Jam sudah menunjukkan pukul 14.30, seluruh SMA Brawijaya bergegas untuk pulang kerumahnya masing-masing termasuk Dira yang tengah menunggu bis kecil untuk ditumpanginya
Sambil menunggu gadis itu duduk di halte dekat dengan sekolahnya, namun tak berselang lama seseorang menghampirinya dan duduk disebelahnya
Dira menoleh dan melihat Raden yang tengah tersenyum kearahnya "Hai" sapa lelaki itu tanpa ada rasa bersalah
"Pulang bareng sama gue aja, Ra" tawarnya
Dira menggeleng "Dira bisa pulang sendiri ka"
"Gue anter pulang aja biar cepet" kata Raden ngotot
Lagi-lagi gadis itu menggeleng dan berdiri dari duduknya hendak pergi namun tangannya dicekal oleh Raden, lelaki itu menarik kasar tangan Dira membawanya ke parkiran sekolah
Lelaki itu juga membuka kasar pintu mobil dan menyuruh Dura untuk masuk
"Sakit ka" lirih Dira, pergelangan tangannya memerah akibat cengkraman kuat yang dilakukan Raden
Raden melepaskan cengkeramannya dan menatap Dira tajam "Cepet masuk"
"Dira ngga mau ka" Gadis itu tertunduk menatap sepatunya
Dengan kesal Raden membenturkan tubuh Dira pada pintu mobil yang sebelumnya ia tutup kembali, lelaki itu mengurung tubuh mungil Dira dengan kedua tangannya
"Lo bisa ngga si sekali-kali nurut sama gue" ujar Raden kesal
"Jangan bikin gue marah sama sikap lo, Dira" lanjut lelaki itu, tangan Raden sekarang mencengkeram erat dagu Dira, membuat gadis itu meneteskan air matanya karena takut
"Maaf ka" lirihnya
Cup
Raden mencium bibir Dira dengan kasar ia bahkan tak segan-segan meremas payudara kiri Dira
Sedangkan Dira terus terisak sambil memukul-mukul dada Raden agar menghentikan ciumannya
Lima menit berlalu, Raden menyudahi ciumannya dan menatap Dira kagi
"Cepet masuk" titah Raden, melihat Raden yang sudah emosi Dira memilih mengikuti perintahnya dan duduk di sebelah Raden
Lelaki itu masuk dan duduk di kursi kemudi lalu membanting pintunya dengan kasar
"Tapi Dira mau ke rumah sakit ka" ujar Dira ketika mobil itu sudah berjalan
"Rumah sakit mana?" Tanya Raden
Dira nampak berfikir sebelum akhirnya menjawab "Mutiara Harapan"
Raden mengangguk dan kembali fokus menyetir, membutuhkan waktu satu jam untuk sampai di rumah sakit itu
Setelah lama mereka berdua terdiam akhirnya Raden membuka pembicaraan
"Dari pada lo liatin jalan mending sepongin kontol gue" ujarnya membuat Dira hampir saja tersedak air liurnya sendiri
Gadis itu menoleh kesamping menatap Raden, lalu menggeleng "Ngga ka"
Ck
Raden berdecak dan menghentikan mobilnya dipinggir jalan yang tak terlalu ramai itu
"Cepetan, Ra"
Lagi lagi gadis itu menggeleng membuat Raden emosi
"Lo mau ibu lo kelamaan nunggu lo ha?"
Dira menggeleng cepat "Engga ka"
"Yaudah cepetan sepongin"
Raden membuka resleting celananya dan mengeluarkan penisnya yang sedari tadi sudah menegang, ia menarik kepala Dira agar menunduk dan menyuruh Dira membuka mulutnya