pink🩷

870 75 11
                                    


Tik....tok....tik....tok....

Kriiiiiiinggg!

Suara dering jam beker berbunyi tepat waktu. Deringnya yang memekakkan telinga itu membuat makhluk bertubuh mungil yang tengah bergelung nyaman dibalik selimut itu menjadi terusik. Tanpa menunggu nyawa terkumpul, gadis mungil itu langsung mendudukkan dirinya diatas ranjang lalu dengan perlahan membuka penutup mata berbentuk kelinci yang sedang ia pakai. Mengerjapkan mata sejenak lalu tangannya menekan tombol off pada jam beker berwarna putih diatas nakas yang juga berbentuk kelinci.

Pham Hanni namanya. Gadis cantik yang imut dan polos ini adalah gadis yang mengidap little space syndrom. Sindrom yang membuat penderitanya melakukan hal kekanak-kanakan, tidak mau mandiri, dan sulit untuk diberi pemahaman terkait apa yang terjadi pada dirinya.

Tapi berbeda dengan pasien lainnya, Pham Hanni paham betul apa itu little space syndrom, hanya saja ia menyangkal bahwa hal tersebut tengah dialaminya. Karena memang begitu lah gejala yang terjadi kepada pengidap sindrom satu ini, mereka memiliki fisik orang dewasa namun perilakunya tidak mencerminkan bagaimana selayaknya usia. Atau bisa dibilang mereka menyangkal fakta bahwa mereka sudah dewasa, bukan lagi anak kecil.

Tapi bagi Hanni, ia bukan menyangkal, melainkan hanya menjadi dirinya sendiri. Jika ia senang ia akan girang, jika ia sedih ia akan menangis, dan jika ia benci ia akan marah. Ia rasa hal itu bukanlah suatu kecacatan. Manusia memang seperti itu bukan? Tak peduli orang-orang mengatainya cacat, bodoh, gila, atau pun orang aneh, ia tetap mengikuti kata hatinya. " I'm just being my self" begitu katanya.

Selain mencintai dirinya sendiri, Hanni juga sangat mencintai kelinci. Baik yang berupa hewan maupun barang, ia hanya akan tertarik pada semua yang berkaitan dengan kelinci. Segala atribut yang ada dikamarnya bertema kelinci, seperti piyama kelinci, sandal kelinci, sepatu kelinci, seprei kelinci, selimut kelinci, tas kelinci, topi kelinci, meja kelinci, karpet kelinci, dan masih banyak lagi. Ia sangat fanatik terhadap hewan mungil bertelinga panjang yang suka makan wortel itu.

Oh, jangan tanyakan lagi berapa banyak boneka kelinci yang ia miliki, bahkan satu almari besar pun tidak akan muat untuk menampung koleksi boneka kelinci yang ia punya. Oleh karena itulah sang ibunda memberikan ruangan khusus untuk meletakkan puluhan atau mungkin ratusan koleksi boneka milik anak semata wayangnya itu. Meski memiliki hampir segudang boneka, tapi hanya satu yang melekat erat didalam hati pham hanni, kelinci yang tidak boleh dimiliki oleh siapapun didunia ini kecuali dirinya, yang tidak boleh terpisah dari sisi nya sepanjang waktu, yaitu sebuah plushie kelinci berwarna abu-abu kesayangannya.

Hanni memang lah pecinta binatang, ia menyayangi semua jenis binatang tanpa terkecuali. Hanya saja kelinci memiliki daya tarik tersendiri dimata hanni. Entah kenapa saat melihat sesuatu yang berhubungan dengan kelinci, ia menjadi sangat excited melebihi semua hal yang ada didunia.












Tok tok tok

"Sayang, kalau udah bangun langsung mandi yaa... Jangan bobo lagi. Kamu inget kan kalo hari ini kita mau ketemu tante jichu? " Ucap ibunya hanni, Jennie, dari balik pintu tanpa berniat masuk kedalam kamar bernuansa pink-putih milik anak gadis nya.

Manik hazel yang sayu sayu itu langsung membuka lebar, berbinar, membulat dengan sempurna diiringi senyuman yang terbit dibibir mungilnya. Begitu hangat dan manis. Kalimat dari sang ibunda membuat semangat nya meningkat di pagi hari dan itu membuatnya sangat bahagia. Benar benar bahagia.

Segera ia mencari plushie kelinci yang menemani tidurnya semalaman, ternyata plushie itu terpendam oleh selimutnya sendiri. Hanni memeluk erat bulu abu yang lembut itu lalu melompat lompat riang diatas ranjang nya sambil mengayunkan sahabat mungilnya dan berteriak kegirangan. "Yeay yeay yeayyyy!!"

my little bunny (bbangsaz) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang