🥺

570 36 1
                                    

7 tahun kemudian

Plak!

"Cowok brengsek!"

Rena menjadi cewek ke 99 yang menampar zee selama 7 tahun ini.
Zee memiliki trauma menolak cewek, jadi setiap ada cewek yang memintanya berpacaran pasti dia iyakan.

Hubungan yang tak berdasar pada hati tak akan berlangsung lama.
Sikap zee yang dingin menjadikan cewek-cewek tersebut memutuskan hubungannya sendiri.
Atau saat zee sudah muak dan memastikan cewek tersebut tak punya riwayat penyakit keras yang berkemungkinan akan meninggal dalam waktu dekat, maka zee segera mengakhiri hubungannya.

Sedalam itu luka yang zee terima dari kepergian ashel.

"Bos, kita udah di depan rumah sakit." Ucap roy asisten kepercayaan zee yang juga teman semasa sekolahnya.

Zee membuka pintu mobilnya, berjalan memasuki rumah sakit.
Tangannya sedikit gemetar dan mulai cemas. Lalu dia memasang earphone agar tak mendengar suara apapun yang membuatnya terganggu.

Hari ini pertama kalinya dia bertemu psikiater indonesia, setelah kembalinya dia dari berbagai negara mengurus bisnisnya.
Akhirnya setelah sekian lama dia akan menetap di Indonesia lagi.

"Silahkan duduk saudara zeeco natio, benar?"

"Benar dok."

"Umur sekarang 26 tahun ya."

"Iya."

Zee memang dari dulu membenci rumah sakit, meski sering bolak balik ke rumah sakit hatinya selalu saja gelisah.

"Rileks aja, kita ngobrol-ngobrol santai. Dari datanya tertulis udah 7 tahun ya mengalami anxiety. Jadi apa yang dirasakan?"

"Saya sering mimpi seseorang yang udah meninggal dok, dia orang yang sangat berarti bagi hidup saya. Saat di keramaian juga tiba-tiba saya merasa cemas, seakan banyak orang menunjuk saya sebagai pembunuh."

"Maaf sebelumnya, apa saudara pernah menjadi tersangka pembunuhan?" Tanya dokter sedikit merasa cemas jika yang ada dihadapannya ternyata seorang pembunuh.

"Gak pernah dok. Sahabat saya meninggal karena sakit, tapi juga karena salah saya."

"Saya pikir sebaiknya saudara membuang jauh-jauh rasa penyesalan. Sosok yang menunjuk anda muncul karena rasa bersalah dan pikiran anda sendirilah yang menciptakkannya, katakanlah itu halusinasi. Dan untuk mengatasi cemas yang muncul tiba-tiba, coba pikirkan hal yang membuat saudara merasa tenang dan nyaman. Misalnya keberadaan seseorang yang berharga bisa mengurangi perasaan cemas itu."

"Kita lakukan secara bertahap ya. Untuk sekarang saya resepkan obat yang sama dari dokter sebelumnya."

"Terimakasih dok."

.
.
.

Keesokan harinya, zee memakai kembali seragam sekolahnya.
Dia juga menata rambutnya dan berpenampilan semenarik mungkin.
Setelah menarik napasnya berkali-kali dan merasa rileks dia keluar rumah menuju garasi mobilnya.

Zee kini tinggal sendirian, sebuah rumah yang tak terlalu besar namun dengan fasilitas yang sangat lengkap.
Halaman yang sangat luas dipenuhi rumput hias, tanaman dan bunga-bunga yang bermekaran.

Tentu saja bukan zee yang mengurusnya, melainkan orang-orang yang membantu membersihkan rumah beserta tukang kebunnya akan datang di hari-hari tertentu untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah.

Zee memetik sekuntum mawar merah beserta rantingnya dengan duri yang masih utuh.
Aroma mawar yang sering ia cium saat berkunjung ke rumah mamanya dulu.

Bimbang 2 ~hopeless~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang