan pemandangan yang tak biasa sore itu.

Punggung indah Olivia terpampang jelas dari balik jendela kamar Dalton yang terletak di lantai dua. Mata Dalton terpaku memperhatikan Olivia yang sedari tadi terlihat begitu akrab dengan Ibu kandungnya, nyonya Nora.

Sejak kematian ayahnya dalam kecelakaan nahas beberapa tahun lalu, ibu Dalton mengalami gangguan kecemasan selama beberapa tahun ini, ia begitu waspada kepada orang-orang baru di sekitarnya, namun kali benar-benar berbeda, Ibunya bahkan terlihat tertawa ketika berbincang dengan Nona Olivia orang yang baru saja ia kenal sungguh menakjubkan.

Hal itu juga terjadi kepada Dalton, yang mulai terpesona oleh wanita muda itu, sejak pertama kali melihatnya. Entah mengapa pikirannya juga mulai terusik sejak kejadian malam itu, membuatnya merasa hampir gila karenanya.

Ia ingat betul bagaimana harumnya tubuh dan rambut wanita itu, kulitnya yang terasa begitu halus serta lembut, saat Dalton sengaja menyentuhnya saat berkuda bersama pagi tadi.

Sepasang tangan tiba-tiba memeluk Dalton dari belakang, mengusap lembut dada serta perutnya dengan kedua tangannya. Namun seperti biasa, Dalton sama sekali tidak pernah peduli dengan apa yang di lakukan istrinya itu untuk mencari perhatiannya.

Dalton hanya terdiam, sembari terus menatap keluar jendela memperhatikan wanita yang kini tengah menyibak rambutnya kedepan memperlihatkan punggung yang begitu ingin sekali Dalton sentuh dengan jemarinya.

" aku tidak menemukanmu tidur di sampingku semalam, kau tidur dimana?  " Queen menempelkan pipinya kepada punggung pria itu dengan manjanya

" aku berbincang dengan tuan Jean " jawab Dalton singkat

" benarkah? mungkin aku terlalu mabuk semalam jadi aku tidak menyadari bagaimana aku bisa berada di kamar "

" hmm "

" apa yang kau lihat? " tanya Queen penasaran

" tidak ada, apa kau sudah melakukan apa yang ku minta? " Dalton seketika membalik tubuhnya ketika Queen tiba-tiba melepaskan pelukkannya dan penasaran dengan apa yanh Dalton lihat

" lupakan saja, aku tidak akan pernah melakukannya " wajah Queen seketika berubah menjadi begitu masam

Dalton menghela nafasnya, ia lalu melipat tangannya di dada sembari menatap wanita yang sudah hidup dengannya selama lebih dari 6 tahun itu. Sifat kekanakannya masih belum juga bisa hilang, meskipun mereka kini telah memiliki dua orang anak. 

QUEENCY BLANCO atau lebih di kenal sebagai nyonya Queen, memang selalu hidup dengan menjunjung tinggi harga dirinya, ia tak pernah mau berinteraksi dengan siapapun terlebih dahulu, bahkan ia selalu bersikap semena-mena kepada siapapun yang menurutnya mempunyai level lebih rendah darinya.

Selain pemarah, Queen juga memiliki sikap yang angkuh dan sombong. Karena itu, tidak ada satupun orang yang mau berhubungan dengannya. Queen merupakan wanita dengan tempramental yang begitu buruk, ia akan marah hanya karena hal-hal kecil yang tak sesuai dengan pikirannya dan tak segan menyakiti orang lain dengan kekerasan. Hal itu yang terkadang membuat Dalton merasa kesal dan marah atas semua tindakan Queen yang sama sekali tidak bisa di kendalikan olehnya. Sikap sombongnya itu ia peroleh dari ayahnya yang beberapa tahun lalu menjabat sebagai walikota, Semua orang berusaha mendekati keluarga Blanco karena pengaruhnya dalam dunia bisnis sangat besar kala itu, termasuk keluarga Dalton yang saat itu juga berusaha memanfaatkan kesempatan bagus untuk mengembangkan bisnisnya melalui koneksinya dengan keluarga Blanco. Selain itu, orang tua Queen juga memiliki sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang farmasi. Namun belum genap setahun yang lalu keluarga Blanco mengalami kebangkrutan akibat kebakaran yang melahap habis seluruh pabrik mereka yang menyebabkan banyak hutang, dan seluruh aset mereka habis demi menutup kerugian yang ada.

CERTAINTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang