Flashback (2)

4K 149 6
                                    

Janu Gautama Adhiyaksa Bantah Isu Menghamili Anak Pejabat, Netizen: Emang Irish Aja Yang Kegatelan!

Intip Potret Cantik Nada Judhitia, Istri Sah Janu Gautama Adhiyaksa.

Latarbelakang Nada Judhitia Disorot, Begini Kata Mantan Pacar Janu: Paling Dibayar!

Dituding Plagiat, Designer Ify Adhiyaksa Batalkan Kerja Sama.

Jumlah Kekayaan Joni Adhiyaksa Dibandingkan Dengan Keluarga Koentjoro.

Diam-Diam Menikah, Ternyata Ini Alasan Janu!

5 Fakta Menarik Istri Penerus Adhiyaksa Group.

Nada tahu, keluarga Adhiyaksa itu ibarat magnet. Apa pun yang mereka lakukan, selalu menarik untuk dikulik, terutama soal Janu. Perempuan mana yang tidak tertarik dengan ketampanan mas-mas satu ini? Termasuk Nada. Tapi Nada sadar, Janu itu seperti bayangan. Nyata, tapi mustahil untuk digenggam.

Maka, sekalipun statusnya sebagai Nyonya Janu, bukan berarti derajatnya setara dengan pria itu. Nada tetap mbak-mbak biasa, yang kebetulan aja bisa diajak kerja sama.

"Mbak Nadaaaa, i'm comiiiiiing!" Pulang piknik, Jovan mampir ke apartemen Janu dan menenteng dua plastik besar berisi oleh-oleh.

Buat Nada yang tengah merenung di sofa kontan menoleh. Menyungging senyum tipis, disambutnya Jovan yang dengan salah tingkah beranjak duduk di sebelahnya —usai meletakkan kantong plastik tersebut di atas meja. "Banyak banget, Van. Apa ini?"

"Oleh-oleh untuk yang terkasih dong," jawab Jovan, mengedip genit.

"Ooh," Nada manggut-manggut. "Buat Mas Janu?" tebaknya, yang disambut decakkan keras Jovan.

"Nggak lah, Mbak. Ngapain?" Dagunya mengedik sewot.

"Terus?" Nada mengerutkan kening bingung.

Bibir Jovan menukik jenaka. "Buat Mbak Nada dong. Kan terkasih. Kalau terbangsul ... itu baru Mas Janu," cengirnya.

"Hus!" tegur Nada, "Nggak boleh gitu."

Secepat kilat cengiran Jovan lenyap. "Kenapa sih Mbak Nada belain Mas Janu banget?"

"Karena nggak sepantasnya kamu ngomong kayak tadi," tutur Nada, berusaha untuk tidak memihak siapapun.

"Mbak," gumam Jovan, membelokkan topik. "Umur Mbak Nada 'kan baru 21, kok Mbak Nada mau sih sama om-om umur 29?"

"Bff," Nada menahan tawa.

"Kalau kata gue sih, mending Mbak nunggu lima atau enam tahun lagi. Nunggu gue." Jovan nyengir lagi.

"Van, Van." Nada geleng-geleng. "Yang namanya jodoh, rezeki, dan maut itu nggak bisa diprediksi, termasuk pernikahan Mbak dan Mas Janu. Mungkin aja Mas Janu emang jodohnya Mbak, meskipun sebelum ini kami nggak deket, bahkan nggak pernah tegur sapa."

"Emang sombong itu si buaya!" timpal Jovan.

"Hus!" tegur Nada.

Jovan memutar mata, untuk kemudian merogoh saku celana —mengeluarkan ponsel. Dikontaknya nomor Janu dengan panggilan video. Sial! Yang menyahut suara operator. "Cih, sok sibuk!" cibir Jovan.

Tak lama, ponsel Nada berdering ribut —ternyata dari Janu. "Halo, Mas?"

"Jangan keluar apartemen, ada banyak wartawan di sana," pesan Janu.

"Buaya!" sungut Jovan, "Gue telepon, nomornya nggak aktif, eh, tahu-tahu nelepon istrinya. Dikata anjing tapi abang gue."

"Nad, ada Jovan?"

Repair [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang