Dissemble

1.7K 178 52
                                    

It's been a while, isn't it?

Setelah berbulan-bulan hiatus, akhirnya aku punya kesempatan buat update lagi.

Dan oneshot ini akan diawali oleh your all time favorite Celine Couple, Taelice ;)

But no, this oneshot will not only relate to Taelice. I will write multiship Lisa here.

Pardon my writing style, setelah sekian lama nggak nulis kayaknya aku perlu sedikit pemanasan lagi, wkwkwk!

Hope you guys enjoy it! 🖤

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Lalisa menggerutu seraya melangkah menuju ruang singgasana. Ayahnya tengah menanti untuk mengumumkan penjaga baru yang akan mengawasinya.

Sebelumnya ia telah berhasil menyingkirkan tiga orang, tapi itu tidak membuat ayahnya berhenti mencoba.

Raja membenci kebiasaan Lalisa yang suka menyelinap keluar dari kastil dan berpesta dengan para penduduk kota.

Lalisa melihatnya sebagai momen kebersamaan. Tentu saja, tidak ada satu pun dari para penduduk itu yang tahu bahwa ia adalah seorang puteri kerajaan yang kelak akan meneruskan tampuk pemerintahan, tapi apa salahnya? Ia hanya mencoba 'bergaul layaknya manusia normal'.

Tapi tidak, sebagai seorang puteri mahkota, ia harus tetap berada di dalam perlindungan tembok istana sepanjang waktu.

Lalisa terus merajuk sembari menundukkan kepalanya karena frustrasi. Dia menjadi tawanan di sini, semua karena kerajaan tetangga telah menyerukan ancaman penyerangan kepada mereka.

Ketika ia masuk ke ruang singgasana, ayahnya duduk di ujung aula, mahkota emas tersemat kokoh di atas kepala. Punggung tegak, dan sorot mata merah menyala. Sang raja tampak sangat marah.

Lalisa terus melangkah hingga berada di hadapan sang ayah dan buru-buru membungkuk, "Ayah ingin bertemu denganku?"

"Kau terlambat." Sahut sang raja.

Ketika Lalisa tidak merespon, sang ayah menghela nafas panjang dan mengusap wajahnya dengan kasar.

"Lalisa, aku ingin kamu memikul tanggung jawab sebagai puteri mahkota dengan serius. Aku tidak akan terus hidup dan berada di sini. Aku punya pengawal pribadi baru untukmu. Ini adalah Kim Taehyung."

Seorang pemuda tinggi, yang Lalisa tebak berkisar seratus delapan puluh sentimeter, melangkah maju dan membungkuk di hadapan Lalisa.

Ketika ia kembali menegakkan tubuhnya, Lalisa tak dapat memungkiri lelaki muda itu cukup, atau lebih tepatnya, sangat tampan.

Sebagai seorang prajurit, pemuda itu memiliki bahu lebar, otot kencang yang tak nampak berlebihan, dan sorot mata tajam yang menampilkan garis-garis halus di sudut-sudut kelopaknya, menunjukkan bahwa pria itu telah melalui begitu banyak tantangan dalam menjalani tugasnya.

Penampilannya dilengkapi baju besi berkilau yang hanya dimiliki oleh para pria atau wanita pemberani saat mereka diberi gelar kebangsawanan.

Mungkin, pengawalnya yang satu ini tidak terlalu buruk. Jika ia masih dapat diajak bertukar cerita dan tertawa bersama, mungkin, mungkin saja mereka dapat akrab satu sama lain.

"Senang bertemu denganmu, Taehyung. Aku turut prihatin karena kau terjebak di sini dan harus mengawasiku sepanjang waktu." Lalisa dapat merasakan sorot mata tajam sang ayah saat mendengar ucapannya.

MON UNIVERS [Lalisa Multiship]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang