Sore hari waktu setempat mereka tiba di bandara Charles de Gaulle, Paris. Sebelum keluar bandara, mereka menjalani pemeriksaan imigrasi.
“Nara Kim dan Yoongi Min? Dari Korea Selatan?” petugas imigrasi memandangi mereka sejenak.
“Kalian suami istri?”
“Bukan.” Jawab Yoongi singkat.
“Kalau begitu kalian pasti pasangan kekasih?”
“Apa itu bagian dari pertanyaan keimigrasian?” jawab Yoongi ketus.
“Ahh tidak.. Aku hanya ingin memberi beberapa rekomendasi tujuan wisata romantis di Paris.” jawab petugas itu sembari menyerahkan kembali pasport keduanya.
“Terima kasih.. Mungkin lain kali aku akan mendengarkan rekomendasimu.” jawab Yoongi sambil menerima kembali pasportnya dan berlalu keluar dari bandara menuju hotel tempat mereka menginap.
Setibanya di hotel..
“Dua kamar atas nama Monsieur Min Yoongi?” resepsionis memandang keduanya dengan tatapan keheranan.
“Oui..” jawab Yoongi singkat dalam bahasa Perancis.
“Kau yakin sudah mem-bookingnya dengan benar?” bisik Yoongi pada Nara.
“Tentu..”
“Anda berdua bukan sedang berbulan madu?” tanya petugas resepsionis
“Non, nous sommes en voyage d’affaires.” jawab Yoongi.
(No, We’re on bussines trip.)“Ah excusez moi.. Ini kartu akses kamar anda.”
“Merci..”
Nara berdecak kesal.
“Memangnya semua orang yang ke Paris adalah pasangan romantis, huh?” gumamnya. Yoongi melirik Nara dan tersenyum tipis.
Yoongi dan Nara masuk ke dalam lift. Saat pintu lift tertutup Nara melihat pantulan bayangan mereka berdua. Nara menghembuskan nafas kasar, memahami alasan pertanyaan aneh petugas bandara dan juga resepsionis hotel tadi.
Nara memasuki kamar hotelnya yang bersebelah dengan kamar Yoongi. Dia melepas sepatu dan coatnya, lalu melompat ke ranjang. Efek perjalanan panjang dan perbedaan waktu membuatnya merasa sangat lelah.
Nara tertidur cukup lama sampai suara bel di pintu kamar membangunkannya. Nara melihat ke arah jendela, langit sudah gelap.
Suara bel terus terdengar, sepertinya orang diluar sana sangat tidak sabaran. Nara dengan kesal segera menuju ke pintu tanpa sempat merapikan penampilannya.
“Sa-sajangnim..!!” Nara terkejut melihat Yoongi ada di depan pintu, terlebih dia menyadari penampilannya saat ini pasti tampak sangat berantakan.
“Kau baru bangun?”
Yoongi menyerahkan paperbag berisi makanan cepat saji dari restoran setempat.
“Ini.. Makanlah.. Kau belum makan dari tadi sore..”
Nara melongo menerima bungkusan makanan dari Yoongi.
“Ah iya, jangan lupa nyalakan alarm mu, besok kita meeting pagi-pagi..”
“Ah ye Sajangnim.. Gamsahamnida..”
Nara menutup kembali pintu kamarnya. Dia bersandar di belakang pintu memeluk paperbag di tangannya.
“Aiisshh siall..!! Tampangku pasti sangat mengerikan. Aahh memalukan sekali..” Nara menutup muka dengan tangannya dan menghentak-hentakan kakinya.
“Ahh molla.. Aku lapar. Terima kasih makanannya Sajangnim..” Nara bermonolog sambil mengintip ke dalam paperbag.
Yoongi kembali ke kamarnya dengan senyum di wajahnya.
“Kenapa dia menggemaskan sekali dengan rambut berantakan itu?”
Yoongi menggelengkan kepalanya, mengusir bayangan Nara.“Astaga ada apa denganku..? Aku pasti sudah gila..!!”
Nara berdiri di balkon kamarnya menatap jalanan kota Paris yang padat. Pantas saja orang-orang menjuluki Paris dengan sebutan Kota Cinta, bahkan udaranya pun membawa perasaan romantis dalam diri Nara.
“Kau belum tidur?”
Nara melonjak kaget, menoleh ke arah suara dan melihat Yoongi berdiri di balkon kamarnya sendiri.
“Sajangnim..? Omo..!! Kau minum? Bukankah besok ada meeting?”
Yoongi tersenyum memperlihatkan gummy smile-nya.
“Segelas alkohol tidak akan membuatku mabuk, Nara-ssi..”
“Sajangnim..??”
“Wae?”
“Kau baru saja tersenyum? Omo!! Ini kali pertama aku melihatmu tersenyum secerah itu..”
Yoongi terhenyak mendengar celoteh Nara.
“Kau berlebihan Nara-ssi.. Kau mau?” Yoongi mengacungkan gelasnya.
“Ah tidak.. Jika aku minum sekarang, kau akan memarahiku besok pagi..”
“Wae?”
“Aniyo..” Nara tersenyum dan kembali memandang jalanan kota Paris.
“Kau suka kota ini?”
Nara mengangguk, mengedarkan pandangannya ke sekeliling hotel.
“Apa yang kau sukai disini..?”
Nara berpikir sejenak, kemudian menunjuk ke arah Yoongi.
Yoongi mencelos.“Itu disana.. Dibalik gedung-gedung itu..” ujar Nara.
Yoongi berbalik melihat arah yang dikatakan Nara, dan melihat ujung menara Eiffel tersembunyi di balik gedung-gedung.
Yoongi tersenyum menyadari kesalahannya.
“Sajangnim.. Ku rasa kau harus sering tersenyum seperti itu..”
“Cepat tidur Nara-ssi. Jangan bicara yang tidak-tidak..”
“Aku serius Sajangnim..”
“Aku tidak akan memaafkanmu jika kau besok kesiangan.” Ucap Yoongi sambil berlalu masuk ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I Love You
Fiksi Penggemar"Nara.. Tetaplah bersamaku. Aku tahu ini tak akan mudah. Tapi aku akan selalu menjagamu."