Yon

143 16 6
                                    

Manik crimson nya berkilat jahil, bibirnya sedikit menyeringai melihat temannya yang sedang tertidur di sofa.

Dia menoleh pada teman satunya yang juga berekspresi sama sepertinya.

"Tamaki, ini waktu yang tepat untuk membalas dendam." Katanya mengebu-ngebu yang diangguki Tamaki dengan semangat.

"Yah, Rikkun. Pokoknya kita harus membuat Iorin menyesal karna terus menyuruh kita untuk belajar." Balas Tamaki.

Setelahnya, dengan mengendap-endap keduanya mendekati Iori yang ketiduran di sofa ruang tamu rumah Riku.

Tadinya mereka di sana (di rumah Riku) untuk kerja kelompok.

Tapi, Tamaki dan Riku terus saja bermain-main membuat Iori memarahi mereka dan menyuruh mereka untuk belajar.

Awalnya, Riku dan Tamaki menolak membuat Iori kesal dan berakhir mereka kejar-kejaran.

karna lelah mengejar, Iori mengancam mereka dengan mengatakan takkan membantu mereka kalau ada ujian mendadak.

Akhirnya, Riku dan Tamaki menurut dengan wajah cemberut.

Tapi, lama kelamaan mereka bosan.

Apalagi mereka tidak mengerti apa yang mereka kerjakan.

Oleh karena itu mereka kembali bermain mengabaikan Iori yang sudah menyerah menyuruh mereka belajar.

Akhirnya, dia mengerjakan tugas kelompok sendirian hingga lelah dan berakhir tidur di sofa.

Mereka (Riku dan Tamaki) mengambil spidol warna warni mereka dan memulai aksi mereka yaitu 'melukis' wajah Iori.

Setelah selesai mereka ber-tos ria sambil terkikik geli.

"Ikou, Rikkun. Kita bermain lagi." Ajak Tamaki yang Riku balas anggukan.

Lalu mereka berdua pergi sembari bergandengan tangan meninggalkan Iori dengan wajahnya yang 'terlukis' indah.

Sementara, Papa Riku yang sedari tadi melihat hanya menggelengkan kepala sambil terkekeh pelan.

"Riku.. Riku. Ada-ada aja kamu ini." Gumamnya merasa geli.

🌹🌸🌹

Dengan sedikit tergesa Riku naik ke lantai atas rumahnya setelah menyuruh teman-temannya menunggu di ruang tamu untuk pergi ke ruang kerja Papanya.

Setelah sampai dia dengan pelan membuka pintu ruang kerja Papanya dan mendapati Papanya sedang tidur tengkurap.

Dia sedikit mendengus saat tidak sengaja melihat senyum geli Papanya yang sedang 'tidur'.

Lalu Riku melepaskan tas yang ada di punggungnya dan menyimpan nya di meja kerja Papanya.

Dengan wajah datar Riku mendekati Papanya dan mendekatkan wajahnya ke telinga Papahnya lalu berbisik, " Berhenti pura-pura tidur, Pa. Pah." Tekan Riku saat menyebut kata Papah.

Sakura Haruki, lelaki bersurai coklat yang tadi tidur tengkurap mengubah posisinya menjadi duduk.

"Ada apa? Tidak biasanya." Heran Haruki karena biasanya setelah pulang sekolah dan menyimpan tas sekolahnya di meja kerjanya Riku akan langsung keluar.

Tapi, sekarang dia menghampirinya dulu.

"Aku izin keluar." Kata Riku membuat aura Haruki berubah.

"Keluar?" Nada Haruki terdengar sedikit rendah membuat bulu kuduk Riku meremang.

"Iya. Mungkin sampai makan malam, aku baru akan pulang." Kata Riku sedikit gugup.

"Sama siapa? Dan mau ngapain?" Tanya Haruki lagi membuat Riku agak bingung sekaligus gugup.

"Dengan teman-temanku dan Papa pasti tahu aku mau ngapain 'kan?" Tanya Riku balik.

Haruki mendengus saat tahu apa yang Riku maksud. Dia dengan malas berdiri dan berjalan menuju meja kerjanya.

"Ya, udah. Hati-hati. Dan ingat! Jaga suhu tubuhmu tetap hangat." Riku mengangguk sebagai jawaban lalu setelahnya dia pergi keluar dari ruang kerja Papanya.

Setelah keluar Riku menghela nafas lega, "untung Papa gak kambuh."

"Yosh, sekarang kita akan membalas Kujou Tenn itu." Kata Riku sembari mengangkat tangan kanannya yang dia kepalkan.

Lalu pergi ke ruang tamu yang ada di lantai bawah yang ada teman-temannya yang menunggunya.

"Gomen, Papa. Aku berbohong padamu." Gumam Riku pelan sambil melirik pintu ruang kerja Papanya yang masih bisa dia liat di tangga.

Lalu, Riku menghampiri teman-temannya.

"Gimana Riku? Di izinin?" Tanya Mitsuki saat Riku sudah ada di depannya, Riku hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Yosh, ikou minna kita lakukan sesuai rencana." Kata Riku pada teman-temannya lalu berjalan keluar rumah di ikuti yang lainnya.









































TBC

Gomen, minna. Baru up. Apa masih ada yang baca? Dan maaf kalau dikit. Tadinya mau aku panjang in, tapi gak jadi.

Dan ada gak yang mau kasih saran? Aku lagi bingung bikin kelanjutan nya. Kalau ada kirim pesan ke aku, ya?

Bye, minna-san!

Kita Kembar? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang