1- Matcha & Caramel

4 0 0
                                    

"De, ke minimarket depan dong" titah Ayumi kepada Putra tunggal nya.

"ih bunda!" Gahar menyuarakan rasa kesalnya karena sang bunda masih memanggil dirinya dengan embel embel 'De' padahal tadi sebelum Diana datang sang bunda sudah menyepakati permintaannya dengan tidak memanggil panggilan sehari harinya itu dihadapan Diana.

"eh- hehe lupaa" Ayumi hanya bisa cengengesan sendiri melihat raut kesal putra nya, "Ayo Gahar ke minimarket dong, beliin " Lanjut Ayumi sambil menendang pelan kaki suaminya di bawah meja.

"bunda tiba tiba pengen eskrim deh"

"Apasih bun, kan ad--" Gahar mencoba membantah namun terpotong oleh ucapan sang Ayah.

"Ayah juga mau titip rokok dong"

"Nih pergi nya ditemenin Diana" Sambung Agra tiba tiba sambil mendorong anaknya untuk berdiri membuat Diana yang tengah mengunyah suapan terakhir Cheesecake nya itu membulatkan mata nya.

Jadi disinilah mereka sekarang, di dalam mobil Gahar dengan keheningan yang menyelimuti mereka. Diana masih tak habis pikir, bagaimana bisa para orang tua itu menjebak mereka dalam keadaan seperti ini setelah mengatakan akan menjodohkan mereka berdua?.

"Kak Gahar?" akhirnya sepatah kata keluar dari mulut Diana yang sejak tadi terkatup rapat.

"Kenapa?" sahut Gahar sedikit mengihkan pandangannya kepada Diana.

"Aku boleh putar musik?" daripada di selimuti sepi yang menambahkan kecanggungan mereka, lebih baik ditemani alunan musik kan? begitu pikir Diana sejak tadi.

"Boleh" balas Gahar dengan lengkungan tipis di bibirnya.

Jika boleh jujur Gahar rasanya ingin membenturkan kepala nya kepada dashboard di hadapannya saking gugupnya. Bukannya Gahar tidak mau pergi berdua dengan Diana seperti ini, tapi kenapa Bunda nya itu tidak memberikan aba-aba sama sekali! Ia jadi bingung sendiri jadinya.

Ia gugup sekali berada di satu mobil yang sama dan hanya berdua dengan Diana seperti ini, Gahar jadi mengingat kejadian ajaib yang membuatnya bisa di jodohkan dengan gadis di sampingnya ini.

                                  ***
Sore itu, Gahar sedang menemani bunda nya untuk mengajak Cimol, kucing kesayangan bunda nya jalan jalan sore ke sebuah taman. Gahar hanya duduk di bangku panjang dengan earphones yang bertengger di telinganya, Ia hanya memperhatikan bunda dan Cimol yang sedang main kejar kejaran sampai seseorang mengalihkan atensinya, Seorang gadis tengah mengayuh sepedanya sambil bersenandung kecil itu mencuri perhatian Gahar.

"De! hey!"

Panggilan di sertai cubitan gemas di lengan kiri dari bunda membuat Gahar terkesiap, lalu segera mengalihkan kembali seluruh atensinya yang sempat dicuri gadis tadi kepada bunda nya.

"Ngeliatin apa sih serius banget sampe ga denger bunda panggil-panggil" gerutu Ayumi lalu mendudukan diri di samping putra nya dengan Cimol di pangkuannya.

"Liat deh bun, didepan sana kayanya udah keliatan hilal calon menantu bunda" jawab Gahar diiringi gelak tawa.

"Yang ngomong sama pohon itu?" tebak Ayumi saat melihat gadis yang di maksud Gahar seperti sedang bersandar dan berbincang kepada pohon seakan itu adalah mahluk hidup yang akan menjawabnya. "Bunda kenal dia tau, namanya Diana"

Gahar yang semula menertawakan tingkah gadis itu pun mengernyit penasaran dengan pernyataan bundanya. "Masa sih?", Ayumi mengangguk mantap merespon ucapan putra nya.

"Bunda bisa dong bikin dia jadi menantu bunda" racau Gahar sambil meneguk es lemon yang dia beli sebelum duduk menyila disini.

"Ayah, kita jodohin Gahar sama Diana yuk?"

Gahar seketika tersedak air masam yang baru saja meluncur di kerongkongannya saat mendengar sang bunda tengah berbicara dengan layar ponsel yang menampilkan wajah Ayahnya. sejak kapan panggilan mereka tersambung?!

"boleh, anaknya Agra kan?"

"denger?" ucap Ayumi sambil menyeringai tanda kemenangan kepada Putra nya yang masih melongo.

***

Gahar jadi terkekeh sendiri mengingatnya, tak sadar mobil yang dia kemudikan sudah sampai di minimarket tujuannya. Akhirnya Gahar pun turun dan memasuki minimarket di ikuti Diana di belakangnya.

Mereka langsung menuju tempat ice cream di sudut ruangan. "Matcha atau cokelat?" Tanya Gahar sambil menatap Diana yang berdiri di sampingnya.

"Matcha!" Diana menjawab dengan mata berbinar menatap jejeran ice cream di hadapannya. Akhirnya Gahar mengambil beberapa ice cream dengan rasa vanilla untuk bunda dan matcha untuk Diana. Mereka kemudian beralih ke lemari pendingin tempat berbagai macam minuman berjejer rapi.

"Coffee or milk?"

"Milk"

"Full cream or Caramel?"

"of course Caramel!" seru Diana cepat saat mendengar rasa favorite nya di sebut Gahar, yang membuat lelaki di sampingnya itu tertawa gemas.

"Diana, Jelly atau Yogurt" "ini terakhir deh" jelas Gahar cepat ketika melihat gelagat Diana yang seperti ingin menolak.

"Yogurt kak"

Ini adalah siasat Gahar, Ia tahu jika dia malah bertanya 'mau atau tidak?' maka 99% Diana akan mengatakan tidak, makanya dia akan langsung tanyakan saja gadis itu memilih apa dan bisa langsung Ia beli, cukup cerdas bukan?

setelah mereka kembali kedalam mobil dengan satu kresek penuh berisi makanan, Gahar menerima telfon saat dirinya baru selesai memakai sabuk pengaman.

"Iya yah" Kalimat terakhir Gahar sebelum menutup telfon nya lalu menjalankan mobilnya ke arah yang berlawanan dari arah rumah Gahar.

"Kok ke arah sini kak?" Tanya Diana penasaran saat dirasa bukan ini jalan ke rumah Gahar.

"Tadi Ayah telfon, katanya om Agra udah pulang duluan karena ada urusan mendadak jadi sekarang disuruh anterin kamu pulang" Gahar menyalakan mode Auto drive sebelum akhirnya mengalihkan pandangan ke arah Diana dan menjelaskan apa yang ia dapat Dari telfon tadi.

Diana mengangguk mengerti sambil merutuki Ayahnya dalam hati, tega sekali meninggalkan dirinya sendirian dengan orang asing yang sialnya tampan sekali ini.

"Diana?"

satu panggilan lolos dari mulut Gahar membuat Diana menoleh.

"kamu belum jawab pertanyaan bunda tadi" lanjut Gahar dengan kekehan diakhir kalimatnya.

"ini serius gak sih kak? maksudnya, kita beneran..di jodohin?" jawab Diana patah patah.

"Iya, gimana?" sahut Gahar dengan pandangan lurus menatap wajah Diana.

"eung? ya ma-" u Diana hanya melanjutkan kalimatnya dalam hati, terlalu cepat gak sih kalau dia mengatakan mau mau saja? terlalu keliatan gak sih? naksirnya.

"kenapaa?" Gahar menatap heran Diana yang tidak melanjutkan kalimatnya dan malah tertawa sendiri.

"Kak Gahar, kuliah semester berapa?" Diana buru-buru mengalihkan pembicaraan.

"Keliatannya semester berapa?" Gahar malah meminta Diana untuk menebak.

"Tiga?" jawaban Diana sontak membuat Gahar tertawa. "Emangnya keliatan se muda itu?" Diana hanya mengangguk menanggapinya, malas terlalu ganteng.

"Saya semester enam"

Diana hanya ber-oh ria dengan pikiran yang melayang jauh entah kemana membayangkan seperti apa hari harinya nanti bersama Gahar.

EunoiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang