Semilingir angin menghembus surai tipisnya yang telah memutih. Dengan bantuan sebuah tongkat, seorang kakek tua tampak tertatih-tatih berjalan menaiki bukit—sebuah hamparan hijau yang cukup tinggi dengan bunga-bunga liar nan kecil di sekitarannya.
Meski sudah dicegah oleh anak cucunya. Pria itu tetap bersikeras pergi ke sana seorang diri, tanpa ditemani oleh orang yang lebih muda ataupun kuat.
Berakhir tujuan di sebuah pohon ek dengan ayunan yang bergelantung disalah satu ranting besarnya, sang kakek kemudian duduk mengistirahatkan kakinya sekaligus bersandar di batang pohon yang kokoh.
Meski fisiknya sudah lemah, tetapi keinginan hatinya untuk mampir ke tempat ini setelah bertahun-tahun sangatlah kuat.
Ya... setidaknya sebelum ia pergi berpulang dari dunia ini.
Sudah lama ia tak di sini. Di kota ini. Kembali ke kampung halaman tempat ia menghabiskan masa mudanya sebelum merantau jauh. Banyak perubahan yang terjadi di dalam kota. Tapi tempat ini masih saja sama.
Memori akan kenangan masa lalu yang indah muncul di benaknya. Seakan pita film yang sedang diputar. Memperlihatkan kenanganya menghabiskan masa muda. Ia sudah bejanji kepada dirinya sendiri untuk tidak melupakan hari hari di mana ia melihat senyum kebahagiaan itu.
Dengan pohon ini... adalah saksinya.
˗ˏˋ༻ʚ ゚𐦍༘⋆ ɞ༺ˎˊ˗
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐔𝐧𝐩𝐚𝐫𝐚𝐝𝐢𝐠𝐦
Fanfic|| Halilintar x Fem!Solar || 1940s AU! "... Bila manusia menguasai juga merangkul sang keyakinan.. kehampaan tak akan jatuh pada mereka.." Jauh dari kehampaan, jauh dari kegelapan.. Tak ada yang tergapai bila kau mencoba melawannya. Namun sekali lag...