☪hapter 2

39 3 3
                                    

🪸🪸🪸

Aku merasakan kegelapan tanpa batas di sekitarku. Tubuhku terasa begitu sakit dan kepala ku yang rasanya seperti ditekan-tekan. Aku merasakan sedang terbaring di sebuah ranjang. Samar-samar kudengar percakapan beberapa orang tak jauh dariku.

"Sampai kapan kita akan menunggunya terbangun, Ed?"

"Entahlah, harusnya tidak lama lagi. Ramuan itu cukup ampuh, setidaknya membuat Claire terbangun."

Bagaimana bisa mereka mengenalku, siapa mereka?

Perlahan kubuka kedua mataku, menyesuaikan cahaya lilin remang-remang yang masuk ke mata ku. Menatap dua orang pemuda. Yang satu berambut pirang lurus, dan satunya lagi berwarna pirang berantakan. Mereka sama-sama menatapku.

"Bagus! Dia sudah sadar! Hugo, panggil Ash dan Tibeth!" Seorang pemuda berambut pirang lurus memerintahkan pada pemuda satunya yang dipanggil Hugo.

Pemuda yang diketahui namanya Hugo itu mengangguk patuh kemudian berjalan keluar ruangan.

Aku menatap heran pemuda berambut pirang lurus didepanku. Pakaian nya mirip seperti pakaian kerajaan, lebih tepatnya mirip seorang pangeran. Di pergelangan tangannya terdapat pelindung perak berukiran bintang.

"Aku Edmond. Senang melihatmu kembali, adik kecil." Ujarnya

"Adik kecil?" Dahiku terlipat

Hugo dan dua orang lainnya datang mengalihkan perhatianku.

Seorang perempuan bergaun panjang bersama dengan seekor salamander berwarna coklat kemerahan di pundaknya dan seorang pemuda tinggi bermata teduh mengenakan baju mirip seperti milik Edmond dan Hugo, hanya berbeda sedikit.

"Sudah berapa lama ia siuman?" Pemuda bermata teduh itu bertanya pada Edmond

"Tidak lebih dari lima menit yang lalu. Ramuan pemberian Firenze cukup ampuh." Balasnya

Pemuda bermata teduh menatapku dalam, seakan pernah mengenalku dan sudah berpisah amat sangat lama.

"Selamat datang kembali, Claire"

"T-tunggu, bagaimana bisa kalian mengenalku? Siapa kalian? Dan ada dimana aku ini?" Aku akhirnya membuka suara, bosan dengan ketidaktahuan ini.

"Pelan-pelan Claire, aku akan menjelaskan semuanya secara bertahap." Perempuan itu duduk disisi ku, membiarkan salamandernya hinggap di pangkuannya.

"Aku Ashley. Dia Tibeth, saudara tertua. Mereka Edmond dan Hugo, si kembar pirang. Dan kau Claire, adik kecil kami." "Tentang bagaimana dan dimana kau sekarang, kau ada di tanah Sequoia, jauh dari peradaban yang pernah kau tinggali. Sudah waktunya kau dijemput kembali setelah kejadian mengerikan beberapa tahun silam." Lanjutnya

"Apa aku sudah tewas?" Tanyaku polos

Tibeth tertawa pelan, pelan sekali hampir tidak terdengar seperti tertawa.

"Ingat suara terakhir yang kau dengar sebelum kau pingsan? Aku yang membawamu kemari, menjemput saudara kecil kami. Telat beberapa detik saja, kau hampir tidak terselamatkan. Beruntung nya Firenze memberikan ramuan ampuh padamu." Jelas Tibeth

Sungguh, penjelasan mereka lebih banyak mengundang tanda tanya dibandingkan jawaban atas pertanyaanku. Aku semakin bingung, bagaimana caraku pulang kerumah, bagaimana jika ayah mencariku?

"Hai Firenze!"

Sapaan Ashley menghancurkan lamunanku, ikut menatap pria yang baru saja memasuki ruangan ini. Usianya terlihat lebih tua daripada Tibeth, mengenakan baju zirah dan pedang yang menggantung di samping badannya.

The Five Miracle Of Thrones Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang