“Chogiyo Sajangnim..” Nara meminta izin masuk ke ruangan atasannya.
“Ye?”
“Ji Cha Young-ssi sudah datang..”
“Nugu?”
“Ji Cha Young-ssi. Dia yang akan menggantikanku sebagai sekertaris anda..”
“Ah itu.. Apa aku bilang menyetujui pengunduran dirimu Nara-ssi?” Sajangnim menatap tajam Nara.
“A-aniyo.. Kende..”
“Kau disini bekerja di perusahaanku. Aku yang menggajimu. Hanya aku yang berhak memecatmu, bukan orang lain, termasuk istriku.” Sajangnim mengeluarkan surat pengunduran diri Nara dari dalam lacinya.
Sajangnim berjalan ke hadapan Nara. Mengacungkan surat pengunduran dirinya lalu merobeknya tepat di depan mata Nara.
“Selesai..” Sajangnim berjalan kembali ke balik mejanya.
“T-tapi Sajangnim..”
“Ji Cha Young-ssi akan bekerja bersamamu, dia akan membantu tugas-tugasmu.” jelas sekali Sajangnim tidak ingin membahas masalah pengunduran diri Nara lagi.
“Baiklah Sajangnim..”
Nara membungkuk memunguti robekan surat pengunduran dirinya tadi, lalu berjalan keluar ruangan Sajangnim, tetapi langkahnya terhenti tepat didepan pintu.
“Nara-ssi..”
“Ye Sajangnim?”
“Berikan jadwalku hari ini..”
“Ah ye.. Algesemnida, aku akan mengambilkannya..”
Nara bersandar pada pintu yang baru saja di tutupnya. Menghembuskan nafasnya dengan kasar, teringat peristiwa 2 minggu yang lalu. Kala itu Nara sedang disibukkan dengan setumpuk dokumen yang harus dibereskan, hingga tidak menyadari kedatangan Park Su-A, istri Sajangnim. Kesalahan kecil yang menimbulkan kesalahpaham diantara keduanya, dan berakhir dengan caci maki Su-A yang menyuruhnya berhenti dari perusahaan suaminya.
Ini adalah kali ketiga hal itu terjadi, dan lagi-lagi Nara mematuhinya dengan menyerahkan surat pengunduran diri pada Sajangnim. Dan untuk ketiga kalinya juga surat pengunduran diri itu sukses dirobek tepat didepan matanya.
Perangai buruk Su-A sudah dikenal para pegawai di kantor itu. Beberapa pegawai menjulukinya ular betina. Dan para sekretaris Sajangnim-lah yang sering menjadi korbannya. Tidak ada yang bertahan bekerja disana lebih dari 6 bulan. Nara adalah pengecualian, sudah 1,5 tahun dia bertahan di sana.
Bagaimana dengan Sajangnim?
Sajangnim dalam keseharian sangat dingin dan jarang tersenyum. Dia tegas dalam memimpin. Dia tidak segan menegur dan memarahi pegawai yang melakukan kesalahan. Satu poin pentingnya, dia akan melindungi pegawainya yang menerima ketidakadilan, seperti yang ia lakukan pada Nara kali ini.
Jangan bayangkan Sajangnim adalah seorang laki-laki tua. Usianya hanya beberapa tahun lebih tua dari Nara. Muda, tampan, dan kaya raya. Dia melanjutkan kepemimpinan ayahnya, Tuan Min.
Nara tersadar dari lamunannya dan segera menuju mejanya mengambil buku agenda, merinci jadwal hari ini pada Sajangnim, lalu kembali ke mejanya sendiri.
“Sunbae, beri tahu aku tentang Sajangnim.. Apa dia galak? Dia tampak sangat dingin..” tanya Cha Young saat Nara mengajarkannya tentang beberapa pekerjaan.
“Panggil aku Eonni saja, tidak perlu terlalu formal denganku. Kita teman..” jawab Nara.
“Tentang Sajangnim? Yah dia memang tampak agak menakutkan. Tapi dia tidak semenakutkan itu..”
“Dia tidak berbahaya selama kau melakukan tugasmu dengan benar..”
“Apa dia sudah menikah?”
Nara mengangguk.
“Kau sudah selesai dengan dokumen itu?” Nara menunjuk kertas-kertas di hadapan Cha Young.
“Nee Eonni..”
Telepon di meja Nara berbunyi.
“Yeoboseyo?” telepon dari resepsionis di lantai 1.
“Ye? Nugu? Ah araseoyo.. Akan ku sampaikan pada Sajangnim.”
Nara menekan nomor extension ke ruang Sajangnim.“Sajangnim.. Jung Hoseok-ssi sudah ada di bawah..”
“Suruh dia ke ruanganku.” Jawab Sajangnim diujung sambungan telepon.
“Ye.. Algeseumnida..”
Nara segera menghubungi resepsionis kembali dan mempersilahkan Jung Hoseok naik ke ruangan Sajangnim.
“Annyeonghaseyo Jung Hoseok-ssi. Long time no see, right?”
“Aigoo.. Nara-ssi.. Kau masih bertahan disini? Sungguh patut diacungi jempol..” Hoseok tertawa kecil.
“Aaa.. Ini..?” Hoseok menunjuk Cha Young karena penasaran.
“Ah ini Ji Cha Young, dia sekretasis baru disini..”
“Aahh.. Bangapseumnida Cha Young-ssi..”
“Jung Hoseok-ssi.. Sajangnim sudah menunggumu di dalam..” sahut Nara.
Begitu Hoseok masuk ke ruangan Sajangnim, Nara kembali berkutat dengan pekerjaannya.
Tak berselang lama, telepon di meja Nara kembali berbunyi.
“Yeoboseyo?”
“Nara-ssi, ke ruanganku sekarang..”
“Ye Sajangnim..”
Nara mengetuk pintu dan masuk ke ruangan Sajangnim.
“Anda perlu sesuatu Sajangnim?”
“Aku akan melakukan perjalanan bisnis ke Paris besok pagi. Siapkan segala keperluannya. Hubungi Pak Baek untuk menyiapkan private jet.”
“Algeseumnida Sajangnim..”
“Kau juga ikut bersamaku..”
“Ye??” Nara terbelalak seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I Love You
Fanfic"Nara.. Tetaplah bersamaku. Aku tahu ini tak akan mudah. Tapi aku akan selalu menjagamu."