Pt. 32

2.1K 266 19
                                        

Cast :
Lee Haechan
Jung Jeno

Genre : Historical, Drama

Rated : G

WARNING : JIKA TIDAK MENYUKAI CERITA INI DIMOHON UNTUK SEGERA KELUAR DARI SINI TANPA MENINGGALKAN KOMENTAR KEBENCIAN! TERIMA KASIH

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

Ibu Suri menatap Haechan yang masih menundukan wajahnya, namun ia sangat yakin jika pemuda itu sedang menangis saat ini. Matanya menelisik tubuh Haechan yang kurus dan ringkih. Pemuda yang menurutnya tampan nan manis saat ia pertama kali melihatnya. Sejujurnya saat pertama kali melihat Haechan, Ibu Suri tidak memiliki kebencian pada Haechan, sungguh sama sekali tidak. Namun saat anak laki-lakinya mengatakan jika dia mencintai pemuda itu, entah kenapa rasa benci dihatinya muncul begitu saja.

"Aku mewakili Yang Mulia Raja akan menjatuhkan hukuman untuk Selir Lee karna sudah berniat mencelakai Yang Mulia Ratu serta calon Putra Mahkota! Setelah berdiskusi dengan Tetua Istana, dan telah memutuskan untuk Selir Lee dijatuhi hukuman cambuk sebanyak 50 kali serta akan dikeluarkan dari Istana!!" Ibu Suri berucap dengan lantang.

Haechan sontak mendongak menatap wanita paruh baya yang ada dihadapannya itu. Ada rasa tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.

"Kenapa?" Pertanyaan itu muncul seketika dibenaknya.

Kenapa bukan hukuman mati?

Haechan mengernyitkan alisnya, merasa bingung dengan hukuman yang Ibu Suri putuskan untuknya. Sebelumnya wanita itu dengan mantap mendeklarasikan jika ia akan memberikan hukuman mati untuknya yang sudah dianggap telah mencelakai calon Putra Mahkota. Tapi kenapa sekarang wanita tua itu mengubah hukumannya.

Ibu Suri menatap mata Haechan dengan tajam sebelum dirinya berputar dan pergi berlalu dari sana. Meninggalkan Haechan dengan pertanyaan yang ada dibenaknya.

Dan setelah itu beberapa penjaga masuk ke lapangan sambil bergotongan membawa sebuah kayu besar yang berbentuk salib dan meletakanya disana.

Seorang penjaga lainnya mendekati Haechan dan membantu pemuda itu untuk berdiri.
"Selir Lee, mohon untuk berbaring disana." Ucapnya sambil melepaskan ikatan pada tangan Haechan.

Haechan mengangguk mengerti. Tanpa berkata-kata lagi Haechan berbaring menelungkup diatas kayu berbentuk salib itu. Kemudian penjaga tadi kembali mengikat kedua tangan dan kedua kaki Haechan agar dia tidak mudah bergerak saat proses penghukuman nanti.

Kemudian seorang algojo berdiri disebelah tubuhnya dengan kayu besar dan pipih dibagian atasnya, mirip seperti alat untuk mendayung perahu sampan. Dan benda itulah yang nantinya akan digunakan untuk mencambuk Selir Lee nanti.

"Hukuman cambuk akan segera dimulai!!" Aba-aba algojo itu.

DUK

Cambuk pertama telah diturunkan. Mengenai punggung Selir Lee secara langsung dan sangat kencang.

Selir Lee meremat kedua tangannya saat merasakan sakit akibat cambukan tadi.

DUK

Cambuk kedua.

DUK

Cambuk ketiga.

DUK

Cambuk keempat.

DUK

Cambuk kelima. 

Dan semua orang disana melihat dengan jelas bagaimana kayu besar itu memukul telak pada bagian punggung sempit Haechan.
Membuat mereka ikut merasakan kengiluan dari beratnya pukulan kayu besar itu.

Sang Musisi [NoHyuk] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang