01

557 43 3
                                    

Laut Timur, Negeri Tiongkok

Sebuah kapal perang besar berlayar menerjang ombak dan badai, didalamnya terdapat beberapa puluh pasukan yang berjaga-jaga. Layarnya yang terbentang lebar memiliki simbol Aliansi Jinyuan yang terpampang dengan megahnya saat layar tersebut terhembus angin kencang yang menggerakkan kapal tersebut.

Kapal tersebut memiliki retakan dibeberapa sisinya dan beberapa meriamnya rusak atau tidak berfungsi. Kondisinya saat ini sangat kritis dan akan sangat berbahaya jika dipojokkan oleh musuh. Saat ini, mereka sedang berlayar secepat mungkin menuju markas induk mereka.

"Lihat, apa itu?" seru seorang prajurit yang berdiri di geladak kapal ketika melihat sesuatu di kejauhan yang semakin mendekat kearah kapal tersebut, kegelapan malam membuatnya sulit menentukan dengan pasti identitas tamu tidak diundang ini.

Tak seberapa lama kemudian, sosok yang awalnya hanya berupa titik hitam di kejauhan itu sudah dekat. Ia menaiki sebuah perahu kecil, memakai jubah perang putih dengan hiasan merah, dan sebelah tangannya mencengkram pedang.

"Pedang Shaoshi!" ujar salah seorang dari pengawal itu.

"Li Xiangyi!"

Li Xiangyi melompat naik keatas kapal, wajahnya terlihat marah bukan main. Ia menatap para prajurit yang menghadangnya dengan geram dan berkata kepada mereka,

"Majikan kalian dimana?" tanyanya dengan nada mengancam, cengkraman pada pedangnya semakin erat. Untuk sesaat hanya ada semilir angin dan tetesan air hujan yang terdengar, sampai salah satu dari prajurit itu membuka mulutnya.

"Ketua Aliansi kami tidak akan menemui orang sepertimu. Pergi saja sana. Cuih!" jawabnya sinis kemudian meludah ke tubuh Li Xiangyi.

Amarah Li Xiangyi meledak bagai api yang disiram minyak. Merasa direndahkan, ia menghunus pedangnya dan menusuk jantung orang itu hingga mati. Prajurit yang lainnya segera mengambil kuda-kuda dan menghunus pedang mereka.

"Cari mati." gumam Li Xiangyi singkat dan segera menerjang. Sepuluh orang langsung tewas diujung pedangnya. Ia terus menyerbu, tak memedulikan desingan anak panah yang lewat disamping telinganya maupun pedang yang menuju kearahnya. Tanpa sadar, para pengawal itu sudah merupakan mayat tak berdaya yang roboh menjadi korban pedang Shaoshi.

Mendadak, sebuah pedang bermata dua dilempar dan mendarat diantara kakinya. Li Xiangyi mendongak dan melihat seseorang muncul dari ruangan dikapal tersebut. Orang itu memiliki mata hitam bagaikan langit malam tanpa bintang, perawakan yang tinggi dan kekar, dan sorot mata yang galak.

"Li Xiangyi." ujar orang itu dengan suara yang dalam, "akhirnya kau datang juga."

"Di Feisheng." kata Li Xiangyi dingin, "kau tahu, aku sungguh sudah sangat menderita untuk mencarimu, dan malah kau sambut dengan sekelompok prajurit bersenjata." dia tertawa kecil.

"Jangan basa-basi lagi. Katakan, kau mau apa?"

"Dimana mayat seniorku?" tanya Li Xiangyi.

"Kau mencariku... hanya demi seniormu?" gumam Di Feisheng, meski samar, ada sedikit nada kesedihan di kata-katanya.

"Bicara!"

"..." Di Feisheng hanya terdiam, meski ia memiliki seribu hal yang menyangkut di tenggorokannya, tak dapat keluar.

Melihatnya diam saja, Li Xiangyi menyerang. Mereka bertempur sepanjang malam, perahu malang itu sampai-sampai tak dapat lagi menahan serangan mereka yang bertubi-tubi menghantam geladak kapal.

Sampai suatu saat, saat Di Feisheng melancarkan serangannya, yang mengenai bahu Li Xiangyi tepat sasaran. Darah merembes keluar dari lukanya, dan pada saat itulah Di Feisheng melihat semacam ruam ungu aneh yang menjalar di leher Li Xiangyi. Awalnya, ia mengira itu hanya memar biasa, dan ia melanjutkan serangannya tanpa menyadari tubuh Li Xiangyi yang semakin melemah entah kenapa.

Pertempuran mereka berlanjut, sampai akhirnya mereka berdua terjatuh ke Laut Timur, tak sadarkan diri.

Li Xiangyi menutup matanya dan menitikkan air mata, tangannya memegang sebuah bilah pisau giok yang sudah rusak.

"Senior.." ratapnya sendu sebelum kegelapan menyambutnya, dan ia terjatuh kedalam air laut yang bergejolak ganas, menelannya utuh-utuh.

---

Tak perlu lama, berita tentang kejadian itu sudah menyebar di seluruh dunia persilatan. Sekte Sigu yang kehilangan ketuanya terpukul berat dan mengalami kekalahan terus-menerus. Sebulan kemudian, sekte itu dibubarkan begitu saja.

Sementara itu, Li Xiangyi mengapung tak sadarkan diri di laut timur. Saat ia siuman, ia sudah terhanyut ke sebuah pantai di daerah pesisir yang terpencil. Terhuyung-huyung, ia kembali ke markas sekte Sigu hanya untuk melihat bahwa sekte itu sudah bubar. Li Xiangyi yang dilanda kesedihan tanpa pikir panjang menyalahkan dirinya sendiri, ia sudahlah tak dapat menyelamatkan seniornya, juga gagal untuk menjaga sekte dan saudara-saudara seperjuangannya.

Li Xiangyi yang pasrah akan hidupnya kembali menuju ke pantai itu, ia duduk merenung sebentar, lalu muntah darah dan jatuh pingsan.

Saat ia siuman, ia melihat seorang biksu tua yang sedang menghangatkan tungku. Ia sedang berada di sebuah kuil. Saat ia sudah mengumpulkan cukup kekuatannya, ia membuka mulutnya dan bertanya,

"Siapa anda?" awalnya Li Xiangyi ingin menyapa, namun pertanyaan itu yang pertama kali keluar dari dalam benaknya.

Biksu itu tersenyum dan menjawab, "Namaku Wu Liao, biksu di kuil Pudu ini. Anda tidak perlu memperkenalkan diri, aku sudah mengenalmu. Anda adalah ketua sekte Sigu, Li Xiangyi."

"Aish, biksu tua, tidak perlu banyak bicara. Katakan, apa maumu?" ucap Li Xiangyi ketus.

"Aku hanya ingin mengatakan sesuatu pada dermawan Li." kata biksu tua itu sambil mengelus jenggotnya.

"Bicaralah."

"Tadi saat aku memeriksa keadaan tubuhmu, aku menemukan bahwa didalam dirimu ada racun Bicha. Racun ini tidak bisa disembuhkan, hanya bisa kutahan untuk sementara waktu."

Li Xiangyi menghela napas panjang.

"Berapa lama waktu yang aku miliki?" ia bertanya dengan nada yang sendu.

"Kira-kira sepuluh tahun." jawab Wu Liao.

"Sudah cukup banyak untukku." ujar Li Xiangyi seraya melangkah keluar.

"Dermawan Li, anda mau kemana?"

"Entahlah. Aku akan mengembara, meninggalkan dunia persilatan." ia mengambil semua barangnya dan melangkahkan kaki keluar dari kuil itu.

"Mulai saat ini, Li Xiangyi sudah mati. Sekarang ini, hanya ada Li Lianhua."

Bersambung

-Jangan lupa vomment dan kasi saran ya..

Semoga kalian suka.

Yours Only [Fanfic Mysterious Lotus Casebook] (ON HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang