Go

103 15 5
                                    

Peringatan!

Mungkin terlambat, tapi minna-san. 'Kan di cerita ini setiap awal-awal tulisan nya garis miring semua (kecuali chapter ichi).

Di sini, aku mau kasih tahu bahwa itu tuh (yang awal-awal tulisannya garis miring), MASA LALU!

Jadi, jangan kira itu masa sekarang, atau cuman beberapa waktu yang lalu.

Itu tuh benar-benar masa lalu.

Entah itu sebelum si kembar lahir, atau waktu si kembar lahir, atau masa-masa kecil si kembar, DLL.

Yah, mungkin ada yang udah ngerti, atau mungkin ada yang belum ngerti.

Udah itu aja, sih. Makasih kalau ada yang baca. Tapi, kalau enggak, sih, ya... Gak papa juga! Aku cuman pengen kasih tau aja, siapa tau ada yang gak ngerti.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Happy Reading Minna-san!

D

ecak kan halus keluar dari bibir kecil anak laki-laki bersurai pink pucat, dia menggigit pipi dalamnya sambil melihat apa yang terjadi di depannya.

Di depannya, terdapat Takamasa, Tou-sannya, yang sedang di tangani oleh dokter.

Setelah dokter memeriksa, Tenn mendekatinya dan bertanya, "apakah dia mati?"

Sang dokter agak terkejut mendengar pertanyaan anak pasien nya, "begini, nak Tenn. Otou-san mu hanya demam, mengapa kamu bertanya dia mati?"

Mendengar jawaban Sang dokter membuat Tenn mati-matian tidak memutar bola matanya dan mendecakkan lidahnya, "oh. Aku kira dia mati,"

Lagi-lagi dokter ini terkejut mendengar jawaban Tenn, "kamu mengharapkan Tou-san mu, mati?" Tanya Sang dokter terperangah.

Tenn hanya terdiam tidak menjawab, akan tetapi, dalam hati dia membatin, "sangat!!"

Melihat Tenn tidak menjawab, dia hanya bisa menghela nafas lelah, "ya sudah, Tenn. Aku akan pergi, ini..." Menyerahkan secarik kertas, "tebus obat ini di apotek terdekat dan rawat Tou-san mu baik-baik, oke, nak Tenn?"

Tenn dengan malas mengangguk dan mengambil secarik kertas yang di berikan oleh sang dokter.

"Kalau begitu, saya permisi." Kata Sang dokter lalu berjalan menuju pintu kamar dan membukanya setelahnya dia keluar.

Tenn hanya diam memperhatikan setiap langkah Sang dokter hingga dia kembali menutup pintu kamar, dia beralih menatap Takamasa yang masih berbaring lemah.

Dia mendekati Takamasa dan meletakkan punggung tangannya di dahi Tou-san nya.

"Panas," Gumam Tenn menarik kembali tangannya, "tch, inilah sebabnya jika, tidak mendengarkan perkataan ku."

Menghela nafas panjang, Tenn dengan lembut menarik selimut hingga seatas dada Takamasa.

"Aku akan keluar sebentar, kau jangan berbuat ulah!" Tekannya di akhir kata.

Setelah mengatakan itu, Tenn melangkah menuju keluar kamar dan menutup pintunya secara perlahan.

"Ini menyebalkan, meski kau, Tou-san ku." Batin Tenn kesal.

🌸🌹🌸

Rintikan hujan mengenai payung yang ia kenakan, dia dengan malas melangkah menuju sebuah bangunan di depannya.

Kita Kembar? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang