☪hapter 3

24 5 0
                                    

🪸🪸🪸

Jalan-jalan di hutan membuatku sangat kelelahan, namun banyak sekali yang masih menghantui kepalaku. Aku tidak bisa menyerap semuanya secara instan. Ashley menjelaskan padaku tentang ramalan itu. Terdengar bukan berita baik. Malam ini, mata ku tetap terbuka walaupun kantuk yang terus membuatku menguap berulang kali.

Entah pukul berapa sekarang, sejak kedatangan ku kemari tidak sekalipun aku melihat jam. Mereka hanya mengandalkan pagi dan malam melalui langit dan pergerakan matahari.

Malam yang sunyi, aku tidak mendengar apapun selain suara nafasku sendiri. Aku mencoba memejamkan mata berharap segera memasuki alam mimpi, walaupun aku tahu hasilnya akan tetap sama, aku tidak bisa tertidur.

Saat aku memejamkan mata, hembusan angin masuk kedalam kamarku. Aku ingat sekali sudah menutup rapat jendela kamar ku, lagi pula itu terbuat dari kaca tebal. Lalu darimana angin ini, tetap dengan mata yang terpejam, aku merasakan angin itu ada di depanku. Dingin, seperti hawa lemari es saat aku membukanya.

Karena rasa penasaranku yang tinggi, aku membuka mata dan mendapati beberapa helai kelopak bunga berterbangan didepanku. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa mereka masuk?

Kelopak bunga itu seperti tertiup oleh angin, berterbangan dengan anggun kemudian bersatu membentuk sebuah tulisan.

Gale

Siapa itu gale?

'tok tok tok'

Suara ketukan pintu membuatku sedikit terkejut, siapa yang mengetuk pintu kamarku malam-malam begini?

"Masuklah"

"Ah, Firenze. Ternyata kau." Ucapku lega melihat Firenze yang masuk kedalam kamarku.

"Aku mendengar suara gemuruh aneh didalam kamarmu, Claire. Apa yang kau lakukan?"

Suara gemuruh? Tidak ada suara apapun disini, sedari tadi aku hanya terdiam dan mengamati kelopak bunga yang bisa terbang itu.

"Tidak ada, aku tidak melakukan apapun." Jawabku

Firenze mengangguk, "Kupikir kau sedang membuat lilin aromaterapi di kamar mu."

Dahiku mengerut

"Kau meninggalkan beberapa kelopak bunga disini." Firenze menunjuk kearah lantai.

Kelopak bunga yang berterbangan tadi sudah terjatuh diatas lantai dan sedikit mengering, mungkin karena terlepas dari inang nya.

"Tidurlah Claire. Ada banyak hal yang harus mulai kau pelajari besok." Ujar Firenze kemudian keluar dari kamarku

Ini benar-benar aneh, kemana perginya angin tadi? Dan apa itu Gale? Apakah sebuah nama?

🪸🪸🪸

Pagi-pagi sekali, Firenze mengumpulkan kami berlima di arena latihan. Aku dan Tibeth datang lebih awal dari yang lain. Dan terlihat sekali si kembar pirang, Edmond dan Hugo yang diseret oleh Ashley dengan tergesa dengan mata yang masih lengket.

Firenze mengatakan bahwa hari ini ia akan mengajarkan kami cara mengendalikan elemen. Tapi masalahnya tetap sama, aku belum menemukan elemen apa yang ada dalam diriku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Five Miracle Of Thrones Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang