Warning: Depiction of panic attack.
Proceed with caution.
.
.
.
cryophobia
(n.) the irrational fear of cold, including cold weather and cold objects.
.
.
.
Kalau boleh berkata jujur, keseharian sosok yang dikenal sebagai Joanne adalah hal yang biasa saja. Bangun pagi, sarapan, mengambil misi baru. Lalu dia mulai bekerja, menyelesaikan misi seharian, menghajar monster dan bandit, pulang. Kemudian keseharian yang sama akan terulang pada esok hari.
Toh, pada akhirnya semua akan kembali ke titik awal. Selama satu minggu kesehariannya akan terus berlangsung dengan sama.
Yah, Aegis—rekan kerja dan sahabatnya—berkata dirinya tidak normal. Apabila Joanne bisa meminjam kalimatnya; "Orang gila macam apa yang mengambil lima misi dalam satu hari?!".
(Mungkin Joanne memang agak gila. Tapi, hey! Dia juga butuh untuk menafkahi anaknya; Arc. Si naga cilik yang sudah hampir sepuluh tahun lamanya berpetualang bersama Joanne.)
Hari-hari dipenuhi oleh misi adalah hal yang normal. Entah ketika musim semi, saat bunga-bunga bermekaran dan para peri berdansa riang. Atau musim panas ketika mereka semua dipanggang dibawah teriknya sang surya. Atau musim gugur, pertanda bahwa perayaan Mogloween akan tiba sebentar lagi. Mau pun musim dingin.
Ah, iya. Musim dingin. (Musuh bagi Joanne.)
Apakah Joanne membenci musim dingin? Tentu saja tidak! Mana mungkin. Perayaan Frostval adalah salah satu perayaan yang dia cintai; segelas cokelat hangat, makan malam bersama, menghitung mundur tahun baru, salju.
(Dingin yang mencekik, mengambil semua napasnya. Memaksanya diam membeku di antara salju. Di mana dirinya? Apa yang terjadi? Dia tidak bisa bernapas. Seseorang tolong, tolong aku, tolongakutolongakutolongakutolongakutolongaku—)
Ah. Cerobohnya Joanne, lagi-lagi larut dalam pikirannya. Mungkin seharusnya dia membawa sesuatu untuk terus membuat otaknya berputar selalu. Dia bisa membayangkan omelan sahabat-sahabatnya kalau tahu kebiasaan sang Pahlawan Falconreach ini.
Tetapi, lagi-lagi Joanne tidak bisa tidak berpikir; bagaimana ini bisa terjadi?
Di sinilah dia, sendirian di tengah gua. Dirinya menatap cuaca di luar tempat perlindungannya; badai salju yang menggila dengan bebasnya di tengah gelapnya malam. Jika Joanne tidak membawa lentera, penglihatannya musnah sudah. Untung saja dia jauh di dalam gua, melindunginya dari badai di hadapan.
(Bukan berarti kekhawatirannya akan hilang; kalau Joanne diam terus, kemungkinan mulut gua akan tertimbun salju.)
Wah, sungguh, Joanne mendecak kesal, hari yang menyenangkan. Di antara semua hari, badai salju tiba ketika dia sedang bekerja sendirian di luar area Falconreach. Beruntung sekali!
KAMU SEDANG MEMBACA
the fear | Tomix Danao
Fanfiction[ WARNING ; THIS WORK CONTAIN DEPICTION OF PANIC ATTACK. Proceed with caution. ] Dinginnya malam dan musim dingin merayap pada dinding gua. Angin dari badai berhembus masuk, perlahan-lahan memenuhi gua. Sendirian, dalam perlindungan jubah dan ditema...