A.M.C -2

220 19 6
                                    

Part yang kemarin salah up weh, baru nyadar pas ku baca lagi ternyata nggak sampai akhir😢😢
Yang kemarin udah baca tapi kepotong, diulang lagi aja. Keknya kemarin emang kepotong ditengah maaf atas kelalaian ini🙏🙏

Vote sebelum baca
Happy reading
*
*
*
*
*
*
Pemandangan Hiro yang berjalan dengan Chilo di gendongannya berhasil menarik perhatian para siswa di kantin. Mereka bertanya-tanya siapakan bocah SD di gendongan ketos itu? Sedangkan yang menjadi objek itu sendiri berjalan dengan santainya. Tak menanggapi sapaan-sapaan yang dilontarakan untuknya.

"Itu adik kak Hiro, ya?"

"Hai kak Hiro. Adiknya imut,"

"Kak Hiro boleh main sama adiknya nggak?"

"Hai adek manis, main sama kakak cantik yuk,"

Hiro berhenti karena seorang siswi menghalangi jalannya. Ia menatap datar siswi yang bersikap sok akrab pada Chilo. Chilo sendiri hanya menatap siswi itu dengan tangan yang melingkar di leher Hiro.

"Main sama kakak yuk, dek. Nanti kakak beliin es krim," bujuk siswi itu. Ekor matanya terlihat beberapa kali melirik Hiro yang masih berekspresi datar.

"Eum? Tapi yayah bilang Ilo nggak boleh nelima apapun dali olang asing," ucap Chilo dengan polosnya. Suara lucu dan aksen cadelnya berhasil mengundang pekikan gemas dari beberapa siswi tak jauh dari mereka.

"Tapi kakak bukan orang asing, kok. Kakak ini temannya kakak kamu. Iya 'kan, kak Hiro?" Siswi itu tersenyum manis sambil menatap Hiro.

"Gak usah sok akrab," decih Hiro sambil berlalu melewati siswi itu begitu saja. Ia tak suka adik tersayangnya dijadikan perantara para siswi itu dalam mendekatinya maupun Noah. Ia yakin, para siswi itu bisa saja menggunakan Chilo agar mereka bisa menarik perhatian Noah.

"Dedek, kenal itu nggak?" Tanya Hiro lembut. Beberapa siswa yang mendengar suara lembut Hiro itu dibuat terperangah. Jari telunjuk Hiro mengarah ke sekumpulan siswa yang duduk di meja paling pojok. Chilo mengerjap melihat arah tunjuk Hiro.

Tak lama senyum lebar terkembang dengan bola mata yang terbuka lebar, "Mas Reza!!" Pekik Chilo senang karena mengenali satu orang yang memang menghadap ke arahnya.

"Sama Mas Reza dulu, ya. Mas beli susu buat adek dulu," ucap Hiro yang diangguki Chilo. Hiro menurunkan Chilo dari gendongannya. Bocah SD nyasar itu berlari dengan riang menuruti perintah Hiro. Hiro tersenyum tipis melihat Reza yang terkejut namun senang ketika Chilo menghampirinya. Suasana mejanya pun jadi ramai dengan antusiasme teman-temannya.

Hiro segera melangkah ke tujuan awalnya. Mengabaikan tatapan siswa yang sedari tadi melihat interaksinya. Suasana cukup ramai karena memang sedang jam istirahat. Beberapa siswi bahkan sengaja datang ke kantin untuk melihat bocah yang menjadi sumber kehebohan di lapangan tadi. Hiro tak peduli, selagi adiknya aman, ia tak akan mempersalahkan itu.

"Chilo kok bisa ketemu sama Mas Hiro?" Tanya Reza, pria bertubuh mungil yang menjadi sahabat Hiro.

"Tadi Ilo mau nyali Mas Nono. Mas Nono bilang mau ngantel Ilo pulang. Tapi Mas Nono lupa. Telus Ilo cali," Chilo bercerita dengan senang. Seolah bangga bahwa ia bisa menemukan Noah di sekolah seluas ini.

"Terus Mas Nono kemana?" Tanya Reza lagi. Dua orang siswa didepannya hanya menatap interaksi Reza dan si bocil. Karena mereka memang belum mengenal Chilo. Mereka hanya tau bahwa Chilo adalah adik Noah.

"Mas Nono lagi ganti baju. Mas Nono main bola, basah-basah," jawab Chilo yang asik memainkan botol susunya yang kosong.

"Dedek," panggil Noah yang baru datang. Chilo mengangkat kepalanya melihat Noah sudah lebih segar dengan memakai seragamnya lagi. Tangannya langsung terulur meminta Noah menggendongnya. Noah dengan senang hati menggendong Chilo dan duduk di samping Reza.

Ayah, Mas, Dan ChiloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang