Happy Reading!
* * *
Keesokan harinya, siswa siswi SMA buana melakukan aktivitas mereka di sekolah seperti biasa. Tak terkecuali Eva, yang kini tengah mengadakan rapat dengan para Osis di sela waktu istirahat.
Eva adalah tipe orang yang sangat to the point dan menghargai waktu, sehingga setibanya di ruang rapat ia segera memulainya.
Eva hanya butuh waktu 15 menit untuk rapat ini, karena dia hanya mengingatkan kembali tugas para Osis untuk lebih memperhatikan segala tindak siswa - siswi SMA Buana dan segala peraturan yang berlaku sebagai pedoman maupun sanksi.
Setelah rapat usai, mereka bubar. Eva pun turut bergegas ke kantin untuk membeli makanan.
Di tengah perjalanan, Eva berpapasan dengan Asia. Segera dirinya menyapa dengan lambaian tangan."Hai." Eva tersenyum tipis kala Asia juga membalasnya.
"Hai. Mau ke kantin?" tanya Asia basa basi.
"Iya nih, baru selesai rapat soalnya," ada jeda sebentar hingga Eva melanjutkan ucapannya.
"Oh ya, nanti sore ekskul kan? Jangan lupa datang ya. Minggu lalu kan lo absen."
"Iya, minggu lalu gue ada urusan," ujar Asia sekenanya.
"Yaudah, gue duluan. See you." Eva pergi meninggalkan Asia yang kini telah berbalik juga menuju kelasnya kembali.
Eva yang sedang berjalan menuju kantin itu terlihat tengah mengkomat kamitkan sesuatu.
"Lucu banget,"
"Gemesss,"
"Kek bayiiii,"
"Pengen gigit rasanya!"
ARGGGHHHH
Eva sedikit memekik dan lanjut komat kamit tidak jelas, sehingga beberapa siswa memandang aneh dirinya.
Eva sendiri pun tak sadar dan tetap melanjutkan jalannya. Ia ingin segera menuntaskan rasa laparnya agar ada tenaga untuk komat kamit lagi hehe.
* * *
Sekarang tiba waktunya pulang sekolah. Siswa siswi SMA Buana sudah berhamburan keluar kelas masing-masing. Ada yang langsung pulang dan ada yang masih melakukan kegiatan lainnya di sekolah.
Yap, salah satunya adalah kegiatan ekskul fotografi yang selalu diadakan setiap hari Jumat, selepas jam sekolah berakhir.
Di kelas 11 MIPA 4, Asia, Evander, dan beberapa anak cowok lainnya baru akan beranjak ketika kelas sudah lenggang.
"Woi, nongkrong di Rích cafe sabi kali ya?" Ajak Dito salah satu dari mereka.
"Gas lah, Evan yang traktir," ujar Edy tak tahu malu.
Semua yang di situ mengangguk setuju sambil tertawa. Evan yang menjadi tumbal hanya mendengus malas lalu mengumpat, "Anj*ng!"
Mereka pun kini berjalan untuk ke tempat parkir, namun satu dari mereka malah berbelok menuju bangunan ekskul yang bersebrangan dengan letak gedung-gedung kelas.
"Eh woi, ngapain lo jalan ke sono?" Edy bingung karena anak itu tiba-tiba berbelok tanpa berkata apapun.
Pertanyaan Edy mengalihkan atensi mereka semua kepada satu sosok yang kini membalikkan badannya.
"Napa lo? Kagak ngikut ngafe?" Kali ini Evander turut berbicara.
Asia yang mendengar pertanyaan mereka hanya berkata,"Ekskul," lalu pergi tanpa mempedulikan hujatan untuk dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
P O L A R I S | Give Love and Affection
Roman pour AdolescentsRumor buruk tengah beredar di SMA Buana. Lebih tepatnya beredar di angkatan kelas 11 tahun ini. Namun, tentunya sedikit demi sedikit mulai tersebar hampir ke dua angkatan lainnya. Berita itu tak luput dari pendengaran gadis yang menjadi ketu...