Ini adalah cerita nyata tentang diriku, bagaimana aku tumbuh dari seorang anak laki-laki yang feminin, imut, dan suka berbicara manja.
Dan bagaimana teman-teman di sekolah memperlakukan aku, hingga awal mula aku berdandan sebagai seorang perempuan d...
Semenjak kenal kak Yola, aku jadi sering mampir ke salonnya, terutama saat tidak ada kuliah....disana aku bisa bebas dandan jadi perempuan. Aku belajar make up dari kak Yola, dan juga bebas memakai baju perempuan kesukaanku...aku bawa dari rumah pinjam punya adik perempuanku meski ukurannya sedikit lebih kecil. Aku suka pake celana pendek hot pants, rok pendek dengan atasan tank top, dan wig rambut panjang..dan heel 5cm.. , aku sengaja ngga pakai stocking karena kata kak Yola pahaku lebih kelihatan mulus tanpa stocking....sexy dan fresh deh pokoknya.
Di salon, aku juga bantuin bersih-bersih kayak menyapu rambut-rambut di lantai, ambilin minum buat pelanggan, sampai pelan-pelan aku bisa juga bantu keramasin rambut. Pokoknya apa aja deh, yang penting aku bisa eksis disitu. Beberapa cewe atau ibu-ibu juga menjadi dekat sama aku, karena aku orangnya lucu, polos.
Dan baru beberapa kali aku main ke salon, sialnya aku bertemu Yuni sahabatku yang rumahnya bersebelahan dengan salon kak Yola, dia ke salon untuk creambath. Dan aku pun malu dan pengen sembunyi pas itu, tapi Yuni ngeliatin aku dia mengenali aku dari bentuk tubuhku karena aku sering main ke rumah Yuni pakai celana pendek. Percuma aja sembunyi, jadi aku sapa dia, "hai Yun, ini aku...Dini" kataku tersipu-sipu. Dan doi kaget setengah mati, katanya "ya ampun Diniiiii...kamu beneran jadi waria yaa?" Aku pun terdiam, wajahku memerah malu banget, tapi Yuni sahabat yang baik, dia lantas memeluk aku sambil berkata "eh...maaf Din...ngga apa-apa kok...kamu perempuan...cantik lho" Aku jawab, "iya Yun...tapi jangan cerita siapa-siapa ya...". "Iya ngga akan Din...." kata Yuni.
Selain itu dengan kehadiranku di salon sering membuat tamu laki-laki, mencuri-curi pandang untuk melirikku bahkan menggodaku...hal yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Ternyata menjadi perempuan membuatku lebih punya nilai plus dimata kaum lelaki, padahal mungkin mereka hanya memandangku sebagai pemuas nafsu saja, atau sebagai laki-laki kemayu yang aneh...ahh aku tidak peduli.
Tamu laki-laki biasanya datang di siang hari terutama jam istirahat siang, mulai dari mas-mas dan koko-koko, sampai om-om menjadi pelanggan di salon mami Yola...oya, juga aku sekarang memanggil kak Yola dengan sebutan mami, karena dia udah seperti mami aku, cerewet.
Hingga akhirnya suatu siang di hari Jumat, pas kebetulan tidak ada kuliah di kampus...aku pergi ke salon, sampai di sana masih pagi....seperti biasa aku make up dan dandan dulu di kamar mami Yola, terus aku ganti pakai rok pendek kepunyaan adik perempuanku yang sengaja aku bawa dari rumah serta atasan tank top warna hijau dan juga bra milik adikku...agak sempit sih, tapi malah sexy kalo aku yang pakai, kelihatan montok gitu. Sementara untuk wig dan sepatu aku masih pinjam mami Yola, karena belum punya sendiri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selesai dandan, aku keluar kamar dan berjalan menuju ke ruang salon. Ternyata sudah ada mami Yola sendirian sedang meng-creambath seorang laki-laki lebih tepatnya om-om yang memakai seragam coklat, kayak Pegawai Negeri. Om tersebut namanya om Lukas, kelihatan orang dari tanah seberang mungkin Papua atau Maluku gitu, tinggi besar dan hitam legam warna kulitnya.