Hay hay hay! Penulis abal abal kini telah kembali guys! Oh yaa. Kemungkinan 1 atau 2 chapter ke depan itu isinya flashback nya Zayn sama Zee sekaligus pendapatnya Zayn tentang Maudy. So? Happy Reading Guys!!! ^_^
***************************************
Haahh,akhirnya aku bernafas lega sekarang. Karna perjalanan yang cukup lama sedikit membuat tubuhku lelah. London. Terakhir aku kesini saat 5 tahun yang lalu,saat adik tersayangku tewas dengan konyol. Yaitu bunuhdiri karena ditolak cintanya seorang lelaki yang kuketahui namanya Afgan. Padahal adikku sangatlah cantik. Aku bingung dengan lelaki bernama Afgan itu,bisa bisanya dia menolak adikku Azley. Aku kesini untuk membalaskan rasa sakit adikku. Aku sangat sayang kepadanya. Karena dulu,saat aku ingin pergi,kakakku memberikan sebuah surat.
flashback on
Author POV on
Dua laki laki tampan sedang duduk bertekuk lutut didepan sebuah batu nisan. Mereka menangis dalam diam,sedangkan orang disekitarnya menatap mereka dengan tatapan iba. Mereka tau,betapa sayangnya dua orang laki laki tampan dihadapannya kepada sang pemilik batu nisan. Dua orang paruh baya pun menangis tersedu sedu karna melihat kesedihan kedua putra nya kepada seseorang yang ada didalam gundukan tanah itu."Nak...hiks....sudahlah...hiks....dia sudah tenang disana sayang....hiks..." Ucap wanita paruh baya berjongkok disebelah salah satu dari dua laki laki tadi dan megelus pundaknya berniat untuk menenangkan sang anak.
Seorang lelaki paruh baya pun ikut berjongkok didepan sang Istri "Sudahlah Ma. Mereka pasti merasa sangat kehilangan Azley,kau tau bukan? Betapa sayangnya mereka terhadap adik bungsu mereka itu?" Ucap pria itu sambil menahan tangisnya agar tidak pecah
"Jaga diri kalian sayang. Jika kalian sudah puas memandang batu nisan Azley,cepatlah pulang" Ucap sang mama tersenyum sambil menatap kedua anak lelakinya yang hebat. Kedua pasangan itupun pergi diikuti oleh para peziarah yang tadi ikut berduka cita.
Hening. Hanya suara dedaunan yang tertiup angin musim semi. Sang anginpun terbang membuat helaian rambut dua lelaki yang tersisa dipemakaman itu bergerak bebas. Berbeda dengan si pemilik rambut. Yang ada dipikiran mereka hanyalah sang adik. Kenapa dia harus meninggal dengan cara yang seperti ini? Setidaknya itulah yang ada dibenak mereka.
"Zayn" Merasa dipanggil,sang pemilik nama pun mendongakkan kepalanya melihat sang kaka. Mata coklat mereka yang sama pun bertemu.
"Kita harus membalaskan dendam Azley. Kita harus bisa membuat si Afgan berengsek itu mengetahui betapa terpukulnya kita semua mengetahui keadaan Azley yang terkapar tak berdaya dengan darah bercucuran dari tangannya di kamarnya.." Lelaki itu menjeda sejenak dan mengacak rambutnya frustasi
"aku tidak menyangka Azley akan sampai bunuh diri hanya karena ditolak cintanya. Aku tidak pernah membayangkannya walaupum dimimpi buruk sekalipun"
"Kalau kita harus mebalaskan dendam kita semua,kita harus benar benar menyiksanya. Nyawa pun tidak cukup."
"Ikut aku!" Ucap Zee tiba-tiba berdiri dan pergi dengan setengah berlari kearah mobilnya. Zayn masih terdiam beberapa menit. Lalu akhirnya diapun menyusul Zee yang sudah ada dimobil nya. Zayn menuju kebelakang mobil Zee. Mobilnya.
Zayn tidak tahu,akan kemana Zee membawanya pergi? Pertanyaan itu terus berputar putar diotaknya. Dia tidak pernah melewati jalanan ini. Di setiap perjalanan,hanya ada pohon pohon besar di setiap sisi jalan. Rantingnya sampai ke atas jalanan. Seakan akan para daun yang ada dirantingnya melindungi siapapun yang melewati jalan tersebut dari sinar matahari yang terik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
القصة القصيرةSiapa sangka?orang yang selalu mencari masalah terhadap Maudy ternyata adalah orang yang setiap harinya menaruh surat dan bunga bunga indah itu di dalam lokernya? "Gak ada yang gak mungkin di dunia ini,jadi aku yakin aku bisa menaklukan hatinya"-Zayn