𝔇𝔲𝔨𝔢 𝔚𝔦𝔱𝔥 𝔇𝔢𝔪𝔬𝔫𝔦𝔠 𝔓𝔬𝔴𝔢𝔯𝔰

< 11 >

Di ruang belajar yang gelap di mana lilin berkelap-kelip pelan, kini hanya ada mereka berdua, Lena dan Duke.

Kahel, yang duduk bersila di kursi mewah, tidak memiliki ekspresi menakutkan di wajahnya, tapi bagi Lena, dia merasa seperti predator yang menunggu mangsanya. Tetap saja, tepat di depan matanya pria itu memenggal kepala pasangan baron itu tanpa emosi apa pun. Ketakutan yang mengerikan kembali muncul dari jari kakinya dan mengguncang seluruh tubuhnya.

Namun sesaat sebelum air mata Lena menggenang, suara Kahel yang rendah, lembut, namun entah bagaimana mengancam, menggugahnya.

“Apa kamu bilang Lena? Jangan berdiri seperti itu, datang dan duduklah di depanku.”

Itu adalah suara yang membuatnya bergidik dengan cara yang aneh. Tidak marah atau dingin, pasti manisnya meleleh, tapi tidak bersahabat…….

Lena merasakan ketakutan di sana, seolah ada pedang di bawah lehernya. Atas perintah yang tidak bisa dia patuhi, dia tersentak dan duduk di kursi di depannya. Sementara itu, tentu saja, dia dengan lembut menarik kursi untuk memperlebar jarak antara dia dan dia.

Kahel diam-diam memperhatikan Lena melakukan semua yang dia lakukan. Dia sudah lama melepas Calia. Jika energi iblis yang memancar darinya adalah sebuah aroma, kini ruangan ini akan dipenuhi dengan aroma yang sangat kuat dan memusingkan.

Itu juga alasan mengapa ksatria yang membawa Lena buru-buru hanya mendorongnya ke dalam ruangan. Meskipun ksatria itu memiliki aura yang kuat, kekuatan iblis Duke menyebar cukup luas sehingga bahkan ksatria itu bisa merasakan bahayanya.

Tapi tetap saja tidak ada yang berubah pada gadis petani Lena ini.

Di mata Lena tidak ada emosi positif lain selain kekhawatiran dan ketakutan akan apa yang akan terjadi di masa depan. Mungkin Ratu atau orang-orang dari keluarga Santella tidak terlibat, ini adalah pertama kalinya ada orang yang begitu tidak peka terhadap kekuatan iblis.

Kahel memutuskan untuk mendekat dari rute lain. Bukan hanya kekuatan jahatnya yang membantu orang-orang tertarik padanya. Penampilannya juga sangat menggoda sehingga dikabarkan bahwa dia mirip dengan gambar dewa, jadi tidak peduli seberapa keras dia menekan sifat jahatnya, dia tidak bisa menghentikan orang untuk jatuh cinta padanya.

Mengingat masa lalu yang menyusahkan itu, Kahel tersenyum aneh pada Lena. Layanan seperti ini tidak diberikan kepada siapa pun. Itu juga merupakan sesuatu yang biasanya tidak pernah dia lakukan bahkan pada anak kecil sekalipun. Tetapi…….

“Sa, tolong selamatkan aku…….”

Tampaknya upayanya dianggap sebagai ancaman. Lena, yang hampir tidak bisa menahan air matanya, mulai memohon agar dia tetap hidup, sambil meneteskan air matanya. Dia bahkan tidak berani bangkit dari tempat duduknya dan melarikan diri, hanya memohon untuk nyawanya sambil mengatupkan kedua tangannya di pangkuannya. Itu adalah momen ketika hukum 'bahkan para dewa pun akan jatuh cinta' pada senyumannya memudar.

'Itu tidak normal. Sudah kuduga, ini mencurigakan.'

Hingga saat ini, tidak ada orang biasa yang tidak bereaksi terhadap kekuatan atau penampilan iblisnya. Bahkan Ratu pun biasa melihat senyumannya dengan gembira, dan sungguh tidak masuk akal jika gadis petani yang hanya bekerja sebagai pembantu itu tidak merespon. Lebih masuk akal kalau dia telah berlatih untuk hari ini sejak dia masih muda.

Dia semakin menambah kecurigaannya, khususnya, mungkin dia adalah anggota sekelompok orang yang mencoba menyerangnya. Mungkin Viscount Delroins atau Viscount Horace penipu, dan menempatkan wanita ini di sisi Kahel adalah tujuan akhir Keluarga Santella.

“Sepertinya kamu diambil alih-alih putri kandung Baron, tapi sejauh ini kamu belum mendapatkan keuntungan dari garis keturunan Baron, jadi menurutku tidak adil menerapkan hukuman kerabat padamu. Namun fakta bahwa Anda mewarisi darah orang berdosa tidak dapat diabaikan. Jadi, tergantung kegunaanmu, aku akan memutuskan apakah akan membuatmu tetap hidup atau tidak.”