Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.
Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.
Ada beberapa adegan yang tidak pantas, di dalamnya jika di baca anak di bawah umur, jadi aku harap kalian jangan nyalahin aku ya. Dari awal udah di peringati. Abusive, Mental illness, Angst, Pelecehan, Mental disorder, Toxic, Red flag, NSFW, MINOR DNI jadi yang gampang ke triger sebaiknya jangan baca ya.
Summary : Pertemanan yang tidak lagi bisa di sebut sebagai teman belaka, bukankah harusnya segera di akhiri?
Itu jugalah yang menjadi alasan bagi Junkyu serta Jihoon saling menjauhi satu sama lain, serta berusaha untuk berada pada batasan yang telah mereka tentukan sendiri. Tanpa berbicara apapun, dengan pemikiran yang sama keduanya berakhir bersikap seperti orang asing setelah sekian tahun tidak bertemu.
Namun seperti sebuah takdir, berawal dari pertemuan di luar minimarket yang tidak sengaja karena Jihoon menabrak Junkyu. Kedekatan yang telah berlangsung terlalu dalam seperti sebuah api dan telah mulai redup karena intensitas pertemuan yang terlupakan langsung kembali berkorbar, membawa gairah yang telah coba mereka tahan akan satu sama lain kembali menenggelamkan keduanya.
Antara cinta, obsesi, pertemanan, keluarga, organisasi, hukum, media, serta kejahatan. Manakah dari hal itu yang berhasil membuat hubungan mereka berdua benar-benar berakhir?
.
.
.
.
.
.
.
..
.
"Udah puas lo?" Tanya Jihoon dengan suara bergetar ketika pintu telah selesai tertutup, mata hitamnya menatap ke arah Junkyu dengan tatapan bergetar di sertai air mata yang kini menggenang siap jatuh kapan saja.
Sedangkan Junkyu yang di tanyai seperti itu hanya bisa diam saja, tidak bisa berkata apapun saat mata Jihoon sekarang terlihat begitu kecewa. Bahkan karena tatapan itu, semua emosi Junkyu yang semula hampir meluap akibat di tampar keras oleh Jihoon segera menguap entah kemana.
Dirinya salah, dan dia tahu betul akan hal itu. Sikap tenangnya yang biasa dia perlihatkan di hadapan semua orang, memang akan selalu berubah drastis atas masalah apapun yang telah melibatkan Jihoon di setiap sisinya. Jadi untuk masalah kali ini, dia benar-benar tidak lagi bisa mengatakan jawaban apapun. Sebab segala macam alasan atau bantahan yang akan dia katakan, justru hanya akan membuat Jihoon semakin terluka.
"Jawab Kim Junkyu, udah puas lo ngebuat semua orang tahu seberapa murahan nya gue?" Ulang Jihoon dengan suara bergetar dan sedikit naik, tapi sebisa mungkin coba ia kendalikan agar tidak terdengar sampai keluar.
Sebab takutnya, Yoonbin serta semua anggota Gematar 13 belum juga pergi dari apartemen ini. Sehingga ia tidak mau menciptakan konflik lebih lanjut, setelah sebelumnya baru saja selesai berdebat dengan mantan pacarnya itu.
"Gue gak ada maksud sama sekali buat —" belum sempat Junkyu menyelesaikan perkataannya, Jihoon telah lebih dulu mendorong dadanya keras hingga terpaksa mundur beberapa langkah. "Ji maafin gue, please jangan nangis kaya gini. Kalau lo mau pukul gue lagi, silahkan, asal jangan nangis. Gue mohon sama lo, tolong maafin gue."
Tangisan yang dari tadi coba Jihoon tahan akhirnya pecah juga, ia bahkan berulang kali terus menerus mendorong atau lebih tepatnya memukul dada Junkyu sedikit keras. Hingga membuat sang empunya, terpaksa terus melangkah mundur tanpa bisa melakukan permohonan lain untuk menghentikan tindakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Definition - Kyuhoon.🔞
FanfictionPertemanan yang tidak lagi bisa di sebut sebagai teman belaka, bukankah harusnya segera di akhiri? Itu jugalah yang menjadi alasan bagi Junkyu serta Jihoon saling menjauhi satu sama lain, serta berusaha untuk berada pada batasan yang telah mereka te...