1. Introduce

34 4 0
                                    

Hari ini aku memutuskan untuk berlibur ke suatu tempat yang sangat jauh. Seminggu ini aku hanya ingin merasakan tenang tanpa memikirkan apapun yang memberatkan beban pikiranku. Pokoknya selama liburan aku hanya boleh memikirkan hal yang membuatku senang.

Aku duduk santai di pinggir balkon sambil menikmati sentuhan hangat mentari pagi. Aroma dedaunan masih sangat terasa di tempat ini. Aku tidak mau memberi tahu secara gamblang di mana aku sekarang berada, karena sudah jelas ini tempat rahasiaku. Hampir lupa, pagi ini aku tidak ditemani oleh teh apalagi kopi karena memang aku sedang tidak tertarik untuk meminum kedua jagoan minuman di pagi hari.

Sungguh sangat nikmat ketika angin lembut menyapa, aku mau tak mau memejamkan mata, entah kenapa aroma suasana pagi ini seakan membawaku ke masa di mana aku masih sangat kecil. Ah, aromanya benar-benar candu.

****

Aku masih mengenakan seragam putih biruku ketika beberapa saat yang lalu aku dijemput oleh teman sebangkuku untuk pergi ke suatu tempat. Aku masih bingung dan bertanya-tanya pasalnya aku tidak tahu kami akan pergi ke mana, aku terus bertanya pada Bella-temanku ia akan membawaku ke mana, tapi percuma Bella hanya tersenyum sambil menggeleng. Dengan  motor kebanggannya kami sudah sampai di tempat yang sangat ramai, ditambah suara berisik yang sangat mengganggu pendengaranku.

"Ini apaan dah?" tanyaku pada Bella yang baru saja merapikan rambutnya setelah memakai helm.

"Lha, emang lo nggak tahu ini apaan?" Bukannya menjawab Bella malah balik bertanya. Aku menggeleng karena memang tak tahu apa yang terjadi saat ini.

"Masa lo nggak tahu? Ini tuh lomba Band, ke mana aja lo, Nya?" Bella menggeleng tak habis pikir, sementara aku melongo dan tidak begitu tertarik dengan apa yang diucapkannya. Band? Aku benar-benar biasa saja dengan kata-kata itu.

"Gue tunggu di sini aja, ah," ucapku malas. Mana bajuku belum berganti sama sekali. Berbeda dengan Bella yang sudah sangat cantik dan rapi khas anak-anak abg kekinian.

"Nggak! Kita harus ke sana!" Bella menarik tanganku mengikuti langkahnya ke bawah tenda yang sudah dipenuhi oleh orang-orang yang nggak aku kenal sama sekali. Mungkin ada yang dari sekolah lain.

Bella sangat antusias sekali ketika seorang MC berteriak menyebutkan nama sekolah kami, "Inilah dia penampilan selanjutnya dari SMP Tunas Bangsa, mari kita saksikan bagaimana performa para penerus-penerus bangsa ini...." Bella bertepuk sangat kencang membuatku tersadar, akan hadirnya wajah seseorang yang tidak asing tapi aku tidak tahu siapa dirinya.

"Gila keren banget Adji," teriak Bella membuatku bertanya-tanya di mana letak kerennya?

Kami masih berada di kelas Satu SMP dan bulan depan baru naik kelas dua. Jujur aku tidak begitu mengenal Adji, yang aku tahu dia salah satu anak dari donatur di sekolah kami. Selebihnya aku sama sekali tidak tahu.

"Adji adji adji!" Teriakan-teriakan itu terdengar semakin menjadi ketika orang yang bernama Adji itu unjuk kemampuan dengan memainkan stick drum. Perempuan-perempuan sebayaku mulai menggilai Adji. Aku mencoba menatap Adji dari kejauhan, tak salah memang, lelaki itu sangat keren bermain drumnya. Sampai seseorang menghalangi penglihatanku dengan berdiri tepat di depanku. Menyebalkan sekali.

"Anjir!" bisik Bella ketika lelaki berada di depanku.

"Kenapa?" tanyaku tak kalah berbisik.

"Dia, Rama!" pekik Bella tertahan.

Jika dilihat dari ekspresi Bella saat ini sepertinya dia sudah mengenal lelaki bernama Rama itu. Dari posisiku saat ini aku bisa merasakan kalau auranya sangat kuat.

Injury TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang