Juli 2006.. sebelum memasuki tahun ajaran baru, Vivya disibukan dengan agenda persiapan masuk ke pesantern impian ayahnya. Ya.. impian ayahnya memang, karena seumur-umur Vivya tidak pernah bermimpi akan menjadi seorang santri, dan menimba ilmu di pesantren.
_flasback beberapa bulan yang lalu_
"Vi... pokoknya Ayah tidak mau tau, kalau Vivya tidak mau sekolah di pesantren, lebih baik kamu tidak usah sekolah sekalian saja sana! Kalau mau sekolah di sekolah negeri, silahkan cari biaya sendiri! Jangan harap Ayah aka biayai sekolah kamu!" Ucap tegas ayahnya yang selalu ngotot agar anak gadisnya mau dipondokan.
"Tapi Ayah.. Vivya gak mau dipondokin! Vivya pasti gak bakalan betah mondok ayah!" Rengek Vivya berusaha untuk meyakinkan ayahnya biar tidak mondok.
"Pokoknya ayah tidak mau tahu, sekali mondok, tetap mondok!"
Setelah perkataan ayahnya tersebut mau tidak mau Vivya dengan berat hati menerima "paksaan" ayahnya untuk mondok di salah satu pesantren, yang berbasic pondok bahasa di Jawa Tengah.
.
.
.
Kini tak terasa sudah hampir seminggu ini Vivya tengah disibukkan dengan persiapan-persiapan "pra pesantern"-nya, yang sebenarnya sudah jauh-jauh hari ibunya telah siapkan untuk putri sulungnya itu. Salah satunya adalah perkara hal yang sangat sepele, seperti mengajari Vivya mencuci piring.
Ya mencuci piring.. karena Vivya memang anak yang amat sangat manja plus aleman. Selama masa hidupya sejak ia di bangku sekolah dasar, Vivya sama sekali tidak pernah diajarkan pekerjaan rumah oleh ibunya sendiri, bahkan perkara menyapu lantai rumah pun Vivya tidak pernah melakukan hal tersebut. Karena memang sedari dulu kedua orang tua Vivya sudah sangat-sangat memanjakan anak gadis semata wayang mereka ini.Tak terasa sudah tinggal 3 hari lagi sebelum Vivya benar-benar resmi menyandang statusnya sebagai seorang santri, ia masih bimbang dan sedih. Karena keputusan ini bisa dikatan sebagai keputusan sepihak dari sang Ayah yang ia nilai sangat egois. Padahal dengan alasan ini pula lah kisah cinta dimulai ketika awal Vivya menemukan si "mata sipit" dimulai...
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Cinta di Pesantren❤
Romance♡Prolog Aku memandangnya dari kejauhan, tak ku sangka mata sipitnya ternyata diam-diam sedang memandangiku dengan senyumnya.. Ya senyumnya begitu menawan di mataku. Tanpa sadar bibirku pun ikut menyungingkan senyum membalasnya. Oh andai kalian tahu...