Prolog

19 4 2
                                    

"Seluruh dunia bergantung pada kasih sayang Dewa. Dan Dewa memberikan kasih sayang itu, dengan memberikan sedikit kekuatannya pada manusia. " Suara pria tua yang lembut itu menjelaskan pada 2 anak kecil di hadapannya.

"Dewa memberikan sedikit kekuatannya, membuat 7 kekuatan elemen tersegel ke dalam 7 buah kristal yang tersebar diseluruh dunia. " Pria tua itu membalik buku cerita di pangkuannya. Menarik nafas, bersiap membaca cerita selanjutnya.

"Suatu masalah kemudian terjadi. Karena sifat seorang manusia yang tamak. Dia kemudian berkeliling dunia, mencari ketujuh kristal itu. Menghancurkan negeri yang diberkahi. Sampai saat dia hampir mendapatkan kristal terakhir, dewa memutuskan untuk mengambil ke enam kristal yang dia miliki dan menyegel kristal itu pada tubuh seorang manusia. Sementara si manusia, dia dihukum untuk terus mengembara selamanya."

Pria tua itu menatap kedua anak kecil yang matanya terlihat berbinar. Sebuah kehangatan terpancar di rumah itu. Pria tua itu mengusap pelan kedua kepala anak itu, menggendong mereka dan menaruhnya di atas kasur.

"Apakah si manusia itu masih hidup kakek? " Tanya si kakak, pria tua tersenyum kemudian menjawab pelan.

"Entahlah."

"Itulah akibatnya kalau rakus! Seperti kamu yang rakus sampai ambil makananku! " Si Kakak mengejek si adik. Si adik cemberut, menimbulkan gelak tawa di ruangan kecil itu. Si adik hendak bertanya, pria tua itu kemudian menepuk pelan tubuh keduanya. Membuat si adik mengurungkannya.

"Tidurlah cucu cucu kakek, esok adalah hari yang baru untuk petualangan baru. "

***

"Malam yang indah..

Bulan saat ini sedang dalam keadaan penuh. Memberikan cahaya redup nan indah pada seluruh tempat yang ada. Makhluk nokturnal menjalankan aktivitasnya sementara makhluk lain tenggelam dalam tidurnya.

Suara gaduh dan berisik di ruang bawah tanah membangunkan Ellie dari tidurnya. Merasa terganggu, Ellie pun berusaha bangun dan turun guna mengecek keadaan di sana. Namun saat dirinya baru saja sampai dipintu, ia terkejut lantaran kakaknya sudah berpakaian rapi. Seperti hendak pergi ke tempat jauh.

"Cleven?" Panggil Ellie. Yang dipanggil menoleh, memberikan tatapan tajam pada gadis itu. Ellie terkejut. Cleven tak pernah memberikan tatapan semengerikan itu padanya.

Cleven berjalan menuju pintu tempat Ellie berada. Ellie segera menutup pintu itu dengan tubuhnya meski dirinya merasakan ketakutan yang menjalar pada Cleven.

Tidak, itu bukan Cleven.

"Minggir." Perintah Cleven. Ellie tak bergeming. Ia berusaha mencegah Cleven pergi. Cleven yang melihat itu hanya diam dan mulai melangkah mendekati Ellie.

"Kau mau kemana malam-malam begini?" Tanya Ellie sembari memberanikan diri walau ketakutan itu makin menjadi-jadi. Ia tak mau Cleven meninggalkannya. Instingnya tau bahwa Cleven saat ini tengah dirasuki sesuatu. Terlihat dari warna bola matanya yang berubah menjadi merah juga tatapannya yang menajam. Ellie juga tau bahwa ia tak akan mampu melawan makhluk tersebut. Tapi demi Cleven, ia akan mempertaruhkan segalanya.

Cleven tiba-tiba mendekat ke telinga Ellie. Membisikkan sesuatu yang membuat pandangan Ellie mulai kabur. Ellie melawan, namun tubuhnya tidak sanggup hingga akhirnya terjatuh.

"Maafkan aku" Itulah kata yang Ellie dengar sebelum akhirnya dirinya tidak sadar sepenuhnya.

*

Pagi menjelang. Ellie terbangun karena merasa ada sesuatu yang mematuk tangannya. Ia membuka mata dan mendapati burung hantu milik Cleven, Mighty, menatapnya sedih. Ellie yang tersadar langsung bangkit, namun urung pergi karena ia tau Cleven telah pergi jauh. Ia kembali terduduk diatas sofa tempat ia tidur tadi. Matanya menghangat dan mulai larut dalam kesedihan.

Mighty menggeret sebuah buku kepada Ellie yang menangis. Mematuk pelan kaki Ellie guna memintanya membaca buku tersebut. Ellie yang masih bersedih kemudian menatap Mighty yang menunjuk buku tua bersampul coklat menggunakan paruhnya. Perlahan Ellie mengambilnya dan mulai membaca buku di halaman pertamanya.

'Jika ketujuh kristal ajaib berkumpul, maka apapun keinginanmu akan dipenuhi tanpa terkecuali.'

Ellie mengernyit, buku ini sudah lama tidak ia baca semenjak kematian sang Kakek. Tapi ia sangat yakin, kata kata tadi tidak pernah ada dalam buku tersebut. Ellie sangat yakin, ingatannya tidaklah buruk. Tapi bagaimana tulisan tersebut muncul bagaikan bagian dari buku tersebut? Apalagi berada dibagian pertama.

Ellie lanjut membaca buku itu hingga ia tau bahwa Cleven pasti pergi guna mengumpulkan kristal ajaib itu. Entah apa yang membuat Cleven percaya akan hal itu. Terlebih lagi, bukankah ketujuh kristal ini terdengar seperti sebuah legenda yang tidak nyata?

Tidak, Ellie ingat sekali bahwa yang semalam itu terasa seperti bukan kakaknya.Seakan-akan sesuatu merasukinya, dan pastilah makhluk ini yang sangat menginginkan kristal-kristal tersebut. Jika memang begitu, sepertinya legenda ini benar adanya. Ellie kemudian menemukan satu hal.

Untuk menyelamatkan Cleven, dia harus menemukan kristal-kristal tersebut sebelum Cleven.

Ia kemudian segera bergegas menuju kamarnya. Mengambil beberapa persediaan didapur dan membawa beberapa persenjataan. Walaupun ia merupakan penyihir, tapi tentunya ia tidak akan lepas dalam situasi mendesak bukan?

Ellie kemudian keluar dari rumahnya. Mengunci pintu dan menatap lamat rumah kecilnya itu. Tak tau akan berapa lama ia pergi tapi ia berjanji ia pasti akan kembali. Tentunya dengan Cleven.

Mighty terbang dan hinggap dipundak Ellie. Ellie kemudian memakai tudung mantelnya. Berjalan perlahan meninggalkan rumah.

Ia harus membawa Cleven kembali.

The Guardian of Crystal Element Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang