15. Jogging

72 54 4
                                    

"Alam itu untuk dinikmati, bukan ditaklukan." ~ V&A

Awal pergantian bulan Maret ke bulan April bukan hanya memberikan semangat baru karena bulan itu adalah bulan kelahirannya, tetapi bulan itu juga memberikannya sesuatu yang tidak biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awal pergantian bulan Maret ke bulan April bukan hanya memberikan semangat baru karena bulan itu adalah bulan kelahirannya, tetapi bulan itu juga memberikannya sesuatu yang tidak biasa. Bulan April besok akan menjadi bulan April terindah, karena kali pertamanya dia akan menginjakkan kakinya ke gunung.

Selama ini dia tidak pernah diperbolehkan untuk naik gunung. Sudah beberapa kali dia coba membujuk kakek dan nenek dengan hasil yang tetap sama. Tidak diizinkan dengan alasan belum cukup umur.

"Capek."

Gadis itu terlihat ngos-ngosan, berusaha mengatur nafasnya yang sesak akibat berlari. Sungguh, dia tidak bisa mengimbangi langkah Sean. Padahal dia tau Sean juga sudah melambatkan kecepatan larinya untuk menunggunya. Tapi tetap saja dia tidak bisa mengimbangi nya.

Sean menghentikan langkahnya setelah melihat April yang menghentikan langkahnya. Gadis itu tampak memegang  kedua lututnya untuk mengatur nafasnya.

"Sebentar, aku cari minum dulu!"

Gadis itu ingin menahannya, tetapi Sean sudah buru-buru hilang dari hadapannya.  Gadis itu hanya bisa menunggu laki-laki itu di bawah pohon, di pinggir jalan untuk merehatkan tubuhnya.

Tidak ada dua menit, laki-laki itu kembali dengan dua buah botol air mineral di tangannya.

"Minum dulu Jen!"

"Makasih."

April menerima botol yang diberikan Sean untuknya lalu meminumnya langsung. Mungkin bisa dibilang ini adalah pertama kalinya dia lari pagi terlepas dari mata pelajaran olahraga sekolahnya.

"Emangnya kalo naik gunung harus joging dulu ya? Kalo gak jogging emangnya kenapa?"

"Ya gak papa. Buat persiapan fisik aja. Supaya kaki kamu gak kaget pas naik gunung," balasnya. April menganggukkan kepalanya mengerti.

Laki-laki itu ikut duduk di sampingnya, di bawah pohon beringin yang berada di pinggir jalan yang sepi karena jam masih sangat pagi untuk orang-orang yang ingin beraktivitas di hari libur seperti ini.

"Jen."

"Iya?"

"Terima kasih udah mau ngerawat waktu sakit."

"Sama-sama. Aku cuman ngelakuin apa yang bisa aku lakuin aja. Jadi jangan GR!"

Sean hanya terkekeh mendengar balasan gadis di sampingnya itu. Dia menyandarkan kepalanya ke batang pohon di belakangnya.

"Sean. Boleh nanya?"

"Boleh. Sok aja keluarin apa yang mau ditanyain."

"Bandung itu seperti apa? Kalangan orang mengatakan Bandung itu Kota yang paling romantis apalagi setelah hujan. Emang bener?" tanya April penasaran.

Varsha & Ancala (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang